Setelah pertengkaran semalam, aku dan Mas Tomi tidak tidur seranjang. Aku merasa jijik pada suamiku sendiri, suami yang terasa seperti pesaing.
Walau bagaimana pun juga aku istrinya. Aku tetap menyiapkan sarapan untuknya. Dan kini, kita sudah ada di meja makan dalam keheningan.
"Li, kamu tahu nggak? Kalo Dimas punya pacar yang sangat cantik? Dimas tak pantas mendapatkannya." Tiba-tiba Mas Tomi membuka pembicaraan.
"Memangnya kamu pantas?" tanyaku memancing.
"Tentu, kekasih Dimas sangat cantik, anggun dan sangat berkharisma."
Belum tahu dia rasanya di tempeleng? Kebetulan tanganku sedang gatal. Bisa-bisanya ia memuji wanita lain di hadapan istrinya, ya meskipun aku tahu yang ia puji adalah aku tapi tetap saja berbeda, ia memujiku ketika aku menjadi Silviana, bukan Liana.
"So, kamu berharap memiliki kekasih seperti kekasih Dimas?" tanyaku lagi.
"Ya, dia sangat cantik. Kalau ku perbandingkan denganmu ya sebelah banding tiga puluh."
Brak!
Aku menggebrak meja makan.
"Mungkin aku memang tidak secantik kekasih Dimas. Tapi, apa pantas seorang suami memuji wanita lain di hadapan istrinya? Aku punya perasaan! Aku punya harga diri!"
"Loh, kok kamu marah? Seharusnya kamu mikir untuk merubah penampilan kamu yang tidak modis itu!"
"Apa kamu bilang, Mas? Tidak modis? Perasaan selama ini kamu tidak pernah mempermasalahkan penampilanku, tapi kenapa sekarang tiba-tiba kamu mendebatkan ini? Apa kamu sudah kepincut dengan wanita lain selain Maya!"
Brak!
Kini Mas Tomilah yang menggebrak meja.
"Jaga ucapanmu, Liana! Aku tak pernah kepincut dengan Maya!"
Alasaaaaan! Ingin rasanya kujambak mulut suamiku itu. Pintar sekali dia berbohong, eh kalau pintar mana mungkin ketahuan. Ganti, bodoh sekali ia berbohong.
"Aku pergi dulu, sudah tidak selera aku makan!" ucap Mas Tomi melenggang pergi begitu saja.
Kebangetan!
Segera aku berlari ke dalam kamar menyambar tasku lalu mengambil kunci mobil dan segera pergi meninggalkan rumah bagai neraka ini.
***
"Aku ... aku ingin kamu menghancurkan perusahaan suamiku secepatnya!" jeritku pada Dimas.
Dengan santainya Dimas menyeruput teh manisnya seolah tak memperdulikan aku yang seperti kesetanan.
"Tidak semudah itu menjatuhkan perusahaan besar seperti perusahaan milik suamimu."
"Lalu bagaimana?!"
"Kamu tenang saja, aku sudah memiliki partner kerjasama untuk menghancurkan, menjatuhkan serta meluluhlantakkan perusahaan suamimu."
"Siapa?"
"Sebentar lagi juga datang."
Aku tersenyum. Harapanku akan cepat terwujud.
"Dimas?" panggil ku lembut.
Dimas menoleh, alisnya yang tebal terangkat sebelah.
"Kenapa kau mau membantuku dengan segitunya?"
Dimas berdiri dari kursinya lalu berjalan ke arah jendela yang menampilkan pemandangan indah perkotaan ini.
"Apapun akan aku lakukan untuk kebahagiaan putriku," ucap Dimas yang tidak aku mengerti.
Apa urusannya dengan putrinya?
"Apa hubungannya dengan Sasa?" tanyaku keheranan.
"Tadi malam Sasa sangat berubah, ia bukan lagi Sasa seperti dulu. Dia bukan Sasa yang pendiam dan cuek. Kini, ia terlihat ceria dan bahagia. Itu semua karena ... kamu, jadi selama kamu bisa mengembalikan Sasa seperti sediakala. Aku akan membantumu, apapun dan bagaimanapun itu. "
Aku tertegun mendengar jawaban Dimas.
Sebegitu pengaruhnya kah aku untuk karakter anaknya?
Kalau iya, aku senang. Setidaknya aku hidup bermanfaat bagi orang lain.
"Terimakasih, aku tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikanmu."
Dimas membalikkan badannya lalu berjalan mendekatiku.
"Cara membalas kebaikanku cukup satu, jadikan dirimu seperti ibu bagi putriku. Itu sudah lebih dari cukup kamu membalasnya."
Aku tersenyum sangat lebar. "Tentu!"
Seketika Dimas juga tersenyum, namun senyumannya berbeda. Tak seperti senyuman biasa yang menyebabkan itu. Kali ini senyumannya tampak tulus, ia sangat terlihat tampan dengan senyuman itu.
Eh.
Apa?
Tampan?
Tidak-tidak! Lupakan, aku hanya bercanda.
Tuk ... Tuk ... Tuk
"Orang yang kita tunggu sudah datang," ucap Dimas.
"Masuukkk!" teriaknya.
Cklek.
Aku menoleh ke arah pintu seketika aku ingin pingsan di tempat. Orang itu ....?
Tidak mungkin, itu bukan dia.
Selengkapnya ada di novel toon dan mangatoon dengan judul cerita Liana Arsheila.
Disana akan panjang episodenya. Mungkin hampir 80 episode. So, ikuti aku di novel toon.
Username Salmonella
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Selingkuh Ya Main Cantik Versi 2
Ficción GeneralBerbeda dengan Lila istri si super jahil yang melawan Pelakornya. berbeda dengan Liana, dia begitu bermain cantik dan elegan. bahkan, ia bisa dikatakan membunuh secara perlahan. go! baca, jangan lupa vote! komen!