"Atur ekspresimu."
SUARA Eden mendingin seolah memberi peringatan kepada Odette. Pria itu mempererat genggaman tangannya sampai Odette meringis pelan. Ia tidak nyaman berada di posisi seperti ini.
Eden datang untuk menjemputnya ke aula pesta, diluar dugaan karena Odette berpikir bahwa Jaemin yang akan ke sini. Sedetik pun tidak terpikirkan sama sekali bahwa Eden lah yang akan muncul.
Aku takut ... benar-benar takut. Odette membatin risau. Ia menyentuh amulet di lehernya dengan perasaan campur aduk, hanya sosok Jaemin yang terpikirkan.
Salahkah jika dia—
"Hei,"
Tiba-tiba Eden memperhatikan sosok Odette yang berjalan di sampingnya dengan pandangan lekat. Pria itu menyeringai kecil lalu bertanya, "kau masih takut padaku? Padahal penampilanku sudah banyak berubah loh,"
Dia berbisik. "Wajahku juga tidak mengerikan lagi seperti dulu, tapi kenapa kamu masih gemetaran begini?" tanya Eden penasaran.
"Apakah wajahku ada di lantai? Jelas-jelas aku ada di sebelahmu," sindir Eden tajam. "Kau tidak melihatku dengan benar, sedikitpun tidak...."
Jantung Odette seperti ingin mencelos di tempat. Gadis itu semakin takut mendengar ucapan Eden yang tak jauh berbeda dengan ancaman. Odette hanya bisa terdiam seperti patung.
Dia mengulum bibir sambil menundukkan kepala.
"Cih, ya sudahlah,"
Secara tidak sengaja, Eden melihat amulet yang tergantung di leher jenjang Odette. Pria itu mengangkat sebelah alisnya, "....itu amulet kan? Kamu pakai amulet?"
Odette terperanjat karena Eden sadar soal amulet yang ia pakai. Padahal sudah disembunyikan loh dengan gaunnya, bagaimana bisa masih ketahuan?
"I-iya," sahut Odette pasrah. "Memangnya kenapa?" ia balik bertanya.
Eden tersenyum, sedikit puas karena Odette akhirnya menyahut. "Aura dari amuletnya terasa," nada suara pria itu berubah lebih lembut. "Kenapa kamu pakai amulet?"
Odette melirik sosok Eden yang masih menatapnya intens, gadis itu agak kikuk. "Sebagai pelindung diri." ia menyahut seadanya.
"Siapa yang kasih?"
"Na Jaemin."
Jawaban spontan itu membuat Odette langsung mengatupkan bibir. Ia merutuki dirinya karena memberitahu Eden soal amulet pemberian Jaemin dengan gampang. Kalau terjadi pertikaian lagi, bagaimana?!
Dasar bodoh, kenapa mulut ini tidak bisa dikontrol??? Umpat Odette kesal setengah mati.
Eden mencibir, "aku semakin yakin kalian diam-diam berhubungan. Apakah Raja Regis tau soal ini? Bagaimana bisa beliau diam saja tanpa memberi respon?"
"Itu karena aku tidak memberitahunya," Odette memijat pelipis. "Sudahlah, aku yakin kau pasti akan mengadu soal ini pada ayah. Silahkan saja kalau kau mau."
Apa sih yang aku harapkan? Kenapa juga aku bersikap seperti ini? Odette mendengus pasrah.
Eden tidak mungkin sebaik itu setelah dikecewakan oleh Odette sejak kecil. Bahkan ia yakin 100% bahwa Eden sangat membenci dirinya, Eden pasti juga muak dengan sikap Odette selama ini.
Hanya karena kutukan itu ... hubungan mereka jadi mereng—
"Tidak kok."
Odette terkejut bukan main, "hm?" ia menoleh.
"Aku tidak ada niatan sama sekali untuk memberitahu ayahmu. Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?" tanya Eden kebingungan.
Gadis di sebelahnya tercekat. "Hah?! Ka-kamu serius??"
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] S K Y : "Sebelum Na Pergi"
Fanfic[ 100% MURNI DARI IMAJINASI PENULIS, BUKAN TERJEMAHAN!! ] Jaemin tidak menyangka pertemuannya secara kebetulan dengan seorang gadis akan membawa dampak yang luar biasa. Hidup Jaemin kembali berwarna seusai menyadari bahwa gadis tersebut adalah orang...