Suara kecipak yang dihasilkan antara dua bibir beradu memanipulasi pikiran dan melilitkan beragam benalu, memeras dua sosok yang tengah bergulat semakin mencapai ujung nafsu. Tangan-tangan bergerak tak tahu malu, meremas bongkahan yang satu sebelum berpindah pada titik yang menghantar rasa penuh syahdu. Mereka mengerang, dengan kelamin yang secara bersamaan minta dirangsang.
Ini bukan pengalaman seks pertama bagi Donghyuck, dan jelas bukan pula bagi Mark. Dua anak Adam itu sudah pernah merasakan yang namanya nikmat sanggama, hingga tak terhitung lagi jumlahnya. Meniduri pria yang satu sebelum berpindah pada gadis yang lain. Memperawani atau diperawani. Percayalah mereka telah acap kali mencicipi. Namun, semua jelas berbeda ketika keduanya memilih untuk saling membagi. Maka hal itu bisa dilabeli sebagai pertama kali.
Donghyuck mengerang merasakan tangan Mark yang mulai bergerilya di seluruh tubuhnya, menghantar aliran listrik tak kasat mata yang menyetrum seluruh akal sehatnya. Mematikan fungsi otak dan raga, digantikan hanya oleh sikap mendesah dan pasrah. Pikiran pemuda itu sontak berkabut, tertutup oleh ketelatenan pria di atasnya.
"Aku menyesal tidak menyentuhmu dari dulu-dulu," Mark meracau, semakin meningkatkan libido Donghyuck. Mendorong hasratnya demi meminta si pria untuk segera menyetubuhinya saja tanpa banyak bicara.
"Pegang penisku. Yah! Begitu." Kepala Donghyuck mendongak hingga batasnya, memejamkan mata seerat yang dibisa ketika tangan lihai Mark beralih mengusap batangnya yang menegang, siap diberi pelepasan.
"Aku masih bertanya-tanya kenapa kau meninggalkanku."
Donghyuck merasakan getaran pada kepala kemaluannya ketika Mark bergumam sambil menggigit-gigit kecil. Sementara cairan kental mengalir bagai air mancur, membuat batang itu tampak lebih mengilat dan lezat. Mark menjilatinya tanpa bosan.
"Dan sekarang aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan lagi." Si pria bergerak naik ketika merasa pemuda di bawahnya sudah cukup siap. Menggeser kedua kaki Donghyuck hingga mengangkang dan menunjukkan lubang tubuhnya yang berkedut-kedut meminta bahan emutan.
Donghyuck lantas membelalak, berusaha menahan penis Mark yang akan menerobos tubuh bagian bawahnya yang basah bukan main. Namun semua terjadi secara cepat. Benda tumpul nan panjang itu sudah melesak masuk, menumbuk titik terdalam hingga keduanya menjerit tak karuan.
"KAU TIDAK PAKAI KONDOM, MARK SIALAN!"[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I Met You When I was 18 #B-Side [Bahasa]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Selanjutnya, ini bukan kisah tentang orang ketiga sebagaimana badai yang menerpa mereka sebelumnya, bukan pula masalah pertentangan orang tua. Ini hanya soal kematangan sukma, ini hanya soal kematangan atma, yang 'kan jadi tolok ukur...