six

3.1K 398 60
                                    







'étranger'







🎃

Jaehyun menuntun Doyoung menuju ranjangnya. Doyoung yang perlahan di tuntun menidurkan dirinya ketika dia merasakan tubuhnya sudah berada di tepi ranjang. Jaehyun menoleh ke sekeliling ruangan. Didapatinya kedua orang tua Doyoung sudah meperhatikan mereka sejak tadi. Ibu Doyoung menebar senyum kepada Jaehyun di saat tatapan mereka bertemu. Sang ibu menghampiri Jaehyun yang kini sudah terduduk di samping ranjang Doyoung.

"Maaf Jaehyun, kita bertemu di saat yang seperti ini"

Jaehyun menggeleng sambil tersenyum

"Tidak apa apa"

"Doyoung, ini Jaehyun. Dia yang akan menjadi pasanganmu kelak"

Doyoung hanya terdiam. Tentu saja Doyoung tau nama itu, sebelumnya sang ibu pernah bercerita jika dia akan di jodohkan dengan pria bermarga Jung ini, hanya saja Doyoung belum pernah melihat rupanya seperti apa.

Jaehyun mengelus pelan tangan Doyoung yang masih terlilit perban. Menatap wajah Doyoung yang sebagian wajahnyapun ikut tertutupi oleh perban.

"Jaehyun, kami tinggal sebentar" kedua orang tua Doyoung meninggalkan keduanya dalam kesunyian. Ketika sadar kedua orang tuanya pergi, Doyoung menepis kasar tangan Jaehyun pada telapak tangannya.

"Lepas!"

Jaehyun yang menerima perlakuan itu tidak kaget, wajar saja dia bertindak seperti ini, Jaehyun masih orang asing baginya.

"Namamu, Kim Doyoung kan?" Tanya Jaehyun hati hati. Doyoung tidak meresponnya sama sekali.

"Aku ingin mengenal banyak tentangmu" lanjut Jaehyun

Doyoung masih terdiam.

"Tapi, jika kau masih perlu waktu untuk menerimaku, aku akan bersabar"

"Aku akan datang ke sini setiap hari untuk menemuimu" Jaehyun kembali mengelus tangan Doyoung, kali ini tidak ada perlawanan dari Doyoung. Hanya saja Doyoung sedikit memalingkan wajahnya, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini, mungkinkah Lee Taeyong masih memenuhi pikirannya?

🎃

Ten menghampiri Taeyong yang kini sudah duduk diatas ranjang, dirinya kini lagi lagi menatap kosong keluar jendela di luar sana.

"Jadi, siapa namaku?" Langkah Ten terhenti ketika menyadari pertanyaan itu keluar dari mulut Taeyong. Ten sempat berpikir, dirinya ragu saat ini, haruskah dia mebeberkan seluruh identitasnya ataukah Ten sebaiknya memberi identitas baru? Mengingat bagaimana keluarga Kim begitu membenci Taeyong dan menganggap Taeyong sudah tiada.

"Namamu.."

Dokter memasuki ruangan Taeyong saat itu juga, sehingga ucapan Ten terpotong. Taeyong yang menyadari kehadiran dokter membaringkan tubuhnya, bersiap menerima perlakuan dokter untuk memeriksanya. Keadaan Taeyong memang sudah terlihat sehat, tapi tidak dengan ingatannya.

Dokter selesai dengan keperluannya, melihat hal tersebut, Ten mengikuti dokter untuk menerima hasil laporan kesehatan Taeyong.

Taeyong kembali terduduk menepi pada pinggiran ranjangnya, tatapannya kembali kosong. Dia lagi lagi berusaha mengingat sesuatu, namun usahanya tetap gagal, dia tidak bisa mengingat apapun.

Pintu kamarnya kembali terbuka, Taeyong yang menyadari itu tetap tidak beranjak dari posisinya. Langkah seseorang semakin terdengar menghampirinya.

Aveugle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang