Bab 8

554 63 0
                                    


Greenwich, 16 April 2019


Seokjin? Kau baik-baik saja?

Apa yang harus aku lakukan?

Yoongi-ah.. aku baik-baik saja, orang-orang itu memperlakukanku dengan baik, tapi mereka masih menyembunyikan Ashton dariku. Apa yang harus ku lakukan?

Aku disini sebagai jaminan. Apa Ashton benar-benar melakukan hal itu?

Seokjin-ah.. maafkan aku.. tapi aku tak bisa membantu banyak jika itu berhubungan dengan suamimu. 

Aku yakin kau baik-baik saja Seokjin-ah

Ohya aku akan kembali ke Seoul sore ini

Maafkan aku tidak bisa menemuimu sekarang, tapi aku yakin nanti kita akan bertemu lagi di tempat yang tak kau bayangkan

Aku menyukaimu, Seokjin sebagai sahabatku

Semoga kau menemukan kebahagianmu yang sebenarnya


Seokjin menatap layar HPnya yang menunjukkan percakapannya dengan Yoongi. Dahinya mengkerut. Ia tak paham dengan pertemuan di tempat yang tak ku bayangkan? Apa maksudnya. 

"Papa.." panggil Noah yang berjalan menuju ke arahnya. "Daddy kemana? Dari tadi kita tunggu kok gak dateng-dateng. Malah adanya teman Daddy." lanjutnya sambil melirik sekilas beberapa orang yang tengah berdiri di belakang mereka. Ya. Mereka kini tengah berada di halaman belakang rumah itu. Taehyung menyuruhnya untuk bersantai sejenak sebelum ia membawa Ashton. 

Seokjin benar-benar tidak paham dengan apa yang orang-orang itu sembunyikan darinya. Sejak semalam ia selalu bertanya dimana gerangan suaminya itu berada. Dan mengapa suaminya itu tidak mencarinya dan Noah. HPnya pun tidak bisa dihubungi semenjak kemarin. Seokjin sudah bertanya kepada penjaga toko Ashton yang katanya Ashton telah meninggalkan toko sejak siang. Sungguh. Seokjin merasa ia tak tahu apa-apa mengenai suaminya itu.

"PAPAAA.." teriak Noah membuyarkan lamunan Seokjin.

"Oh iya sayang. Maaf." jawab Seokjin sedikit gugup. "Nanti kita tanya temen Daddy ya. Noah main dulu saja sama anjing itu. Oh ya tadi siapa namanya?" tanya Seokjin mengalihkan pembicaraan.

"Monnie, Pah. Namanya Monnie. Lucu ya."

Deg

Seolah ada sesuatu yang menghantam pikirannya. Nama itu terasa tak asing baginya.

"M-Monnie?" ujar Seokjin lirih.

"Iya, pah. Noah lanjut main lagi ya." Noah pun berlari ke tengah halaman itu bersama Monnie yang masih dengan asyiknya bergelung di rerumputan.

Seokjin menatap nanar. 'Monnie?' 


"Monnie-ah... kemari." teriak Seokjin sambil membawa bola kecil kesayangan anjing itu.

Monnie pun berlari ke arah kekasih majikannya. Dan ia mulai mengendus wajah Seokjin yang berjongkok di depannya. Seokjin tertawa geli.

"Sepertinya Monnie sudah akrab denganmu cinta." seru seseorang yang ikut duduk di sampingnya sambil mengelus anjing kesayangannya.

"Moonie, kau menyukaiku?" tanya Seokjin. "Melebihi sayangmu kepada majikanmu?" Moonie semakin mengendusi wajah Seokjin yang diikuti dengan kekehan kedua orang itu.


"Ahhhh..." Seokjin memegang kepalanya yang tiba-tiba pening.

'Huh apa itu? Kenapa tiba-tiba ada bayangan itu?'

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang