Awal Kisah Pertemuan

198 22 2
                                    

Jeno POV

Hari mulai mendung, suasana yang ramai serta angin kencang bergemuruh menemani sepanjang perjalanan ku menuju rumah menggunakan sepeda yang biasa ku bawa.

Sungguh jika boleh memilih, aku ingin ikut menyusul Mark.

Aku sangat terpukul akan kematiannya, bahkan karenanya lah aku bisa mempunyai teman seperti sahabat-sahabat ku yang sekarang ini.

Aku terlalu trauma terhadap masa lalu ku, membuat ku memilih untuk menutup diri ketika memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah ke Atas.

Siapa yang tidak kenal Mark?

Seorang remaja laki-laki yang memiliki tinggi semampai di serta visual yang cukup menampar dan juga merupakan salah satu dari jajaran murid berprestasi di sekolah.

Jangan di lupakan juga bahwa dia merupakan anak dari salah satu pengusaha terkenal di Canada.

Mark, dia blasteran Canada-Korea tapi orang tuanya memilih tempat tinggal dan menyekolahkan nya di Indonesia sejak kecil, jadi jangan heran jika terkadang aku, Renjun, Haechan dan Chenle suka di buat bingung mengenai apa yang Mark, Jaemin dan Jisung bicarakan,

—lebih tepatnya ketika mereka berbicara menggunakan bahasa Korea.

Yup, kami bisa di bilang unik, jajaran 7 orang bersahabat dengan beberapa orang dari kami berasal dari luar negri atau blasteran.

Seperti Jaemin dan Jisung, mereka asli orang Korea, kalo Mark kalian sudah tau bukan kalo dia blasteran, tapi meskipun begitu Mark bilang dia baru dua kali ke Korea dan selebihnya dia paling hanya bolak-balik dari Canada ke Indonesia, kalo Chenle? Eum... dia juga berasal dari luar negeri, lebih tepatnya dari China.

Terlintas di otak ku, bagaimana awal mula cerita ketika masih berada di kelas X, aku sedang berjalan sendirian di koridor sekolah dan tanpa sengaja menabrak seorang kakak kelas yang tak lain adalah Mark, kita berkenalan dan mengobrol banyak hal—ah tidak hanya dia yang mengobrol, aku hanya mendengarkan nya karena aku masih sangat canggung waktu itu.

Tak di sangka pula, Mark mengenalkan ku pada Renjun yang merupakan murid yang satu angkatan dengan ku waktu itu, disertai Jaemin dan Haechan.

Eoh aku ingat waktu itu Haechan adalah teman sekelasku sendiri tapi sebelum Mark mengenal kan ku padanya, aku tak begitu dekat karena Haechan termasuk orang yang mudah bergaul dan juga memiliki banyak teman di kelas ini maupun di kelas lain.

Sedangkan Jaemin dan Renjun berada di kelas yang sama, namun ketika jam kosong atau istirahat Jaemin sering mendatangi kelasku untuk bertemu denganku atau pun Haechan dan membicarakan banyak hal, tapi ingat kan juga bahwa setiap jam kosong itu Jaemin selalu menarik paksa agar Renjun mau berdiri dari tempat duduk nya untuk ikut bergabung dengan ku dan Haechan, wajar saja Renjun anak yang disiplin jadi dia takut jika tiba-tiba ada guru yang masuk ke kelas selagi dia sama Jaemin berada di kelasku.

Kesan pertamaku kepada mereka sangat baik, sampai akhirnya kita semua memutuskan untuk menyatukan ikatan persahabatan dan membuat sebuah perjanjian untuk saling menjaga dan selalu bersama.

Di situlah sikap asli ku yang sempat ku buang jauh-jauh berbalik lagi dan akhirnya aku menjadi diriku yang sebenarnya seperti dulu lagi, dulu banget jauh sebelum peristiwa itu menimpa diriku.

Setiap hari tawa candaan tidak pernah lepas jauh dari keadaan kami, diselingi kegiatan jahil yang biasa Haechan dan Jaemin lakukan kepada Renjun, Renjun yang merasa risih, aku yang biasa lebih tenang, dan jangan lupakan si tukang palak Haechan yang selalu menguras uang Mark, tapi untung saja Mark selalu berbaik hati, jujur aku sempat iri pada Mark yang bisa mendapatkan apapun yang ia mau.

Hiding or Playing || NCT Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang