"Mas," panggilku pada Mas Tomi yang sibuk dengan laptopnya, Mas Tomi memang begitu entah di kantor dan dirumah dia selalu saja sibuk bekerja, tetapi herannya dia masih saja sempat selingkuh."Hm?" sahutnya tanpa menoleh.
"Mas tahu nggak cerita tentang Bu Yeyem Ibu-ibu komplek sebelah itu loh?" tanyaku mengada-ada cerita.
Mas Tomi menggeleng dan masih menatap layar laptopnya.
"Kata gosip yang aku denger sih, suami Bu Yeyem itu selingkuh dan parahnya ...." Aku sengaja menghentikan ucapanku melihat reaksi Mas Tomi yang menatapku dengan wajah pucat.
"Parahnya, kenapa?"
Wow, ternyata suamiku penasaran dengan cerita karanganku. Tentu, dia pasti merasa tersindir.
"Parahnya si suami di ke-bi-ri plus dipermalukan! Mas tahukan seberapa sakitnya disunat? Apalagi itu dikebiri, oh may gosh! Gak kebayang deh, tapi itu resikonya buat penghianat. Iya nggak, Mas?"
Mas Tomi mengalihkan wajahnya ke arah lain. Aku tersenyum, ternyata suamiku sangat sensitif akan sindiran dan itu sangat bagus untuk kelancaran - kelancaran aksiku nantinya.
"Mas! Aku yang lagi ngomong tau!" kataku menahan tawa.
Mas Tomi langsung menatapku dengan tatapan aneh. Wajahnya pucat ketakutan membuat aku ingin tertawa terbahak-bahak. Ya Tuhan, suamiku begitu polos. Andai dia tahu jika istrinya ini sedang melakukan eksperimen sindiran pedas pasti dia akan marah-marah tak karuan.
"Eh, iya tadi apa?" kata Mas Tomi sedikit gugup.
"Ish, tadi kan aku udah cerita!"
"Oh iya iya, terus masalahnya sama kita apa?"
Aku tersenyum simpul. "Banyak, aku nggak suka diselingkuhin atau di hianati, takutnya nanti aku lebih khilaf dibanding Bu Yeyem." Aku langsung menarik selimut menutupi seluruh tubuhku yang berbaring.
Sekilas aku melirik ke arah Mas Tomi, dia tampak mematung sebentar seolah sedang berpikir. Mungkin dia sedang mencerna semua ucapanku tadi, syukurlah jika dia masih bisa menggunakan otaknya. Aku khawatir ia terlalu larut dalam perselingkuhan sehinga membuatnya menjadi buta dan tuli.
_
Paginya aku melakukan aktivitas biasa, memasak untuk sarapan Mas Tomi sebelum berangkat kerja. Sebagai seorang istri mengenyangkan perut suami itu harus.
"Mau nambah, Mas?" tanyaku melirik piring Mas Tomi yang sudah kosong.
"Nggak, udah." Mas Tomi mengelap area wajahnya dengan tissue yang tersedia di meja makan.
"Mas ...."
"Ya?"
"Kalau seandainya aku nggak bisa ngasih anak ke kamu? Apa yang bakal kamu lakuin? Kamu mau menceraikan aku dan cari pengganti baru?" tanyaku hati-hati.
Mas Tomi menatapku dalam. "Ngapain kamu nanya-nanya soal beginian?"
Segera aku menggeleng. "Nggak papa, jawab Mas,"
"Kalau masalah menceraikan kamu ... Aku nggak bisa. Tapi ...."
Baru saja bibir ini mengulum senyum, tetapi Mas Tomi mengatakan kata tapi yang pastinya ada pilihan lain.
"Tapi apa?"
"Tapi mungkin aku akan cari istri kedua agar Mas bisa memiliki keturunan. Jujur, aku memang mencintaimu, Liana. Tetapi jika aku terus-menerus tak mempunyai keturunan rasanya hampa! Jadi, aku mohon padamu mengertilah ... Tetapi tenang saja, aku tidak akan mencarinya sekarang, akan aku beri kamu kesempatan dua tahun lagi untuk memberi aku keturunan. Jika tidak, mau tak mau kamu harus menerima segala keputusanku nantinya," jelas Mas Tomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Selingkuh Ya Main Cantik Versi 2
General FictionBerbeda dengan Lila istri si super jahil yang melawan Pelakornya. berbeda dengan Liana, dia begitu bermain cantik dan elegan. bahkan, ia bisa dikatakan membunuh secara perlahan. go! baca, jangan lupa vote! komen!