Eight

495 33 0
                                    

Pagi itu Yeji memutuskan untuk tidak berangkat kuliah.  Ia memilih untuk memasak, masakan kesukaan suaminya dan menunggu Haechan tiba kembali di Jakarta.

Yeji memang tak begitu bisa memasak, tapi setidaknya ia sudah pernah belajar memasak sewaktu ia tinggal di asrama Hawthorne.

Pagi itu Yeji begitu bersemangat ketika 30 menit yang lalu Haechan menelponnya dan mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan ke Jakarta.

Benih-benih cinta itu mulai tumbuh
Ini takdir...
Karna mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama

🌱🌱🌱

Yeji sudah siap didepan meja makan, menunggu sang suami tercinta yang sekarang mungkin sudah mulai ia cintai.

Mulai hari ini Ia bertekat untuk menjadi seorang istri yang baik , untuk seorang Lee Haechan.

Deruan mobil Haechan terdengar dari arah depan. Dengan segera Yeji membukakan pintu untuk Haechan.

Yeji tersenyum senang melihat sang suami yang baru saja keluar dari dalam mobil. Segera ia menghampiri Haechan, seulas senyum kembali ia berikan pada Haechan.

Haechan heran, melihat kelakuan istrinya itu. Tapi ia merasa senang karna setidaknya inilah yang ia harapkan dalam pernikahannya.

“Gak kuliah Ji?” tanya Haechan memulai pembicaraan.

“Gak, aku kan mau nungguin kamu” Ujar Yeji sambil tersenyum.

“Lah sejak kapan  ngomongnya pake aku-kamu?" tanya Haechan heran.

“Ga boleh? ya udah!” ujar Yeji kemudian meninggalkan Haechan dan masuk ke dalam rumah.

Haechan merutuki kesalahannya. Kenapa tadi ia berkata seperti itu pada Yeji.

Tanpa babibu ia kemudian mengejar Yeji .

Yeji kini tengah duduk di ruang TV, dengan wajah yang begitu tidak bersahabat. Haechan kemudian langsung mengambil posisi duduk disebelah istrinya itu.

“Ji, jangan ngambek dong, kita makan keluar ya, aku laper!” ujar Haechan manja.

Yeji tak menghiraukan Haechan, Haechan benar-benar sudah merusak moodnya pagi ini.

“Gue udah siapin sup kesukaan lo.” Ujar Yeji tanpa memandang Haechan sedikit pun.

Mata Haechan berbinar-binar.

Bagaimana tidak.

Semenjak pernikahannya 4 bulan lalu, baru kali ini Yeji mau memasakkannya makanan.

Dengan gerakan cepat kemudian ia berjalan ke arah meja makan dan mencicipi sup buatan istrinya. 

“Enak Ji sumpah. Kapan-kapan buatin aku lagi ya?” ujar Haechan memelas.

“Gak!” ujar Yeji.

“Yah...”

🌱🌱🌱

Malam itu Yeji bingung, perkataan Yuna tempo hari terngiang kembali di ingatannya. Apa harus sekarang?.

Beberapa hari yang lalu juga mamanya dan mamanya Haechan sudah menuntut untuk mendapatkan cucu.

Haechan yang baru saja keluar dari kamar mandi, kemudian menghampiri istrinya itu. Lalu mengambil posisi duduk disebelah kanan Yeji.

“Ada apa Ji?’ tanya Haechan yang baru saja datang.

“Mama sama Bunda minta cucu.” Ujar Yeji sambil menunduk.

“Udahlah, jangan pikirin mereka. Mereka cuma becanda kok, lagian kitakan bisa adopsi anak.” Ujar Haechan sambil menenangkan sang istri.

Our Story | NCTZY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang