Bab 5

554 75 5
                                    


Greenwich, 14 April 2019

Yoongi membukakan pintu apartemen untuk tamunya. Seokjin tersenyum manis hingga matanya tinggal segaris. Ia membawa sebuah kantung kertas berisikan roti di tangannya.

"Noah sudah tertidur." ucap Yoongi sambil membukakan pintunya lebar.

"Oke Yoong. Aku akan membawanya pulang. Makasih banyak ya. Oh ya Hoseok ada di rumah?"

"Dia sedang ke studio."

Seokjin mengangguk paham. Kemudian ia berjalan ke arah kamar tamu yang biasanya digunakan Yoongi untuk menidurkan putranya.

"Ashton belum pulang?"

"Belum. Dia bilang akan lembur malam ini." ucap Seokjin sambil mengusap kepala putranya lembut.

"Jin, bisa kita berbicara sebentar?" ucap Yoongi. "Kita sudah lama tidak mengobrol."

"Ah ya. Akhir-akhir ini aku sibuk Yoong. Sekolahku sedang mempersiapkan lomba."

Yoongi terdiam sebentar menimbang apa yang ia akan sampaikan. 

"Jin, aku dan Hoseok akan pindah ke Korea." ucap Yoongi. "Dan kami tidak akan kembali ke sini."

Deg

Seketika Seokjin merasa sesak. Dia seperti kehilangan sosok sahabatnya. "K-kenapa Yoong?" tanya Seokjin sedikit bergetar. Ia tak pernah sesedih ini sebelumnya, meski Yoongi dan Hoseok sering berpergian. Seokjin pasti akan kesepian.

"Hoseok dapat pekerjaan tetap di sana. Teman lamanya sedang membutuhkan dia." jelas Yoongi.

Hening menyelimuti kamar itu.

"Dan aku ingin bertanya satu hal padamu. Apakah kau tak ingin kembali ke Korea?" 

Seokjin terdiam. Memang keluarga Seokjin berada di sana. Tapi Seokjin tidak memiliki banyak kenangan dengan keluarganya. Kenangan yang ia ingat hanya 5 tahun bersama Ashton di Amerika.

"A-aku tidak tau Yoong. Tak ada yang membawa hatiku ke sana."

"Jin, aku ingin bertanya mungkin sedikit privasi. Tapi apakah Ashton pernah memintamu untuk kembali ke Korea sekedar bertemu keluargamu? Meski kau tak ingat apapun, seharusnya Ashton membantumu untuk mengingat semua itu." jeda Yoongi dengan wajah yang serius dan diikuti dengan kerutan di wajah Seokjin. "Menurutku, salah satu yang membantumu untuk ingat masa lalumu adalah di Korea, Seokjin. Separuh hidupmu ada di sana. Dan apakah kau tidak penasaran dengan 25 tahunmu itu? Seperti apa Seokjin muda?"

Deg

Seolah kepala Seokjin membentur tembok yang keras. Semakin ia berusaha mengingat, semua itu sia-sia. Hanya pening yang ia rasakan. Maka dari itu, Seokjin 5 tahun lalu menyerah untuk mengingat masa lalunya.

"Jin..." Yoongi meletakkan tangan kanannya di bahu sahabatnya. "Apa kau ingin menghapus kenangan 25 tahunmu dengan kenangan 5 tahun?"

Ucapan Yoongi seolah menggaung dipikirannya. Benar. Apakah Seokjin tega menghapus 25 tahunnya?

Entahlah

Seokjin hanya butuh seseorang yang mampu membangkitkan kenangan itu

Kenangan bahagianya

Mungkin juga kenangan pahit baginya


***


Tutttt... Tuttt.. Tutttt..

Suara nada tunggu masih terdengar. Belum ada jawaban dari orang di sebrang sana. Seokjin menggigit bibir bawahnya. Dia khawatir mengapa suaminya belum kembali juga.

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang