Sepulang dari kantor Mas Tomi aku bergegas ke suatu tempat. Tempat dimana aku akan menghancurkan bisnis suamiku secara perlahan namun pasti. Ya, aku memang jahat! Terlebih ketika ditantang dan dihianati..
Tak peduli Mas Tomi suamiku, aku akan tetap memberinya sebuah hukuman. Hukuman yang akan membuatnya menyadari jika tak semua orang yang berada di atas boleh bertindak seenaknya sendiri.
"Liana?"
Aku tersenyum menatap wanita paruh baya yang kini ada dihadapanku.
"Oma Nadia," balasku tersenyum.
"Kamu ada apa kesini? Tumben, ada yang bisa Oma bantu untuk kamu?" tanya Oma Nadia padaku.
Oma Nadia adalah teman dekat Nenekku. Bahkan Nenekku dan Oma Nadia sangat -sangat dekat layaknya adik kakak, sehingga ibu dan ayahku sudah dianggap anak sendiri oleh Oma Nadia. Begitupun aku, aku sudah dianggap cucunya sejak kecil.
Wajar juga Oma Nadia sangat mempererat tali silaturahmi dengan keluarga Nenekku karena memang Oma Nadia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Anak serta cucu Oma Nadia sudah meninggal karena kecelakaan mobil beberapa tahun silam yang mengakibatkan Oma menjadi sendiri, tak ada lagi keluarga yang menemani beliau.
"Oma, Liana ... Liana mau ...."
"Mau apa? Bicara sama Oma."
"Liana mau lamar kerja boleh?"
Oma Nadia menatapku penuh keheranan.
Oma Nadia memiliki perusahaan dibidang perhotelan sama dengan Mas Tomi, hanya saja Perusahaan Oma belum sebesar perusahaan Mas Tomi. Ingat ya, belum!
Aku sudah bertekad akan membuat perusahaan Oma menjadi sangat besar dan mengalahkan perusahaan suamiku. Berbekal ijazah sarjana, aku membuat semuanya menjadi berkembang. Aku memang wanita miskin namun masalah pendidikan orang tuaku sangat peduli hingga aku bisa sarjana.Jika ada yang mengatakan aku seorang istri yang jahat ingin menghancurkan bisnis suami, silakan. Aku tidak masalah, menurutku suami seperti Mas Tomi memang perlu diberi pelajaran agar kapok.
"Kamu mau kerja, Li?"
Aku mengangguk sambil tersenyum menatap raut wajah Oma yang begitu terlihat keheranan.
"Kenapa? Bukankah suami kamu punya perusahaan seperti Oma? Bahkan perusahaannya lebih sukses dari Oma. Ada apa?"
Aku menghela napas dalam.
"Sukses bukan berarti puncak kebahagiaan, Oma."
"Hmm, tapi jujur saja, Oma penasaran. Sebenarnya ada apa?"
Aku berpikir sejenak. Apa aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Oma? Tapi, aku takut Oma akan bicara pada Nenekku nanti.
Ah bodoamat, lebih baik aku ceritakan agar Oma dapat menerimaku bekerja diperusahaannya.
Aku mulai bercerita dari awal aku tahu tentang perselingkuhan Mas Tomi, siapa sebenarnya Maya dan hal-hal yang akan aku lakukan.
Oma mendengar ceritaku dengan seksama walau sesekali Oma membuka bibirnya terkejut dan melotot tak percaya dengan apa yang aku bicarakan.
"Apa?!" teriak Oma.
Syukurnya kita sedang berada di ruangan Oma yang sepi jadi tak akan ada yang mendengar suara Oma yang menggelegar terkejut.
"Iya, Oma."
"Seriously?"
Aku mengangguk. "Sangat serius."
Oma menggeleng sambil memijat pelipisnya. "Oh may God! Oma tak percaya itu, tapi Oma juga tak heran akan yang dilakukan suamimu. Sudah biasa para pengusaha seperti itu, tetapi ini menyangkut kamu. Kamu cucu Oma, Oma tidak terima!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Selingkuh Ya Main Cantik Versi 2
Fiksi UmumBerbeda dengan Lila istri si super jahil yang melawan Pelakornya. berbeda dengan Liana, dia begitu bermain cantik dan elegan. bahkan, ia bisa dikatakan membunuh secara perlahan. go! baca, jangan lupa vote! komen!