Jeno

119 17 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 dan sekarang sudah ada Jeno, Jaemin dan Jisung yang sedang berkumpul di markas mereka.

Mereka sudah mempersiapkan segala peralatan dari senter dan juga memba tas serta kantong plastik karena takut dibutuhkan nantinya, tak lupa juga alat pengaman yang masing-masing mereka bawa dari rumah, bahkan sekarang pun mereka bertiga menggunakan sarung tangan karena takut sidik jari mereka akan di temukan.

Jarak yang ditempuh agak jauh, tapi itu rasa lelah berjalan telah digantikan dengan rasa penasaran yang luar biasa, tak dilupa dengan rasa takut yang juga terselip di jiwa mereka masing-masing.

Mereka masih remaja sekolah menengah pertama yang harusnya menjalani kehidupan sebagai pelajar biasa nya dan bisa menikmati masa remaja mereka sebelum akhirnya harus terlepas dari masa mudanya.

Tapi takdir tidak berkata begitu, nyatanya mereka sekarang harus berusaha menguak sebuah teror yang menimpa mereka dan juga sahabat-sahabat mereka yang sudah di alam sana.

Jujur saja jika boleh memilih, mereka ingin untuk tidak bertemu satu sama lain agar tidak ada kejadian seperti ini, namun siapa yang tau seperti apa kehidupan selain yang di atas.

Perjalan mereka tempuh dengan kesunyian, tidak ada yang membuka suara dari tadi, yang terdengar hanyalah suara langkah kaki mereka.

Semua sibuk bergelut dengan pikiran dan rasa takut masing-masing, padahal jalanan sekitar tidak terlalu sepi, tapi entah bagaimana bisa bulu kuduk mereka terasa sangat merinding.

Mengabaikan semua yang dirasakan, akhirnya mereka sampai di depan rumah Renjun.

Keadaan rumah yang sudah dikasih garis polisi serta keadaan gelap gulita menerpa rumah tersebut, terlebih yang terdengar hanyalah suara serangga-serangga kecil yang ada di sekitar perkarangan rumah.

Kabarnya mayat Renjun dibawa ke rumah kerabat nya karena orang tuanya masih sangat sibuk dengan pekerjaan nya maka dari itu rumah ini kosong.

"Ayok kita masuk, hati-hati jangan sampai lengah" Jeno memberi aba-aba dan yang lain hanya mengangguk ucapannya.

Mereka mulai masuk dimulai dari Jeo yang membuka pintu di ikuti Jisung lalu Jaemin paling belakang.

Perlahan mereka menelusuri ruang keluarga dan dapur lalu naik ke lantai atas untuk menuju kamar Renjun, dimana tempat tersebut menjadi saksi mata terbunuhnya Renjun.

"Mending kita mencar" Jaemin.

"Oke" Jisung

Sedangkan Jeno hanya mengangguk dan terus berjalan mengitari kamar Renjun.

"Hyung, kalo di ingat-ingat bukan nya yang terakhir kali bawa hp Haechan itu Renjun hyung ya" Jisung.

"Oh iya ya, kenapa gua ga kepikiran dari tadi" Jaemin.

"Kita cari sekarang hp nya" Jeno.

Mereka kembali sibuk mencari benda yang dimaksud dan membongkar beberapa barang di sana-sini.

Tak kunjung menemukan benda yang dicari akhirnya mereka pun memutuskan untuk mencari ke kamar-kamar lain yang ada di lantai dua ini.

"Supaya cepat, kalian berdua cek kamar yang pintunya dua itu karena itu kamar nya besar, dan gua cek kamar yang kecil" Jeno memimpin lgi dan segera berlalu menuju kamar yang akan di selidiki nya itu.

Jaemin dan Jisung langsung saja menuruti perintah Jeno dan pergi berjalan bersama menuju kamar yang dimaksud.

Jeno POV

Kamar ini sedikit lebih kecil dari kamar Renjun, tapi tidak juga terlalu kecil.

Hiding or Playing || NCT Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang