Setelah kejadian hari itu, Neri mulai menjauh dari Ellza. Alasannya masih kesal dan marah atas kata-kata yang dilontarkan Ellza, menurut nya itu sangat menyebalkan.
Dan sekarang disinilah Neri; lapangan upacara di sekolah nya untuk latihan Upacara senin besok.
Tugasnya adalah pembawa acara, itu dipilihkan Liam untuknya. Sedangkan Ellza dapat tugas Pemimpin Upacara. Sangat gagah.
"Kamu, Nanti kamu ngomongnya yang bener. Intonasinya harus pas!"
Neri mengangguk seraya tersenyum mendengar penuturan Risty. "Iya, kak."
Tiba-tiba salah satu OSIS kelas delapan berambut biru menghampirinya. "Kamu, nama kamu siapa?"
"Aku Nerissa, kak." Jawabnya.
"Oh, ada yang gak bisa? Lancarkan?"
Neri mengangguk. "InsyaAllah."
"Kamu Islam?" Tanya Tina; OSIS kelas delapan tadi.
Dari esempe begini terus. 'Kamu islam?' batin Neri.
"Iya kak, aku Islam. Emang tampilan nya aja begini." Jelasnya.
Tina duduk didekat Neri. "Kamu deket ya sama Liam?"
Neri menggeleng cepat. "Nggak kak!"
"Oh" Lalu pergi begitu saja.
Neri mendengus, permainan batinnya kesal.
"Ayo Gladi!" Seru Pembina OSIS; Pak Sandi. "Di posisinya masing-masing, sok atuh pembawa acara mulai."
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
Lagi dan lagi. Neri harus menunggu sangat ayah yang akan menjemputnya di halte sekolahnya.
Dirinya terus menerus merutuki hal ini, punggungnya agak pegal, tas nya membawa banyak bawaan di tambah tadi pembagian baju sekolah.
Neri melihat kearah samping, ada lelaki dengan baju sekolah nya, Neri menghela napasnya kasar.
"Masih nunggu? Hampir setengah jam loh."
Neri mengangguk. "Hm."
"Lo kenapa?" Tanya lelaki tersebut, ya siapa lagi kalau bukan Ellza.
"Nggak ada." Jawab Neri lalu berdiri dari duduknya—tak mau dekat dengannya.
Tak disangka, Ellza juga berdiri dari duduknya lalu mendekat kearah Neri yang membuang muka.
"Keliatannya nggak." Ellza dapat mendengar helaan napas Neri yang kasar.
Neri membalikan tubuhnya seraya membentak. "LO TUH—" Ya, Neri terlalu kaget dengan wajahnya yang menabrak dada Ellza.
Iris hitam legam nya hanya bisa menangkap name-tag bertuliskan Alfarellza Chrissant Lioniel dengan jelas.
"Gue apa?" Tanya Ellza menyadarkan Neri yang larut dalam ke kagetan nya.
Neri memundurkan dirinya. "L-lo tuh, gak tau napa kalau gue lagi badmood. Udah gak usah deket deket. Lagian ngapain juga lo disini."
Ellza menatap Jalan didepannya. "Nunggu jemputan, gua gak bawa motor hari ini."
Neri kembali duduk, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya alu memulai menelpon Sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Aku Diantara Mereka❞ ❲ON-GOING❳
عشوائيKisah kehidupan percintaan (( Nerissa )) yang selalu berada (( diantara )). "kaya nya gua emang ga di takdir in berjodoh deh. Gagal mulu anjing lah, ga ada lagi gua percaya sama cinta."- Nerissa Jovanca