Besoknya.
-
"Silahkan masuk, tuan. Yang Mulia Raja sudah menunggu anda sedari tadi."
JAEMIN mengangguk singkat lalu berjalan masuk ke dalam ruangan Raja Regis yang dijaga cukup ketat oleh beberapa pengawal. Jaemin merapikan sesaat pakaian dan rambut cokelatnya agar terlihat lebih rapi.
Dia menundukkan kepala ke arah Raja Regis yang sedang tersenyum. Jaemin menguasai raut wajahnya agar tetap terlihat tenang.
"Berkat dan keagungan Dewa menyertai anda selalu, Yang Mulia," Jaemin memberi salam. "Saya mohon maaf karena datang terlambat, pasti anda merasa sangat jenuh."
Raja Regis langsung tertawa. "Ayolah nak, kamu tidak perlu berbicara secara formal denganku, silahkan bicara senyaman mungkin agar suasana di antara kita tidak canggung." beliau berkata.
"Tapi Yang Mulia—"
"Ini adalah perintah dariku, Na Jaemin."
Baiklah! Jaemin menyerah karena malas berdebat terlalu panjang dengan Sang Raja. Entah kenapa bapak atau anaknya sama-sama punya sifat yang keras kepala, Jaemin selalu saja mengalah.
Dengus panjang keluar dari mulut Jaemin, "aku mengerti. Ngomong-ngomong Yang Mulia ... anda ingin membicarakan apa dengan saya?" dia bertanya.
"Cukup banyak," Raja Regis menikmati secangkir teh yang tersaji di atas meja. "Sebelum itu aku ingin berterimakasih kepadamu karena sudah melindungi putriku, aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kamu tidak ada di sana, Jaemin."
Jaemin mengangguk kikuk. "Tidak masalah, syukurlah kalau Tuan Putri baik-baik saja." dia sedikit grogi karena sudah berbohong.
Raja Regis mengangguk sambil memainkan kedua jari-jemarinya, pria paruh baya itu tersenyum lebar ke arah Jaemin.
Semoga saja tawaranku disetujui...
"Oleh karena itu, aku berniat untuk mengangkatmu sebagai kesatria Putri. Aku yakin Odette juga setuju perihal rencana ini," Raja menegas. "Aku sangat percaya bahwa kamu bisa menjaga anakku. Belakangan ini aku sangat khawatir Odette akan dicelakai atau terluka, dia benar-benar rapuh,"
"Bagaimana? Kamu mau kan, Na Jaemin?" tanya Sang Raja sedikit memelas.
Jaemin menggaruk pelipisnya sembari menunduk. "Apakah ini salah satu bentuk balas budi dari anda?" ia terlihat penasaran.
"Tidak sepenuhnya salah," Raja Regis mengangguk. "Untuk saat ini Odette butuh pengawal, kamu adalah orang yang tepat untuk menjaganya."
Jaemin mengangkat dagu, "jangan berekspetasi terlalu tinggi pada saya. Coba pikirkan keputusan anda sekali lagi agar tidak menyesal ... tidakkah anda merasa terlalu gegabah?"
"Aku percaya padamu," Raja Regis tertawa renyah. "Besok datang lagi ke Istana ya, kamu harus menunjukkan kemampuan terbaikmu di hadapan prajurit Istana. Aku dan Ratu akan menilainya langsung,"
Raja Regis menyipitkan kedua mata. "Jika kamu memenuhi ekspetasiku, kita akan menggelar upacara resminya sekitar empat hari lagi. Persiapkan dirimu sebaik mungkin." ucap beliau tenang.
Jaemin menelan ludah karena tidak menduga akan secepat itu, padahal belum ada seminggu tapi Jaemin langsung dicalonkan menjadi Kesatria Regina? Bukankah penilaian Raja harus lebih rumit dan ketat ya? Apalagi untuk menjaga anak semata wayangnya...
Haruskah Jaemin senang atau khawatir?
"Saya mengerti, Yang Mulia. Saya merasa sangat terhormat atas kepercayaan yang telah anda berikan pada saya." Jaemin membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] S K Y : "Sebelum Na Pergi"
Fanfiction[ 100% MURNI DARI IMAJINASI PENULIS, BUKAN TERJEMAHAN!! ] Jaemin tidak menyangka pertemuannya secara kebetulan dengan seorang gadis akan membawa dampak yang luar biasa. Hidup Jaemin kembali berwarna seusai menyadari bahwa gadis tersebut adalah orang...