Chapter 7

1K 232 15
                                    

"Ravn hyung~ mana makanan gue?"

Ucapan Keonhee barusan membuat semua orang disana tersadar bahwa mereka tadi telah menjadikan hyung tertua sebagai tukang pesan antar makanan.

Untungnya Ravn baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, jadinya dia tak masalah dijadikan tukang pesan antar makanan untuk adik-adiknya tersayang.

.
.
.
.
.
.

"BADAN LU NYEBELIN BANGET SIH HYUNG, PADAHAL KAN GUE PENGEN MAKAN MI," keluh Xion ketika merasakan penolakan besar dari tubuhnya sesaat setelah dirinya mengecap kuah mi favoritnya.

"Udah jangan ngerusak badan gue, makan yang bener aja," Leedo memberikan jus yang tadi dipesannya.

"Kasian banget Xion, minum kopi ga bisa, makan mi ga bisa. Untung gue lagi di badannya Xion, jadi makan apapun bisa," ucapan yang terdengar sangat menyindirnya membuat Xion kembali ingin mencakar tupai itu, jika saja bukan berada dalam badannya.

"Jadi badan juga tergantung sama yang punyanya ya, badan lu menolak sesuatu ga Woong?" tanya Keonhee pada Hwanwoong yang sedang menikmati makanan.

"Bedanya badan gue sama lu itu gue lebih cepet kenyangnya, jadi lu ga bakalan bisa ngehabisin semua makanan yang lu pesen itu."

Segera setelahnya Keonhee merasakan perutnya penuh, padahal makanannya belum habis setengahnya.

"Huaaaa makanan gue gimanaaa?"

Ravn menepuk-nepuk pundaknya, "Tenang, biar hyung kesayanganmu ini yang habiskan," ucapan Ravn malah membuat Keonhee semakin sedih.

"Huaaaa pengen buru-buru balik ke badan gue sendiri!!!!"

"Gue jugaaaaa!!!" tentu saja maknae kesayangan kita yang paling menginkan badannya kembali.

.
.
.
.
.
.

"Sekarang kita mau ngapain?" tanya Keonhee masih dengan suara letihnya karena kesal melihat makanan kesayanganya malah dihabiskan oleh pasangan kucing dan tupai.

"Tidur? Gabisa. Makan? Udah. Jalan-jalan? Ga boleh-"

"Napa jalan-jalan ga boleh?" tanya Seoho, memotong pembicaraan Hwanwoong.

"Kan lagi ada virus mematikan hyung," tolong abaikan jawaban Xion ini.

"Cih, padahal tadi kalian maksa hyung buat pergi keluar beli makanan," tolong abaikan gerutuan Ravn yang masih dendam soal membeli makanan tadi ini.

"Kalo ada jalan-jalan entar ffnya makin ga jelas mau dibawa kemana," tolong abaikan juga keluhan Leedo ini.

"Jadi, adakah sesuatu yang bisa dilakukan tanpa harus keluar sekarang?"

Hwanwoong menatap anggota segrupnya yang terlihat seperti berpikir, entah memikirkan apa.

"Main permainan gimana?" saran Keonhee membuat yang lain menatapnya.

"Permainan kaya apa?"

"Kan bisa gitu yang main kaya mafia-mafiaan gitu, atau main tebak-tebakkan, atau main truth or dare. Banyak kan permainan buat main tanpa perlu keluar?"

Mendengar saran Keohee yang masuk akal semua orang menganggukkan kepalanya setuju. Tak ada salahnya sepertinya mereka menghabiskan waktu dengan bermain, karena tidur tak bisa ya mau gimana lagi.

Setelah melakukan beberapa macam permainan yang cukup untuk menghabiskan waktu, kini mereka kembali duduk memutar dengan urutan Ravn > Keonhee > Hwanwoong > Seoho > Xion > Leedo > Ravn, seperti itu.

"Sekarang ayo kita main truth or dare!" seru Keonhee dengan meletakan botol kosong ditengah-tengah mereka.

"Jangan main truth or dare hyung, gimana kalo truth or truth aja?" saran Xion dengan menaik turunkan halisnya.

"Gue sih setuju aja," sambung Seoho, karena Xion sudah menatapnya tajam, memintanya untuk ikut setuju.

"Iya, iya gue juga setuju," begitupun Leedo yang sejak tadi pahanya di cubit sayang oleh Xion.

"Yaudah karna semuanya setuju gue ikut setuju juga," sambung Hwanwoong yang memang tak masalah ingin yang mana pun.

Dan karena Ravn sayang adik-adiknya tentu saja dia akan membalas, "Oke, ayo kita main truth or truth aja."

Tanpa mereka ketahui bahwa sebenarnya terdapat rencana terselebung dibalik permainan truth or truth tersebut...

.
.
.
.
.
.

Makasih banyak buat yang udah vomment karna kalian beneran bikin aku makin semangat buat lanjutin ceritanya hehe

April Fool's Day [ONEUS] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang