Part X : Nostalgia~

759 31 0
                                    

Udah Desember rupanya.. Waktunya menunggu libur ^^.. Jujur ya, aku itu paling menunggu natal & tahun baru! Makasih buat para pembaca yang setia baca ceritaku! Makasih juga ya votenya ;)! Keep reading yaa! Baiklah, kita lanjutkan ceritanya. .

"Kuingin menunggu salju yang akan turun... Pergi ke Hogsmeade bersama teman-teman.." itulah nyanyian tanpa nada karya Margareth Lovegood. Hayo masih ingat siapa dia? Yak betul sekali, teman satu kamar Rose Weasley di Gryffindor.

"Samantha, kau tidak dengar ya? Kepala sekolah kita mengatakan, tahun ke-3 sampai tahun ke-7 lah yang boleh ke Hogsmeade. (-_-)" komentar gadis berambut hitam, Samantha Longbottom.

"Sudahlah, karena ujian udah siap, kan kita boleh bebas mengelilingi Hogwarts, ayo kita keluar sambil bermain salju!" sahut Pervilla Creevey, si bijak yang tenang.

"Rose, apakah kau mau ikut dengan kami?" tanya Samantha sambil memakai kacamatanya.

"Wah terima kasih ya. Tapi, aku sudah membuat rencana dengan Albus dan Brian. Tak apa ya!" kata Rose dengan menunjukkan gigi kelincinya.

Akhirnya mereka keluar dari Ruang Gryffindor, dan melakukan rencana mereka. *esehhh

"Hai Albus! Hai Brian! Ayo kita menyelesaikan misi-misi yang masih tidak kita ketahui jawabannya." kata Rose. Mereka sambil berjalan menuju Perpustakaan Hogwarts, yang dijaga oleh Madam Felicia Kinlend.

"Pagi madam Kinlend!" sapa Brian.

"Pagi juga, Brian. Silahkan masuk!

"Rose, ingat yang kita cari adalah keturunan keluarga Riddle dan sifat-sifat khas keluarga itu. Jangan membuang kesempatan ini." ujar Albus

"Oce. Hmmm, sepertinya ini bukunya. Ya, tepat sekali. Ayo Rose, cepat.." kata Rose dengan jari telunjuk yang mencari Huruf R.

"Sudah dap.." kata Brian.

"Nah, india, ini dia!
Sampai saat ini, Tobius itulah keturunan Riddle yang paling mudah. Dia adalah keponakan penyihir hitam yang paling terkenal, Tom Riddle. Dia diadopsi oleh pamannya, Marvolo Gaunt. Sifat-sifat khas dalam keluarga ini adalah ambisius akan hal buruk yang tinggi, jahat, pendiam, licik." baca Rose.

"Ya tak salah lagi, dia adalah keturunan Riddle, yang sangat mirip dengan Slytherin." ucap Albus.

"Ayah dan ibuku berjuang menyelamatkan Hogwarts dari Lord Voldemort. Tepatnya pada tahun 1997. Setauku, ayahmu adalah penyihir paling hebat di dunia sihir ini Albus." ingat Rose.

"Benar Rose. Paman dan Bibi Brian juga ikut bertempur di Hogwarts ini. Mereka mengorbankan nyawa mereka agar semua baik-baik saja." kata Albus.

"Ya Albus. Mereka adalah Paman Remus Lupin dan Bibi Nymphadora Tonks. Aku selalu mengenang mereka." jawab Brian.

"Baiklah, cukup Nostalgianya, hehehe.. Ayo kita ke pondok Hagrid,mendengar bagaimana peristiwa yang udah terjadi di Hogwarts sejak dulu." lanjut Rose.

        -Setiba si Pondok Hagrid...-

"Halo Hagrid!" kata mereka bertiga serentak.

"Oh, hai para penyihir hebat." jawab Hagrid.

"Profesor, maukah kau ceritakan tentang kisah Tom Mavo.. Marlov, Mar..." tanya Brian dengan bingung.

"Hei, Tom Marvolo Riddle yang benar.." bisik Albus.

"Ha, iya itu. Tom Marvolo Riddle. Lagi pula ini sedang libur." pinta Brian.

"Baiklah, begini ceritanya.
Tom Marvolo Riddle, yang dulu sering dipanggil Lord Voldemort, awalnya adalah seorang murid Slytherin yang baik dan pintar. Dapat dibilang dia adalah penyihir yang hebat. Namun karena kehebatannya itu, dia menyalahgunakan kekuatan sihir itu. Setelah itu, dia membuat sihir menjadi hitam . . . Dia berkelana pergi ke Hogwarts, mengganti nama, dan namanya dikenal sebagai Lord Voldemort. Dia ingin sekali membuat Horcrux. . ." cerita Hagrid lalu dipotong Albus.

"Apa itu Horcrux?" tanya Albus.

"Mari kulanjutkan.
Horcrux adalah alat berupa benda yang dipakai untuk membelah sebagian jiwanya. Ia membagi 2 jiwanya agar ia bisa hidup lebih lama. Nah, niatnya itu sangat-sangat buruk. Dia sudah lama meneror Hogwarts ini. Sampai pada suatu waktu, 3 penyihir hebat, yaitu Potter Granger Weasley dan seluruh murid Hogwarts, serta paman dan bibimu Brian, ikut bertarung dalam pertempuran di Hogwarts, sehingga Lord Voldemort mati. Horcrux tidak berfungsi lagi jika sudah dihancurkan. Sampai lahirlah Tobius Riddle, keturunan keluarga Riddle." kata Hagrid.

"Jadi begitu . . ." ucap Rose.

"Aku sudah mengerti." kata Albus.

"Aku pikir keturunan Riddle tidak ada lagi selagi mendengar cerita Hagrid. Ternyata masih ada." ujar Brian.

"Aku juga berpikir seperti itu, tapi itu semua berbanding terbalik." jawab Hagrid.

  ---Kemudian Sang Kepala Sekolah Prof. McGonagall datang ke Pondok Hagrid---

"Cepat masuk ke lemari kecil ku itu. Ayo!" desak Hagrid.

"Baiklah!" jawab trio itu.

Dengan tergesa-gesa, Profesor McGonagall datang.

"Hello Hagrid. Aku hanya ingin memastikan, bahwa tak ada murid yang masuk ke Hutan Terlarang itu. Kau jaga area ini dengan baik ya! Karena ini sedang musim salju. Aku pergi dulu." ucap Profesor McGonagall lalu segera pergi.

"Ayo keluar lagi,hahaha" Hagrid tertawa.

"Sepertinya kami harus kembali ke Hogwarts." kata Albus.

"Makasih Hagrid informasinya!   serentak mereka menjawab.

"Ya, hati-hati!" kata Hagrid.

Mereka kembali ke Hogwarts, kembali ke Gryffindor Common Room, dan menikmati dinginnya udara sambil duduk di lobang api unggun Gryffindor.

Negeri Sihir yang Tak TerbatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang