6

1.2K 111 11
                                    

"Jongin, apa yang dikatakan istrimu benar? Kau dan Sehun berselingkuh? Apa kau kehilangan akalmu?" Nyonya Kim menatap putranya yang sedang memeluk Sehun. Ia ingin mendengar langsung dari mulut putranya. "Jawab!"

"Tidak! Aku dan Sehun tidak berselingkuh." Jawaban Jongin membuat Nyonya Kim merasa cukup lega dan Irene hanya terkekeh sinis. "Tapi harus kuakui bahwa aku mencintai Sehun."

"A-Apa kau bilang? Kau mencintai Sehun?" Nyonya Kim menatap putranya tak percaya, Tawa Irene berubah menjadi tawa miris.

"Ya, aku mencintai Sehun. Aku sangat mencintai Sehun dan aku ingin hidup bersamanya, sudah puas?" Jawab Jongin dengan sangat jelas.

"Ibu, dengar sendiri 'kan? Mereka berselingkuh." Irene tetap menuduh Jongin dan Sehun berselingkuh. Jongin menghela nafasnya.

"Sudah kukatakan bahwa kami tidak berselingkuh. Kenapa kau tidak mengerti juga? Mencintai Sehun bukan berarti kami memutuskan untuk memiliki sebuah hubungan." Jongin menekan setiap kata-katanya. Ia menatap Irene dengan tatapan datar.

"Menjauhlah dari wanita ini, Jongin." Titah nyonya Kim pada putranya. "Dan kau, pergi kau dari rumahku. Kau memang wanita pembawa sial! Sejak awal aku tidak setuju Jongin membawamu untuk tinggal di rumah ini. Rupanya kau memiliki niat buruk, kau menggoda putra sulungku dan mencoba untuk menghancurkan pernikahannya." Lanjutnya dengan penuh marah dan menarik kasar Sehun dari pelukan Jongin lalu menyeretnya keluar rumah.

"Ibu, kau salah paham. Aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk menggoda Jongin bahkan menghancurkan pernikahannya..."

"Diam kau wanita sial! Sudah cukup! Sekarang kau pergi dari rumahku!" Nyonya Kim mendorong Sehun hingga tersungkur di halaman depan rumah. "Aku tidak ingin keluargaku hancur karena dirimu! Sudah cukup kau merebut Jong Min dari kami dan membuatnya pergi dari rumah ini, sekarang aku tidak akan biarkan kau merebut Jongin dari Irene."

"Ibu!" Teriak Sejun dan Sena melihat Ibunya jatuh terjerembab diteras rumah. Anak-anak itu menghampiri Sehun lalu memeluknya.

"Apa yang Ibu lakukan?! Tega sekali..."

"Mau kemana kau? Berani kau membantu wanita sial itu, maka bersiaplah melihat Ibumu ini mati!" Nyonya Kim mencegah Jongin yang hampir membantu Sehun.

"Apa Ibu juga sudah gila sama seperti Irene?" Jongin menatap ibunya tak percaya.

"Biarkan saja wanita itu pergi dari rumah kita. Jangan pertaruhkan pernikahan kita demi wanita itu, Jongin. Aku mohon.." Irene memegang lengan Jongin erat-erat.

"Aku akan pergi dari rumah ini. Aku tak ingin kehadiranku membuat keluarga ini hancur, aku akan pergi." Sehun berdiri di bantu anak-anaknya.

"Sehun, apa yang kau katakan? Aku tak akan membiarkanmu pergi dari rumah ini.."

"Maafkan aku, Jongin. Tapi aku tak mau kau terus bertengkar dengan keluargamu demi aku dan membuat keluargamu sendiri hancur, jangan membelaku lagi dan jangan mengorbankan pernikahanmu demi diriku. Aku dan anak-anak akan pergi." Sehun putus asa lalu menangis, Jongin menjadi gelisah.

"Aku mohon jangan pergi, Sehun. Aku tak bisa jauh darimu." Nada suara Jongin terdengar frustasi.

"Maafkan aku.. Ayo anak-anak kita pergi dari rumah ini dan kembali ke rumah kecil kita." Ucap Sehun pada anak-anaknya, Sejun dan Sena mengangguk patuh. Kedua anak itu seolah mengerti yang dialami oleh ibunya.

"Siapa bilang anak-anak boleh pergi bersamamu, Sehun? Anak-anak akan tetap disini karena mereka adalah cucuku. Aku tak akan biarkan cucu-cucuku hidup bersama Ibu pembawa sial seperti dirimu, aku akan menempuh jalur hukum untuk mendapat hak asuh Sejun dan Sena." Nyonya Kim menahan langkah Sehun yang akan pergi bersama anak-anaknya.

TIME TO HAPPINESS | KAIHUN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang