Bagian 4

21 6 0
                                    

Pagi ini adalah hari pertama Neri masuk SMA baru nya. Tentu dirinya berharap jika hari ini adalah hari yang berpihak kepadanya, hari keberuntungan. Hari ini adalah miliknya.

Ya, semoga seperti itu.

Seragam putih biru masih Neri kena kan saat dalam masa ospek selama lima hari, dengan tas yang berisi; dompet, alat tulis, dan buku tulis. Hanya itu, lagi pula ini hari pertama Dan pasti hanya akan ada sesi perkenal saja.

Neri menatap penampilannya dari pantulan kaca. Rok biru selutut, kemeja putih, rambut digerai, wajah yang sudah dilengkapi sunscreen  bahkan lengan dan leher yang dibaluri body lotion.

"Nerissa Jovanca, anaknya papa mama, kakaknya Theo, kenapa Hari ini cantik sekali?" Monolog nya seraya menatap penampilannya.

Toktok

Suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamar Neri.

"Kak, cepet bisa gak? Gue nanti telat gimana." Ucapan yang bisa dibilang gak nyantai terdengar di telinga Neri.

"Bentar, dikit lagi." Balasnya santai, tak menghiraukan sang adik yang sedang menggerutu tidak jelas dibalik pintu.

Neri mengambil tas miliknya dan berjalan menuju pintu, tapi sedetik kemudian berhenti.

"Wangian!" Setelahnya Neri melesat mengambil parfum miliknya.

"Mbul!" Pekik sang adik–Theo Jovane, dari balik pintu.

"Yoai, ini lagi jalan."

Neri keluar dari kamarnya, menemukan sang adik yang sedang merengut kesal.

"Teteh, aa'. Udah ayo berangkat!" Pekik sang Ibu dari lantai bawah.

Theo yang masih berwajah kesal itu langsung meninggalkan kakaknya yang sedang merpihkan kuncir rambutnya.

Neri menatap sang adik. "Gosah ngambek, nanti jelek."

"Bacot sia."

❃.✮:▹🍓◃:✮.❃

"Udah sana masuk, jangan aneh-aneh. Gak boleh sombong sama orang, nanti gak punya temen. Jangan lupa makan bekelnya–

"Minum yang banyak biar gak dehidrasi, jangan jajan yang aneh aneh. Iya kan? Siap, gampang itu. Babay papa, Neri masuk ya? Sayang papa." Kata Neri.

Oh tentu dia hafal kata kata papa nya. Setiap mengantar Neri kesekolah papa nya akan bilang hal seperti itu.

Mmummuach.

Neri mengecup pipi papa nya berkali kali setelahnya bersalaman.

"Luv yu, Pa." Ucapnya setelah itu keluar dari mobil nya.

Neri berjalan memasuki gerbang sekolah barunya. Ada kakak OSIS yang sedang menyambut di depan gerbang.

Dan salah satunya tampan.

Neri tersenyum ramah kearah kakak kelasnya.

"Nama kamu siapa?" Ucap kakak kelas tampan tersebut.

Neri tersenyum, tapi apa ini terlalu cepat? Kakak kelas tampan nya itu menanyakan namanya.

"Dek?"

Dipanggil adek pula. Neri semakin tersenyum, ia tak tahan dengan ini.

"Hei! Dek?" Katanya seraya menyadarkan Neri yang masih dengan dunia halu nya.

❝Aku Diantara Mereka❞ ❲ON-GOING❳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang