4

1.1K 115 18
                                    

"Aku harus kembali ke kantor." Jongin berbisik dan tak ingin mengganggu tidur Sehun. Ia lantas mengusap rambut Sehun dengan lembut lalu melangkah pergi meninggalkan kamar Sehun dan kembali ke kantornya, Chen menelpon karena ada pekerjaan penting yang harus segera di selesaikan.

Sehun perlahan membuka matanya setelah yakin Jongin sudah tak berada didalam kamarnya, ia menyentuh bibirnya yang beberapa saat lalu bersentuhan dengan bibir Jongin bahkan bukan sekedar bersentuhan, mereka berciuman. Ciuman yang mereka lalukan pun tak main-main.

Jantung Sehun kembali berdetak cepat saat memikirkan Jongin, kedekatan mereka dan ciuman yang mereka lakukan.

"Aku minta maaf suamiku." Sehun bergumam. Ia teringat mendiang suaminya dan hanya bisa menggumamkan kata maaf.

Jujur saja, semenjak suaminya meninggal, Jongin lah yang selalu memberikan dukungan penuh pada Sehun untuk menjalani kehidupannya. Pria itu selalu membuat Sehun tenang dengan nasehat-nasehatnya sehingga Sehun bisa bertahan hidup hingga detik ini dan mengurus anak-anaknya dengan baik walau tanpa suaminya.

Jongin tak pernah meninggalkan dirinya dan anak-anak, jika dilihat-lihat pun Jongin lebih mementingkan Sehun dan anak-anaknya daripada istrinya sendiri. Hal itu membuat Sehun semakin berhutang budi pada Jongin.

Jongin banyak berjasa bagi Sehun dan anak-anaknya, entah dengan apa Sehun harus membalasnya.

Sehun kembali teringat ciumannya bersama Jongin, darahnya tiba-tiba berdesir. Ia kembali merasakan sesuatu yang tadi sempat di rasakannya.

Sehun kembali terangsang hanya karena memikirkan ciumannya bersama Jongin. Ini gila, Sehun tak pernah merasakan hal seperti itu dalam hidupnya, terangsang hanya karena sebuah ciuman. Dengan suaminya saja gairahnya tak pernah sebesar itu.

•••

Jongin pulang tepat pukul 7 malam. Entah kenapa ia bersemangat sekali untuk segera pulang ke rumah, ini tidak biasanya.

Jongin biasanya malas untuk pulang ke rumah dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk bekerja, Jongin selalu pulang larut malam dan bahkan sering menginap di kantor hanya untuk bekerja.

Setelah Sehun dan anak-anaknya tinggal di kediaman Kim, Jongin seolah memiliki tujuan untuk pulang. Dan setelah kejadian tadi siang membuatnya bersemangat untuk pulang lebih awal, itu semua karena Sehun.

Katakan Jongin sudah tidak waras karena terus memikirkan Sehun dan mulai jatuh cinta pada istri mendiang adiknya, ia bahkan tak peduli walau sudah memiliki seorang istri. Perasaannya tak mampu ia kendalikan.

Sejak di kantor Jongin tak fokus bekerja, pikirannya hanya tertuju pada Sehun dan hanya Sehun seorang. Ciumannya bersama Sehun terus terbayang-bayang di benaknya, ia bahkan memohon ampunan pada mendiang adiknya karena telah berani memeluk tubuh Sehun dan mencium bibir Sehun.

Namun Jongin mengakui bahwa ia telah jatuh cinta pada Sehun dan meminta restu pada adiknya, Jongin mengatakannya di depan foto adiknya dan berjanji akan selalu menjaga serta melindungi Sehun dan anak-anaknya.

Jongin bersumpah akan selalu membahagiakan Sehun dan menganggap anak-anak dari adiknya sebagai anaknya sendiri. Ia menyayangi ketiganya dengan tulus.

"Dimana Sehun?" Tanya Jongin dengan bingung karena tidak melihat Sehun di meja makan. Hanya ada orang tuanya, Irene, Sejun, dan Sena.

"Sudahlah, jangan selalu memikirkan Sehun. Biarkan saja, lagipula Ibu tak sudi wanita itu makan bersama kita. Selera makan Ibu bisa hilang." Ucap Nyonya Kim yang di setujui oleh Tuan Kim dan Irene, Jongin menghela nafas lelah.

"Sejun.. Sena.. Ibu kalian dimana?" Tanya Jongin dengan lembut pada anak-anak Sehun.

"Ibu ada di kamar, Paman. Kami sudah mengajak Ibu makan bersama tapi Ibu menolak, Ibu bilang sedang tidak enak badan." Jawab Sejun dengan raut wajah sedih, sedangkan Sena mengangguk dengan lucunya.

TIME TO HAPPINESS | KAIHUN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang