"Baiklah, kita sudah sampai,"
JAEMIN turun dari kuda lalu bergegas menggendong tubuh mungil Odette untuk ikut turun ke bawah. Pria itu tersenyum kecil lalu membersihkan sudut bibir Odette yang kotor karena saus.
"Haruskah aku merahasiakan soal pesta tadi?" tanya Jaemin sengaja. "Penduduk desa sangat baik kan? Bahkan mereka mengizinkan kamu makan daging sampai sebanyak itu."
Odette hanya cengengesan, "entahlah, yang pasti hari ini aku sangat puas! Perutku terasa penuh karena makan daging sejak tadi siang," sahutnya heboh.
Kemudian Odette mendekat untuk membisikkan beberapa kalimat lagi kepada Jaemin.
"Kapan-kapan kita ke desa itu lagi yuk, aku mau coba panggang daging rusa sendirian." ujar Odette dengan kedua mata berbinar-binar.
Jaemin hanya mengangguk pasrah sembari menuntun kuda Istana kepada pengawal yang berdiri tak jauh dari mereka berdua. Sepertinya pengawal-pengawal Regina sedang memperhatikan interaksi Odette dan Jaemin.
Melihat Odette yang seleluasa itu berbicara pada Jaemin membuat mereka iri...
"Tuan Putri, kamu tidak kembali ke kamar?" tanya Jaemin mengubah topik pembicaraan.
Odette menggeleng, "aku masih ingin ngobrol dengan kamu, Na. Pasti kamu gugup karena besok akan dites oleh ayah kan?" sahut Odette teringat ucapan Jaemin ketika mereka diperjalanan pulang.
"Entahlah, aku jauh lebih gugup saat menghabiskan waktu bersamamu." balas Jaemin menggodai Odette.
Sesaat, Odette melongo kaget seusai mendengarnya. Dia langsung menyikut pinggang Jaemin sambil mencuatkan bibir untuk menguasai wajahnya agar tetap terlihat tenang. Jaemin selalu berhasil membuat Odette terkena serangan jantung lewat perkataannya.
Kenapa bisa begitu ya?
"Lucu sekali," Odette tertawa kikuk. "Ka-kalau begitu aku masuk duluan ya, selamat malam!!"Jaemin hanya tersenyum saat melihat Odette yang berlari-lari kecil di taman Istana. Gadis itu sangatlah manis ketika salah tingkah, Jaemin suka dengan ekspresi Odette yang murni tanpa dibuat-buat.
Dasar gadis itu! Dari dulu sampai sekarang tidak berubah sama sekali...
Ketika Jaemin kembali mendekati pengawal sambil membawa kuda, aura tak enak keluar dari tubuh mereka. Sorot mata yang begitu tajam memandangi Jaemin seolah tersaingi dengan kehadirannya. Alis Jaemin langsung terangkat sebelah karena masih bingung dengan situasi ini.
Apakah Jaemin melakukan kesalahan?
• • •
"Tuan Putri!"
Odette langsung dihampiri oleh Carol saat gadis itu masuk ke aula Istana. Odette memandangi Carol yang sedang memasang sorot mata berbinar-binar sembari tersenyum kikuk.
Pasti Carol akan—
"Bagaimana perjalanan anda dengan Kesatria Jaemin? Apakah menyenangkan?? Kalian pergi ke mana dan melakukan apa saja? Pasti seru sekali kan?!!"
Odette menerima uluran tangan Carol yang menuntunnya menuju kamar, sang Putri Regina hanya menghela nafas sebagai reaksinya.
"Entahlah, perjalanan tadi memang cukup menyenangkan sih. Jaemin benar-benar pria yang baik," sahutnya pelan. "Tapi aku malah merasa aneh dengan perasaanku sendiri."
Kening Carol mengerut, "merasa aneh? Kenapa bisa begitu, Tuan Putri?" ia bertanya.
Odette menghendikkan bahu seolah tidak tau jawabannya. Gadis itu cukup lelah dan butuh istirahat yang banyak untuk saat ini, Odette tidak mau memikirkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] S K Y : "Sebelum Na Pergi"
Fanfiction[ 100% MURNI DARI IMAJINASI PENULIS, BUKAN TERJEMAHAN!! ] Jaemin tidak menyangka pertemuannya secara kebetulan dengan seorang gadis akan membawa dampak yang luar biasa. Hidup Jaemin kembali berwarna seusai menyadari bahwa gadis tersebut adalah orang...