Two

563 47 15
                                    

Pagi itu tidak begitu sejuk. Yeji buru-buru ke sekolah dengan tingkat kecemasan yang berlebihan. Memikirkan PR yang belum ia kerjakan. Saat sedang berlari di lorong-lorong sekolah tiba-tiba ada yang mengejutkan Yeji.

"Hei lo. Tunggu!" seruan kecil itu cukup mengejutkan Yeji di pagi hari.
"Lo nanya ama siapa? Gue?" ucap Yeji cuek.

"Bukan sama lo, tapi bayangan tadi gue liat tu bayangan disini. Gatau sekarang pergi kemana?" ucap laki-laki itu.

"Ledekan lo gak bermutu banget. Udah lo cari aja tu bayangan. Teserah mau diapain. Permisi!" ujar Yeji bermaksud meninggalkan lelaki itu.

"Tunggu. Jangan jutek makin jelek tau. Lo anak baru ya disini?" tanya laki-laki itu.

Lagi-lagi langkah kaki Yeji berhenti. Ingin sekali rasanya untuk cepat pergi dari hadapan laki-laki menyebalkan ini. Yeji memicingkan mata dengan alis sedikit berkerut.

"Biarin jelek. Tu lo tau gue anak baru, trus buat apa lo nanyain hal gak penting?? Kalo omongan lo gak ada lagi, gue cabut." Ujar Yeji kemudian membalikkan badan dan meninggalkan laki-laki itu.

"Oke gue cuma mau tau nama lo, gue Lee Haechan" ujar laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya.

"Hwang Yeji" ujar Yeji kemudian berlalu meninggalkan Haechan.

"Gue harus dapatin lo." Ujar Haechan yang sepertinya begitu tertantang dengan gadis seperti Yeji.








Sesampainya Yeji didalam kelas ia segera menyalin pr Lia.
"Haha lo aneh deh Ji, perasaan pr enteng gini kemarin lo jagonya, kenapa sekarang jadi gak ngerjain gini?" tanya Lia.

"Gue sibuk Li" ujar Yeji.
"Ya udah deh kerjain aja tu..." ujar Lia.





Jam istirahat berbunyi. Menghabiskan waktu istirahat di kantin sekolah merupakan penggalan waktu yang sangat menarik bagi Yeji dan ketiga sahabat barunya. Namun sepertinya ada perbedaan dihari ini. Yuna tampak tidak begitu bersemangat.

"Lo kenapa Yun?" tanya Yeji.

"Yuna" ujar Yeji.

Yuna yang sepertinya sedang melamun kemudian kaget akan panggilan Yeji.
"Ia kenapa Ji?" tanya Yuna.

"Lo ada masalah Yun?? Cerita sama kita." Ujar Lia.

"Gue putus sama Jisung." Ujar Yuna.

"Kenapa?" tanya Ryujin.

"Gue rasa dia bosan sama gue." Ujar Yuna menunduk.

"Sabar Yun, kita selalu ada untuk lo." Ujar Lia sambil memeluk sahabatnya itu.
"Thank's semua" ujar Yuna bahagia.

🌱🌱🌱

Siang itu cukup panas. Yuna masih betah duduk di halte sekolah menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Ia kembali menyesal mengapa tadi tak menerima ajakan Yeji.

Hari semakin sore. Saat sedang menunggu tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depan Yuna. Sosok yang Yuna rindukan namun ingin ia lupakan keluar dari dalam mobil itu.

"Ikut gue. Gue disuruh nyokap lo buat jemput lo." Ujar laki-laki itu dingin.

"Biar gue disini aja, makasih sebelumnya" ujar Yuna sambil terus menunduk.
"LO DENGER GAK SIH MASUK SEKARANG !! LO TANGGUNG JAWAB GUE!!!" ujar laki-laki itu dengan nada otoriter.

Nyali Yuna ciut. Ia terdiam kemudian masuk kedalam mobil. Hanya ada kebisuan didalam mobil itu. Tak ada yang memulai pembicaraan. Sampai akhirnya mobil itu berhenti disebuah taman. Taman yang mempunyai begitu banyak kenangan untuk ia dan laki-laki disebelahnya.

"Turun sekarang. Gue mau lo jelasin semuanya sama gue sekarang" perintah laki-laki itu.

Yuna turun kemudian duduk di bangku taman itu. Di ikuti Jisung.

"Jelasin semuanya sama gue Yun dan sorry tadi gue bentak lo" Ujar Jisung.

TBCVOTE + KOMEN NYA GUYS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
VOTE + KOMEN NYA GUYS

Our Story | NCTZY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang