02

19 1 0
                                    

Pernikahan cia dan gabriel berlangsung hikmat di kediaman orang tua cia, dan hanya di hadiri oleh orang tua gabriel serta keluarga cia. Kini status kedua insan itu sah sebagai suami istri.

" karena sekarang mereka sudah sah, maka saya akan membawa menantu saya untuk tinggal dengan keluarga saya " kata Heru (ayah gabriel)

" silahkan, lagipula anak itu tidak berguna " jawaban ana (ibu cia) membuat hati cia teremas, air matanya siap meluncur.

" anda tidak perlu repot repot berkata seperti itu, karena kami juga tidak tahan di sini " balas mila (ibu gabriel) dengan nada sinis. Sedangkan ana hanya membuang muka kearah arah lain saat mendengar ucapan mila.

" cia sayang, siapkan barang barang mu " mendengar perintah sang mertua, cia langsung naik ke lantai dua untuk menyiapkan barang barang yang akan di bawanya ke rumah sang suami, dan mertua.

Setelah beberapa menit, cia turun dengan koper yang cukup besar.

" sudah siap sayang? " tanya mila

" sudah bun.. " jawab cia

" kalau gitu ayo, iel bawa koper cia " perintah mila

" bunda duluan aja, aku mau pamitan dulu " kata cia, sambil melirik orang tuanya yang tidak menginginkannya lagi.

" yaudah bunda tunggu di mobil " kata mila lalu menuju kemobil.

" mah, pah, cia pamit ya... " suara cia terdengar seperti menahan tangis.

" sana pergi, kalau perlu jangan balik lagi. Saya muak liat muka anak yang nggak tau diri " hardik sang ibu. Sedangkan sang ayah hanya diam tanpa berniat menjawab ataupun melihat cia.

" kalau gitu cia pamit " setelah pamit, cia langsung menuju ke mobil orang tua gabriel sambil menahan tangis.

                          🏡🏡🏡

Kurang lebih 45 perjalanan cia akhirnya sampai di kediaman suaminya, atau lebih tepatnya kediaman orang tua gabriel. Rumah itu terlihat tentram, mungkin memang masih besar rumah orang tua cia tapi, rumah gabriel mempunyai aura yang sangat damai, nyaman, dan bahagia.

" sudah sampai sayang, ayo turun " ajak mila. Heru berjalan di depan menuntun anggota keluarga barunya, sedangkan gabriel sedang mengambil barang barang cia.

" sekarang kamu udah jadi keluarga ini, kamu kalau perlu apa apa jangan sungkan bilang sama kami ya!! Anggap kayak rumah kamu sendiri ok!! " mereka sekarang tengah duduk di ruang tengah. Mencoba membuat cia terbiasa dengan keluarga mereka.

" panggil saya ayah saja, jangan panggil om. Saya sekarang ayah kamu juga " kata heru menjelaskan karena sejak tadi cia memanggil dengan om.

" iya yah... " balas cia dengan malu malu.

" iel antar cia kekamar, biarkan dia istirahat pasti dia lelah " perintah mila pada gabriel. Gabriel mengangguk lalu menarik tangan cia dengan lembut dan menuntunnya ke kamar mereka.

Sampai di lantai dua cia tertegun di depan pintu melihat kamar yang akan menjadi kamarnya ini. Bagaimana tidak kamar gabriel ini terlihat sangat maskulin, dinding yang di cat dengan warna hitam, serta dengan kasur berseprai biru. Di lengkapi dengan lemari dan sofa yang berwarna putih lengkap dengan meja berwarna hitam. Ada balkon yang menyajikan cia pemandangan kota yang terlihat sangat cantik.

" ayo masuk " ucapan gabriel membuat cia kembali kedalam kesadarannya. Cia masuk dan terduduk di kursi sambil berfikir dimana dia akan tidur?

" aku tidur di sofa aja ya!! " seru cia

" kenapa? Lo nggak mau seranjang ama gue " mendengar itu cia gelagapan. bukan itu maksud cia, cia hanya tidak ingin gabriel merasa tidak nyaman. Sudah cukup ia membuat gabriel terbebani dengan adanya dirinya. Walau memang seharusnya gabriel bertanggung jawab pada cia, tapi cia terus berfikir ini salahnya karena memasuki kandang burung malam itu.

" nggak!!!  Nggak gitu, aku cuma nggak mau kamu jadi nggak nyaman karena aku " ucap sambil menunduk

" hei... " gabriel mengangkat dagu cia agar cia dapat melihatnya

" jangan bilang begitu. Gue nggak masalah sama keberadaan lo, sekarang gue suami lo dan lo istri gue. Jadi lo nggak perlu merasa kayak gitu, OK!! " mendengar ucapan gabriel membuat matanya berkaca kaca siap mengeluarkan sesuatu yang cair.

" kenapa kamu melakukan semua ini gabriel " lirih cia, setetes air matanya mulai turun

" kamu nggak perlu lakuin semua ini gabriel, ak_ "

" terus lo mau gue jadi cowok berengsek " ucapan cia terputus oleh gabriel. Gabriel menatap cia dengan tatapan datar, dan suara yang datar menandakan bahwa ia sedang menahan emosinya.

" lo mau gue merasa bersalah karena menelantarkan wanita yang tengah hamil darah daging gue "

" cia, perlu lo ketahui gue nggak se brengsek itu. Udah cukup gue ngebuat lo hamil, dan itu udah lebih dari cukup buat gue merasa sangat bersalah " gabriel melangkah menuju pintu, namun baru berapa langkah ia berbalik lagi menatap cia dan berkata...

" dan gue nggak akan biarin anak gue kekurangan kasih sayang. Karena apapun yang terjadi dia tetap anak gue " lalu melanjutkan langkahnya keluar kamar.

" tapi, aku nggak bisa kayak gini gabriel... " lirih cia dengan mata yang terus menatap pintu, dan jangan lupakan air matanya yang terus berderai.

" hati kamu bukan buat aku....  "








To be countinue

Part ini agak pendek, butuh banyak aqua buat merefresh otak yang udah karatan ini. So, if  you find mistakes in writing Please let me know. Dan maaf bila ceritanya tidak sinkron. I'm just human... 😇

Part selanjutnya alur mundur ya!!

ALICIA & GABRIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang