Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata ibu? Tentu ia adalah sosok luar biasa yang untuknya segala penghargaan bahkan tidak cukup untuk menghargai jasanya, segala kemewahan bahkan tahta tidak cukup untuk mewakili ucapan terima kasih.
Ibu bukan hanya sekedar sebutan bagi orang yang telah melahirkan, tetapi juga untuk orang yang merawat dan membesarkan, juga ibu bisa jadi gelar untuk seorang guru. Ibu adalah sosok pertama yang ingin diberitahu dan diajak ketika merasa bahagia dan orang terakhir dihindarkan ketika merasa kesulitan.
Saat ini Wu Xian sedang dihadapkan dengan dua orang ibu, yang memberinya tatapan memohon, agar da mengikuti sayembara untuk mendapatkan pedang takdir dan putri Gusu Lan Xué Hua dengan kata lain kembaran Lan Wangji.
Meskipun ia sudah melayangkan penolakan, karena ia memang belum memikirkan pernikahan. M,asih banyak hal lain yang lebih penting yang harus ia lakukan. Apalagi setelah ia mengetahui ia adalah seorang putra mahkota kekaisaran besar.
Putra mahkota kekaisaran benua selatan, yang saat ini tengah kacau dengan adanya kekuatan gelap. Kekuatan gelap yang mempengaruhi kaisar atau bisa di bilang pamannya. Sejujurnya Wu Xian tidak menginginkan tahta karena lebih menikmati hidup sebagai orang biasa, tetapi tentu dia tidak bisa melepas begitu saja kewajibannya.
Tentang bagaimana dia mengetahui bahwa adalah seorang pangeran itu karena Wei Zhang Ze memberitahu, meski ibunya Zhang Ze Sanren meminta untuk menyembunyikan kebenarannya. Selain itu ayah dan ibu kandungnya juga sudah memberitahu. Meski merasa sedih karena tidak selalu bersama dengan kedua orang tuanya, tetapi ia cukup mengerti karena setelah kematian mereka sebagai manusia, mereka kembali pada tugas mereka sebagai Dewa dan Dewi, walaupun keduanya tidak pernah menemuinya di waktu bersamaan.
Dia juga tidak bisa meminta Jiang Cheng untuk menggantikannya mengikuti sayembara, karena Jiang Cheng sudah bertunangan dengan seorang putri dari Benua selatan. Sebenarnya saat itu kaisar benua selatan menginginkan Wu Xian, tetapi sang putri justru jatuh cinta pada Jiang Cheng, padahal saat itu Jiang Cheng baru berusia tiga belas tahun.
Salahkan Wu Xian yang malah tidak sadarkan diri, setelah menjelajah desa kecil dekat kekaisaran. Jiwa pahlawan kesiangan miliknya, justru membawanya pada kuil tempat Zhu Que ( vermilion bird/Phoenix ) disegel. Wu Xian yang sedikit terluka karena menolong seorang pedagang tua yang dirampok. Darah dari lukanya menetes pada segel, justru malah membuat segel berpindah padanya secara paksa. Jadilah Wu Xian tidak sadarkan diri. Wu Xian tidak sadarkan diri selama sisa waktu kunjungan ke benua selatan. Ini terjadi saat Wu Xian berusia empat belas tahun.
Tentang jindannya yang terkunci, itu terjadi dua Minggu yang lalu. Ketika ia ikut dengan pamannya ke desa Yunlai. Desa dimana ada banyak penduduk yang ketakutan, ketakutan karena ada siluman darah yang mengganggu penduduk.
Sebenarnya Qiàn Xué (nama siluman darah) ini bukan siluman jahat. Ia hanya senang menjahili anak kecil, dengan merebut tanghulu dan tidak menyukai jika ada pria yang bermain wanita.
Jika ada pria yang bermain wanita, Qiàn Xue akan menyedot darahnya hingga kering. Karena inilah penduduk ketakutan karena cukup banyak yang di buat kering oleh Qiàn Xué. Kedatangan Wu Xian yang memang juga jahil, justru membuat Qiàn Xué tertarik. Qiàn Xué ingin ikut dan berjanji tidak akan menggangu, asalkan ketika Qiàn Xué meminta tanghulu akan dibelikan. Penduduk desa dan Jiang Fengmian menyetujui, dengan alasan untuk keamanan penduduk. Lagi pula syarat yang diajukan tidaklah sulit. Namun, karena Qiàn Xué adalah siluman dengan energi gelap, Wu Xian meski memang Wu Xian memiliki darah manusia, tetapi Wu Xian juga memiliki nadi dewa dengan energi cahaya hingga menjadi kekuatan yang berseberangan menyebabkan terkuncinya jindan Wu Xian.
Ya, karena jiwa pahlawan miliknya ini justru sering membawa masalah pada dirinya sendiri pada akhirnya. Sehingga setiap Wu Xian dipanggil oleh Jiang Fengmian ataupun jika ia sudah pergi keluar, yang ditanyakan oleh ibunya adalah apakah Wu Xian membuat masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERAT TAKDIR
Fanfiction~takdir tak pernah peduli dengan keinginan kita karena dia bergerak dengan keinginannya sendiri dan saat dia bekerja siapapun bisa terjerat tanpa kecuali~ *Wei Wu Xian - seme Lan wangji - uke Nb: ini adalah hasil halu tak termaafkan. Baru belajar...