Neri menatap Liam yang mendekati mereka. "Elja! Lo gak kenapa napa kan?"
❃.✮:▹🍓◃:✮.❃
Satu aula mendadak hening. Neri pun masih dengan mode diam nya.
"Sakit gak, Ja?" Tanya Liam.
Orang yang menyelamatkan Neri tadi–Alfarellza. Membenarkan posisi, dari posisi mengukung Neri, ke posisi berdiri tegak.
Ellza meringis kesakitan, sungguh punggungnya yang terantuk toya tadi benar benar nyeri.
"Sshh, lo pikir?"
Neri yang sudah sadar akan kondisi pun berdiri dari duduknya, lalu menatap Ellza dengan tatapan khawatir.
"Maaf ya? Aduh, terus ini gimana kak?" Tanya Neri ke Liam.
Liam mengambil toya yang tadi nya Deon lempar untuk diletakan dibelakang. "Bawa ni anak ke UKS, abis itu lo obatin. Bisa kan?"
Neri mengangguk mengerti. Ya, Neri harus berterima kasih ke Ellza karena bagaimana pun wajahnya masih bisa cantik.
Neri membawa Ellza ke UKS, dia hanya melirik Ellza lalu memberi isyarat kepada lelaki tersebut untuk mengikutinya, tidak berniat sama sekali untuk menyentuh Ellza.
Sesampainya di UKS ada seorang perempuan dengan almamater yang dapat disimpulkan bahwa dirinya adalah OSIS.
"Kenapa dek?" Tanya kakak OSIS tersebut.
"I-ini kak, tadi dia ke getok toya pramuka." Jawab Neri seadanya.
Perempuan tadi mengangguk paham. "Coba duduk dulu di brankar."
Neri menatap Ellza, seolah menyuruh Ellza untuk duduk disana.
Tiba-tiba pintu UKS terbuka menampilkan kakak OSIS lainnya. "Mi, ada yang kejang kejang di aula, ayo bantu."
Naomi–kakak OSIS bidang kesehatan itu mengangguk lalu menatap Neri. "Dek, di atas kulkas ada P3K ambil minyak lavender sama di kulkas ada es batu buat kompres. Aku tinggal dulu ya."
Neri mengangguk. "Oke kak, makasih ya."
Neri langsung mengambil apa yang dia butuhkan. Setelah selesai dia kembali kearah Ellza lalu duduk disamping brankar.
Secara tiba-tiba Ellza membuka kemejanya dan sialnya Ellza tidak menggunakan kaos lagi.
"Eh! Lo mau ngapain!!"
Ellza menatap Neri aneh. "Lo mau ngobatin gue kan?"
"I-iya sih...–kok perutnya kotak kotak? U-ups, hehehe" Neri merutuki mulutnya yang tidak tau sikon.
Bibir Ellza berkedut–menahan senyuman. "Udah buru."
Neri mengangguk lalu mengompres memar Ellza dengan air dingin. Selagi menunggu, otak Neri berputar untuk mencari topik perbincangan.
Ah, nama! Neri belum tau siapa nama orang yang menyelamatkan nya itu, setau nya hanya 'ja' dan 'elja' hanya itu.
"Nama lo siap–
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Aku Diantara Mereka❞ ❲ON-GOING❳
RandomKisah kehidupan percintaan (( Nerissa )) yang selalu berada (( diantara )). "kaya nya gua emang ga di takdir in berjodoh deh. Gagal mulu anjing lah, ga ada lagi gua percaya sama cinta."- Nerissa Jovanca