Demi apapun, aku ingin pergi dari tempat ini sekarang.
Jantungku berdegup sangat kencang melihat suamiku duduk di hadapanmu sedangkan aku duduk di samping Dimas.
Aku takut.
"Sudah lama menunggu?" tanya Dimas basa-basi yang basi.
"Ya begitulah," jawab Mas Tomi.
Aku dapat merasakan seluruh tubuhku panas dingin, ya bagaimana tidak. Bayangkan jika kamu di posisiku sekarang, kamu berhadapan dengan suamimu tapi bukan sebagai dirimu dan anehnya kamu berperan sebagai kekasih orang lain.
Oh God.
Kalau aku bisa memohon, aku memohon untuk kali ini saja aku berubah menjadi vas bunga. Daripada aku menjadi manusia tapi dilanda ketakutan seperti ini.
Eh, tapi jangan.
Amit-amit.
"Silviana, kamu mau makan apa sayang?" tanya Dimas.
Sumpah, aku ingin menonjok wajah menyebalkan Dimas sekarang juga.
Sayang?
"A-aku, mau salad buah," jawabku.
"Oh, kamu lagi diet?"
Astaga, ini manusia kenapa banyak tanya!
Tolong, tolong lenyapkan Dimas sekarang juga.
"I-iya," jawabku canggung.
Dimas segera memanggil pelayan lalu memesankan pesananku.
"Dim, ini?" tanya Mas Tomi menunjukku dengan dagunya.
"Iya, ini kekasihku."
"Wow, kapan undangan tersebar?" tanya Mas Tomi semakin membuat aku berdebar.
"Nanti ... saat tiba waktunya." Dimas melirikku penuh arti.
"Selamat ya," ucap Mas Tomi.
Mas, ini aku! Istrimu! Liana Arsheila!
"Terimkasih," jawab Dimas singkat.
"Oh ya, ada apa kamu menyuruhku datang kemari?" tanya Dimas sambil menyeruput jus jeruk yang baru saja diantarkan pelayan.
"Tak mengurangi hormatku padamu, kita 'kan sudah berteman sejak lama. Tapi kenapa dengan seenaknya kau membatalkan kontrak kerja yang kita akan jalani? Kau tahu akibatnya, perusahaanku kehilangan banyak modal."
"Mohon maaf, tapi sepertinya perusahaan kita tidak bisa bekerja sama lagi."
"Ada apa? Kau membatalkan kontrak tanpa alasan."
Dimas menyisakan poninya seolah ia sedang bergaya menjadi laki-laki tampan.
"Tidak perlu alasan. Kalau kamu mengundangku makan hanya untuk membahas hal ini, lebih baik aku berjalan-jalan dengan kekasih dan putriku."
"Hm, baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi." Terlihat Mas Tomi menghela napas.
Sombong betul Dimas ini!
Aku melirik ke Sasa yang sibuk melihat video animasi di ponselku. Tak apa, biar dia tidak mendengar pembicaraan orang dewasa.
Tanpa sengaja mataku bertatapan dengan Mas Tomi, jadi ... dia dari tadi memperhatikanku secara diam-diam? Apa dia mengenaliku? Ah, tidak mungkin!
"Pacarmu cantik juga," puji Mas Tomi melirikku.
Selengkapnya ada di novel toon dengan username Salmonella!
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Selingkuh Ya Main Cantik Versi 2
General FictionBerbeda dengan Lila istri si super jahil yang melawan Pelakornya. berbeda dengan Liana, dia begitu bermain cantik dan elegan. bahkan, ia bisa dikatakan membunuh secara perlahan. go! baca, jangan lupa vote! komen!