un

14.3K 746 11
                                    




'se rencontrer'










🎃

Taeyong kembali membuka satu lembar kertas dihadapannya, lalu dia kembali memfokuskan iris hazelnya, dan melanjutkan aktifikas menggambarnya. Tak lupa sebuah earphone sudah menempel pada kedua telinganya sehingga dia benar benar sudah tenggelam dalam dunianya.

Seseorang muncul dari belakang tanpa ia sadari. Orang itu tanpa ragu melepas sebelah earphone yang tertanam pada telinga Taeyong.

"Hey Kim Doyoung!" Teriak Taeyong tanpa menoleh.

Doyoung terkekeh ketika mendengar Taeyong menyebut namanya. Tampaknya pria itu sudah hafal dengan kebiasaanya.

"Kau terlalu fokus hyung!" seru Doyoung yang masih berdiri di belakangnya yang kini sudah ikut menatap fokus hasil gambar Taeyong

"Maafkan aku" Taeyong menoleh dan menemukan Doyoung sudah tersenyum hangat lalu memeluknya.

"Aku sudah memasak sesuatu untukmu, ayo kita makan" Doyoung melepaskan pelukannya dan beranjak lebih dulu menuju meja makan, sedangkan Taeyong kini sudah mengikutinya dari belakang.

Taeyong menatap puas tatanan hidangan yang sudah Doyoung siapkan. Keduanyapun duduk saling berhadapan.

"Kau yang memasak semuanya?" Tanya Taeyong, Doyoung hanya meresponnya dengan anggukan bangga, lalu dia menyodorkan sepiring nasi pada Taeyong. "Makanlah, setelah itu aku akan pulang"

Baru saja Taeyong akan melahap sesendok nasi, tangannya tiba tiba terhenti setelah mendengar ucapan Doyoung.

"Apa kau tidak akan menginap?" Tanyanya serius lalu kembali menyimpan sendoknya di atas piring.

"Tidak untuk hari ini hyung" Doyoung hanya meresponnya datar, dan dia kembali menyibukkan dirinya dengan makanan di hadapannya.

"Ayolah" rengek Taeyong yang masih belum memakan sesuap nasi di hadapannya.

"Tidak" tegas Doyoung

Taeyong masih memasak muka memelas agar Doyoung benar benar berubah pikiran.

"Ibu sudah menyuruhku pulang, ada sesuatu yang ingin dia bicarakan" jelas Doyoung agar Taeyong mengerti jika Doyoung harus pulang karena sebuah alasan.

"Makanlah" lanjut Doyoung.

"Baiklah" jawab Taeyong pasrah lalu kini dia melahap makanan di hadapannya.

Setelah lima belas menit dalam keheningan, keduanya pun selesai dengan kesibukan makan mereka. Doyoung bangkit, lalu menuangkan sisa sisa makanan kedalam satu piring.

"Aku akan membereskan ini dulu, lalu setelah itu aku benar benar akan pulang" lanjutnya selagi dirinya menata piring kotor di hadapannya lalu membawanya ke tempat cuci piring. Taeyong ikut membantunya dan menyusulnya dari belakang. Sesampainya di tempat cuci piring, Taeyong menyimpan tumpukan piring kotor di tempat cucian, lalu memeluk Doyoung dari belakang.

"Hyung, jangan seperti ini" Doyoung yang merasakan tangan Taeyong melingkar di perutnya merasa terganggu oleh sikap Taeyong.

"Aku akan merindukanmu Doyoung" Taeyong masih belum melepaskan pelukannya, dan dia malah bertingkah semakin manja

"Kita akan bertemu besok" Doyoung masih menyibukkan dirinya dengan piring kotor di tangannya.

"Tapi itu terlalu lama untuk menunggu hari esok" Taeyong semakin mengeratkan pelukannya. Sementara itu Doyoung sudah selesai dengan kesibukkannya.

"Lepaskan, aku harus pulang sekarang" Doyoung berhasil melepaskan tangan Taeyong yang melingkar di perutnya. Lalu membalikkan tubuhnya dan dia sudah mendapati wajah Taeyong yang sudah menatapnya dengan cemberut.

"Kita akan bertemu besok" Doyoung mengelus pelan pipi Taeyong sebelum dia benar benar pergi meninggalkan apartemen Taeyong. Taeyong masih menatapnya dengan tatapan memelas. Doyoung tidak sanggup dengan tatapan itu. Hingga dirinya gemas lalu mengecup singkat bibir Taeyong. Taeyong masih menatapnya dengan tatapan memelas.

"Sampai besok!" Seru Doyoung final yang pada akhirnya dia benar benar pergi meninggalkan apartemen Taeyong.

Doyoung berjalan setengah berlari setelah dirinya menutup pintu kamar Taeyong. Tampaknya godaan Taeyong tuntas membuatnya tertahan sedikit lebih lama di tempat itu hingga dirinya kini harus benar benar berlari karena ibunya sudah menghubunginya beberapa kali. Ketika pandangan Doyoung masih teralihkan pada ponsel di tangannya,
tanpa sadar dirinya menabrak seseorang hingga orang di hadapannya itu terjatuh.

"Hey! Jalan yang benar! Apa kau buta haah!?"

"Maaf!" Seru Doyoung lalu kembali melanjutkan langkahnya setengah berlari tanpa memperdulikan keadaan orang yang sudah di tabraknya. Dia bahkan benar benar tidak peduli meskipun orang itu sudah memakinya. Toh mereka tidak akan pernah bertemu lagi, pikirnya. Hingga akhirnya Doyoung memasuki sebuah lift, sebelum pintu lift tertutup Doyoung dapat melihat orang yang sempat ia tabrak itu masih bergelut dengan pakaiannya yang tampak basah karena tumpahan kopi yang tak sengaja tersenggol olehnya.

'Maaf' serunya dalam hati yang kini merasa benar benar bersalah.

🎃

Jaehyun memasuki partemennya. Dia mengibas ngibaskan kaos nya yang kini sudah basah kuyup karena tumpahan kopi di tangannya.

"Sial!" Umpatnya. Lalu dia melepaskan bajunya dan membaringkan tubuhnya. Jaehyun menghela nafas, lalu tiba tiba bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. Kejadian yang baru saja menimpanya tiba tiba terlintas di pikirannya. Dapat Jaehyun ingat dengan jelas, sebuah raut wajah cemas dibalik tingkah yang sedang tergesa gesa dengan tatapan yang tak lepas pada ponsel hanya dengan satu ucapan kata 'maaf'. Jaehyun kembali terkekeh seolah tidak percaya dengan kejadian yang baru saja menimpanya, bagaimana bisa ada seseorang yang begitu dengan mudahnya mengabaikannya? Jaehyun lagi lagi tersenyum. Senyuman Jaehyun kini terlihat semakin jelas hingga lesung pipinya terbentuk dengan sempurna. Jaehyun kembali mengingat ngingat wajah seseorang yang tadi sudah menabraknya, ketika wajah tersebut kembali tergambar jelas dipikirannya, bibirnya tiba tiba tanpa sadar bergumam kata 'Manis', lalu dia menutup matanya dengan senyuman yang masih menyungging di bibirnya.










Next or Delete?

🎃

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. April 2020

Aveugle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang