"Apa?! Kau ingin Sejun dan Sena berada dalam pengasuhan keluargamu, Tuan? Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menyerahkan anak-anakku pada kalian, bahkan jika aku mati pun, aku tidak akan biarkan anak-anakku tinggal di rumah kalian."
"Sehun, aku mohon hilangkan semua keegoisan dan kekeras kepalaanmu ini. Walau bagaimanapun Sejun dan Sena adalah keponakanku dan cucu dari orang tuaku, orang tua dari mendiang suamimu juga."
"Aku egois dan keras kepala kau bilang, Tuan Jongin? Seharusnya kata-kata itu kau katakan pada orang tuamu, sejak awal pernikahanku dengan adikmu mereka sama sekali tidak perduli bahkan tega mengusir adikmu dari hidup kalian karena dia memilih menikahi diriku. Saat Sejun lahir pun mereka tak perduli dan sekarang setelah suamiku meninggal kalian menginginkan anak-anakku? Yang benar saja." Sehun tertawa sinis.
"Aku tahu kalian selama ini sudah banyak menderita karena perbuatan orang tuaku, kuakui bahwa mereka sangat egois dan tidak memikirkan perasaan adikku. Tapi kali ini orang tuaku ingin menebus kesalahan mereka dengan merawat Sejun dan Sena." Ucap Jongin kembali berusaha membujuk Sehun.
"Dengan memisahkan Sejun dan Sena dariku? Tidak, Tuan.."
"Tapi dengan Sejun dan Sena berada dalam pengasuhan keluargaku maka kehidupan mereka akan lebih baik. Masa depan mereka pun akan terjamin, Sehun."
"Jadi maksudmu aku tak bisa menghidupi anak-anakku dengan baik? Aku bekerja dari pagi hingga malam itu untuk siapa hah?! Untuk anak-anakku!"
"Maksudku bukan seperti Itu, Sehun. Tolong jangan salah paham.." Jongin melihat Sehun mulai marah.
"Cukup! Aku mohon kau pergi dari rumahku sekarang juga, aku tidak ingin membicarakan masalah ini denganmu dan jangan pernah datang lagi kemari hanya untuk meminta anak-anakku. Pergi!" Sehun marah, ini pertama kalinya ia semarah itu hingga mengusir Jongin, kakak iparnya sendiri.
"Baik, Sehun. Aku akan pergi, aku minta maaf sudah membuatmu kesal. Sekali lagi aku minta maaf, sungguh aku tidak memiliki maksud buruk. Aku hanya ingin yang terbaik bagi kedua keponakanku." Ucap Jongin dengan lembut. Sehun memalingkan wajahnya dan membelakangi Jongin, tak ingin pria itu tahu bahwa dirinya sedang sekuat tenaga menahan air matanya jatuh.
"Aku pergi." Jongin pun melangkahkan kakinya pergi dari rumah sederhana milik Sehun, istri dari mendiang adiknya.
Sehun menghembuskan nafas kerasnya setelah Jongin meninggalkan rumahnya lalu ia pun tak mampu menahan air matanya dan menangis. Ia sudah cukup lelah dengan sikap dari keluarga mendiang suaminya yang dengan seenaknya meminta anak-anaknya untuk diasuh.
Sehun tidak lupa bahwa Sejun dan Sena adalah keturunan keluarga Kim yang sangat kaya dan terpandang, namun Sehun pun tak akan pernah lupa perlakuan Tuan dan Nyonya Kim padanya terlebih pada kedua anaknya yang selama ini tak pernah mengenal kakek dan neneknya karena mereka menolak mengakui Sejun dan Sena keturunan mereka.
10 tahun yang lalu Sehun mengenal putra bungsu keluarga Kim saat masih remaja dan sekolah di sekolah yang sama, mereka memutuskan untuk berpacaran dan tak berapa lama kemudian Tuan dan Nyonya Kim mengetahui hubungan Sehun dengan putra bungsu mereka.
Rupanya kisah cinta Sehun dan putra bungsu Kim tak berjalan baik, Tuan dan Nyonya Kim menentang hubungan mereka karena Sehun hanyalah seorang anak dari orang tua yang miskin.
Sehun dan kekasihnya tentu tidak begitu saja menyerah, hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk menikah di usia yang masih begitu mudanya, mereka baru berusia 19 tahun nekat memutuskan menikah terlebih tanpa restu dari keluarga Kim, namun rupanya keputusan terburu-buru mereka berdampak buruk dan membuat suami Sehun diusir dari rumahnya sendiri serta tidak diakui sebagai anak dan bagian dari keluarga Kim lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TO HAPPINESS | KAIHUN (END)
RomanceJongin yang menemukan kebahagiaannya bersama Sehun, istri dari mendiang adiknya. Genderswitch for uke!