deux

6.6K 570 49
                                    






'sur le destin'










🎃

Taeyong memarkirkan sepedanya dihalaman kampus. Pagi itu suasana kampus masih sepi, hanya baru dua sepeda yang terparkir rapi di samping sepeda miliknya. Taeyong berjalan perlahan menuju kelasnya, senyuman taeyong tiba tiba tersungging ketika dirinya mendapati sesosok Doyoung sudah tersenyum lebar menunggunya dan melambaikan tangan ke arahnya. Langkah Taeyong kini menjadi setengah berlari.

"Hey! Jadi siapa yang lebih dulu merindukanku, hem?" Goda Taeyong ketika dirinya sudah mendapati Doyoung di hadapannya. Lalu mereka mendudukan diri pada sebuah kursi taman yang berposisi tidak jauh dari tempat Taeyong memarkirkan sepedanya.

"Aku hanya ingin memberikanmu ini" Doyoung menunjukan satu buah sandwich dan satu kotak susu strawberry. Taeyong tersenyum lalu mencubit gemas pipi Doyoung.

"Jangan lupa sarapan!" Nasihat Doyoung yang sudah di respon anggukan semangat dari Taeyong.

Keduanya tenggelam dalam keheningan sesaat hinga Taeyong mulai bersuara.

"Jadi apa yang kemarin ibumu bicarakan?" Tanya Taeyong tiba tiba saat melihat Doyoung akan beranjak.

"Bukan hal yang penting!" Serunya yang kini sudah dalam posisi berdiri.

"Sungguh? Kau sedang tidak menyembunyikan sesuatu kan" Taeyong masih terduduk, kini tangannya sudah menggapai lengan Doyoung, berusaha menahan pergerakan Doyoung agar dirinya kembali terduduk di sampingnya.

"Sudahlah, lupakan tentang masalah itu hyung" Doyoung menepis pelan tangan Taeyong pada lengannya. Lalu Doyoung mencoba beranjak

"Hey, tunggu! Kita sudah sepakat untuk tidak saling menyembunyikan sesuatu, ayo katakan apa masalahmu?" Teriakan Taeyong tuntas membuat langkah Doyoung terhenti. Doyoung menghela nafas berat, lalu berbalik arah kembali menghampiri Taeyong.

"Ibuku akan menjodohkanku" jawab Doyoung datar.

Taeyong terdiam.

Sudah Doyoung duga, Taeyong akan seperti ini.

"Tenang saja hyung, aku tidak akan menerima perjodohan ini" lanjut Doyoung ketika melihat raut wajah Taeyong yang mulai terlihat kecewa.

"Ibuku memberiku waktu satu minggu untuk berpikir, tanpa perlu waktu satu minggu pun aku sudah tahu jawabannya"

"Lupakanlah, aku tidak mungkin menerima perjodohan itu!" Doyoung berusaha menjelaskan semampunya agar Taeyong dapan mempercayainya.

Namun tetap saja, kini Taeyong mulai beranjak tanpa sepatah kata. Doyoung berusaha menggapai lengan Taeyong.

"Hyung! Dengarkan aku!" Terpaksa langkah Taeyong terhenti karena genggaman Doyoung pada lengannya.

"Hyung, kau percaya padaku kan?" Kini mereka sudah saling berhadapan, keduanya masih berdiri dengan tatapan Doyoung yang mulai serius.

"Jadi mau sampai kapan kita harus menyembunyikan hubungan ini dari keluargamu!? Sampai mereka menjodohkanmu!?" Sebuah pertanyaan singkat tapi tuntas hal tersebut membuat Doyoung kimi tertunduk. Ya, ini memang kesalahannya sejak awal. Sudah 3 tahun mereka menjalin hubungan, tapi Doyoung bersikeras untuk menyembunyikan hubungan mereka dari keluarganya. Entah apa itu alasannya yang pasti Doyoung melakukannya bukan tanpa alasan.

"Aku akan menolak perjodohan ini, hyung!"

"Lakukan apapun yang kamu mau, Kim Doyoung!" Taeyong sudah benar benar pergi. Antara percaya atau tidak, yang pasti dirinya benar benar tidak ingin kehilangan Doyoung.

"Hyung!" Doyoung hanya berdecak kesal melihat punggung Taeyong yang semakin menghilang dari pandangannya.

(Dramatis banget ga sih anjay akutu geli sendiri ngetiknya 😭 alay mereka tuhh wkwk)

🎃

Jaehyun memarkirkan sepedanya. Belum satu langkah dia berjalan, pandangannya teralihkan oleh suara keributan yang mengganggu awal paginya di kampus barunya.

Jaehyun menggelengkan kepalanya seolah tak habis pikir, sepagi ini dirinya sudah disuguhi oleh pertengkaran sepasang kekasih? Menggelikan. Merasa tontonanya itu sudah tidak menarik, Jaehyun mengabaikan orang yang masih bertengkar itu dan tidak ingin memperdulikan mereka toh itu bukan urusannya. Urusannya lebih penting saat ini, mencari di mana letak kelasnya. Lima belas menit berlalu, Jaehyun akhirnya bertanya kepada beberapa orang yang berpapasan dengannya. Kini dia sudah berdiri di depan pintu kelasnya. Awalnya Jaehyun masih ragu untuk memasuki kelas itu  karena semuanya tampak asing baginya. Kecuali satu orang. Pandangan Jaehyun tiba tiba terhenti ketika menangkap sosok orang itu.



























à suivre
🎃

Jadi sebnernya ini tuh Jaedo apa Taedo, ato malah Jaeyong, hayo?

Ini kependekkan nggak sih? Kalian lebih suka baca yang panjang tapi agak bosenin, ato yang pendek tapi ya gitu... wkwk
Ya pokoknya d vomen dulu aja lah 🙈

Aveugle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang