Hari yang cerah untuk hari ini, hari ini adalah hari kelulusan Nerissa dari SMP. Menurutnya, tiga tahun yang ia jalani cukup membuat dirinya sangat puas dengan beragam kenangan.
Pagi ini, Nerissa berangkat bersama kawan seperjuangannya—Xaviera Dohanna. Cukup jalan kaki beberapa meter untuk sampai di sekolah mereka.
Lengkap sudah dengan baju kebaya yang sekarang sudah ditutupi dengan toga. Mereka berangkat lebih pagi karena siswa harus sampai tiga puluh menit sebelum tamu dan para orangtua datang.
Ya, hitung-hitung Kan bisa sekalian make up disana. Hanya berbekal bedak dan liptint juga sudah cukup.
Neri dan Rara sampai tujuan tanpa kendala apapun, menyapa teman sekelas yang dalam hitungan jam akan menjadi teman se-alumni.
"Lo gak make up, Sa?" Tanya salah satu sahabatnya, Biany namanya–Bella Biany.
"Ini, otw ke toilet bareng Rara." Jawabnya seraya meletakan ransel kecilnya di bangku yang sudah bertuliskan namanya.
"Yang cangtip, yank." Ucap Vanya anak kelas sebelah yang juga sahabat dekat Neri.
Neri mendelik. "Yasaja." Sergahnya. Lalu pergi kearah toilet bersama Rara.
"Sa, lu ok kan? Soalnya, pasti lo bakal kangen sama si doi." Kata Rara sambil mengaplikasikan bedak diwajah nya.
Neri menghela napasnya. "Maybe, ya. Tapi, gue ok kok."
Tangan Rara bergerak menggapai liptint yang ada di pounce miliknya. "Ya masalahnya, kenangan lo sama dia tuh dikit, Sa. Selain kejadian hampir ciuman, dia nembak lo sebelum bulan puasa yang kejadian pas kelas delapan. Dua tahun yang lalu itu tuh..."
Gadis berpipi gembil itu menatap sahabatnya dengan tatapan agak sewot.
"Yaelah, segitu aja cukup. Biar ngelupainnya gampang."
Rara merotasikan bola matanya. "Lu suka sama tuh orang dari pertama masuk sini dan gue yakin sampe sekarang juga kan?" Sungut Rara.
"Udahlah, gausah dibahas lagi. Bikin capek hati aja." Neri beranjak keluar dari toilet dan disusul si gembil; Rara.
Saat mereka keluar dari toilet dan sampai di sebelah panggung, mereka disuguhkan sebuah momen yang Neri benci.
Pencomblangan antara she's crush sama crush of she's crush. Panas ya, ngeliat dia sama yang lain.
Pangeran Arzheta Dhananjaya.
Orang yang Neri elu-elukan dari pertama kali dia masuk SMP, rambut hitam lekat, kulit kuning sawo, bola mata berwarna cokelat terang dan tinggi. Tipe seorang Neri sekali.
Ya, sepertinya dia harus mundur perlahan karena orang yang dia suka katanya suka sama teman sekelasnya.
Adelia Aurellia.
Gadis kurus tinggi, pintar, kesayangan para guru, sopan dan selalu mengembangkan senyum lebarnya.
Neri pikir, tidak salah jika Pangeran suka dengan yang seperti ini. Sebenernya, disekolah Neri setiap tahunnya me-rolling teman kelas, membuat Neri pernah merasakan sekelas bersama Pangeran dikelas delapan.
Kandas sudah saat ternyata kelas sembilan mereka berpisah. Membuat Lia dan Pangeran bertemu dan saling suka.
Padahal saat kelas delapan teman sekelasnya mencomblangkan dirinya dengan Pangeran. Neri bersumpah! Pangeran pernah nembak dia saat Dua hari sebelum bulan puasa, saat mereka selasai menuntaskan Ujian Kenaikkan Kelas, tapi Neri tolak karena menurutnya itu zina sebelum bulan puasa.
Bisa jadi saat Neri sedang puasa, Pangeran menggodanya; dalam artian–gombal, lalu Neri menjadi ayan setelahnya gimana? Atau, misalkan Pangeran memutuskannya lalu ia menjadi menangis makruh nantinya.
Maaf saja, pikiran Neri memang pendek pada saat saat itu. Sekarang? Gadis ini malah menyesali keputusannya dulu. Hiks;(
Rara menatap Neri dengan tatapan seolah sedang bertanya 'lo gak apa?' lalu Neri Hanya mengangguk.
Mereka duduk di bangku mereka masing-masing, Neri menge-cek ponselnya dan ada beberapa pesan dari sang mama.
Ma Queen♡
|Mama nanti kesana sama papa, tapi papa cuma bisa sebentar.
|Sebelum acaranya dimulai Kita foto dulu ya? Soalnya kan papa buru-buru
Emang papa mau kemana?|
|Dinas ke riau
Ok|
Sekali lagi, dia kecewa. Ya gapapa lah, yang penting papa nya sudah mau datang.Neri kebetulan kelasnya di kelas B, dan Pangeran di kelas C jadi Neri bisa melihat dimana Pangeran duduk dan kebetulan yang sangat indah menurut Neri. Karena, mereka duduk bersebelahan! Hanya bangku mereka yang diberi jarak dua tapak.
Pangeran tiba-tiba datang dan duduk di bangkunya membuat Neri langsung menatap kearah depan–mengalihkan atensinya.
"Oy, Sa!" Sapa Pangeran.
Neri menoleh lalu tersenyum. "Eh? kenapa?" Tanya Neri
Dia menggeleng. "Nggak, cuma manggil. Kangen soalnya."
Neri diam. "Brengsek." Gumamnya yang pasti bisa didenger sama Pangeran, membuat Pangeran tertawa dibuatnya.
"Becanda doang gue, Sa."
Ya gue yang kebawa hati sialan!
Tbc.
Cuma segini aja dulu, dikit.
Gajelas memang.Mau unpub tapi masa bikin fanfics lagi??? Lelah menghalu hiks;(
Write: 20.04.20
Publish: 20.04.20
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Aku Diantara Mereka❞ ❲ON-GOING❳
RandomKisah kehidupan percintaan (( Nerissa )) yang selalu berada (( diantara )). "kaya nya gua emang ga di takdir in berjodoh deh. Gagal mulu anjing lah, ga ada lagi gua percaya sama cinta."- Nerissa Jovanca