09

15 2 0
                                    

" gue lagi dong!! "

" nggak nggak!! "

" lo udah kalah bambang! "

" justru karena gue kalah gue harus balas dendam "

" aaaaahhhhh sakittt bego " veno menepis dengan kasar tangan rico dari kupingnya.

" lo ngeselin!! " ujar rico sambil mengusap tangannya yang ditepis veno.

" nih, nggak usah ngambek. Najis tau liat muka lo! " veno menyerahkan stick ps yang dari tadi mereka rebutkan ke rico.

" riel, bini lo masak apa? " gabriel menoleh pada veno.

" gue laper nih!! " sambung veno sambil mengusap perutnya.

" emang nggak ada akhlak lo. Dikasih sapi mintanya kuda. Sampis lo!! " gabriel melempar remot ac ke veno.

" ya, namanya juga lapar " veno mempoutkan bibirnya.

Apartemen gabriel dan cia tengah ramai dengan kegaduhan veno serta rico. Mereka membuat kegaduhan saat bermain ps, sedangkan cia tengah didapur menyiapkan makan siang untuk suaminya serta tamu kurang akhlak itu.

" bentar, gue cek dulu. Nih " gabriel menyerahkan stick ps itu ke veno lalu berjalan menuju dapur. Meninggalkan 2 orang itu asik bermain ps.

Didapur sendiri cia sedang asik dengan dunia masaknya. Tak menghiraukan kebisingan yang dibuat 3 orang itu. Cia memasak tumis kangkung, ayam goreng saus pedas, serta ikan bakar. Sementara itu masih ada cumi saus asam manis yang masih dalam tahap dimasak.

" cia, masak apa? " tanya gabriel saat sampai di dapur.

Cia menoleh ke suaminya sambil tersenyum " ini aku masak kangkung, ayam, ikan sama cumi " cia memperlihatkan hasil masaknya ke gabriel.

" hah!! Banyak banget. Nggak usah banyak banyak, orang kayak mereka nggak usah kamu kasih makanan enak gitu. Kasih aja tumis kangkung itu, sisanya kita aja yang makan " kata gabriel dengan teganya.

" ish.. Iel mulutnya. Jadi tuan rumah itu nggak gitu caranya, apalagi mereka sahabat kamu "

" alah..  Anak curut kayak gitu nggak usah di jamu istimewa " cia memukul pelan lengan gabriel.

" nggak boleh gitu. Ini namanya tata krama " ucap cia sambil memindahkan cumi yang sudah matang itu ke piring.

Makanan selesai ditata di meja, gabriel kembali keruang tengah guna memanggil tamu kurang akhlaknya. Namun, sampainya diruang tengah mulutnya terbuka lebar melihat kekacauan yang diciptakan oleh sahabatnya. Bantal sofa berserakan, bungkus cemilan tercecer, veno yang mencekik leher rico dan rico yang menjambak rambut veno.

" CURUT!!!! " teriak gabriel.

Mereka menoleh kearah gabriel dengan posisi yang belum berubah. Cia yang mendengar teriakan gabriel pun, berjalan dengan cepat menuju asal suara. Berjalan dengan cepat loh, bukan lari.

" kenapa? " tanya cia, lalu menoleh kearah veno dan rico yang masih mematung.

" ini loh si curut berantakin rumah lagi. Padahal tadi udah kamu bersihkan " lapor gabriel pada cia.

Omong omong sekarang gabriel udah bicara aku-kamu. Entah apa alasannya.

" ini ni si veno " kata rico saat veno sudah melepas cekikkannya.

" enak aja, lo yang salah!! Udah kalah tapi nggak terima " kata veno tak mau kalah.

" lo "

" lo "

" lo "

" lo "

" UDAH " teriak gabriel.

" lo berdua sama aja, sama sama nggak ada akhlaknya!! " veno dan rico langsung terdiam mendengar bentakkan gabriel.

" lo berdua beresin semua kekacauan yang lo buat!! " peintah gabriel sambil menunjuk kearah kekacauan yang mereka buat.

" udah udah... Beresinnya nanti aku aja. Sekarang makan siang dulu gih " ucap cia lemah lembut.

Veno dan rico langsung menoleh pada cia sambil tersenyum. Mereka berdua mendekati cia dan memegang lengan cia. Veno yang lengan kanan, rico lengan kiri.

" cia emang paling baik deh " puji rico.

" iya. udah cantik, baik lagi " tambah veno.

Cia tersenyum mendengar pujian dari sahabat suaminya ini, sedangkan gabriel merotasikan bola matanya mendengar pujian buaya dari sahabatnya.

" udah, ayo makan " ajak cia.

" eh... Tangan lo lepas nggak! " gabriel menepis kedua tangan sahabatnya, dari lengan cia.

" iya iya posesif amat sih!! " sindir rico.

🌜🌜🌜

Malam harinya cia sedang dikamar sendirian, gabriel pergi kerumah orang tuanya untuk mengambil gitar katanya.

Cia termenung menatap langit langit kamar, pikirannya berkeliaran. memikirkan ulang kembali takdir yang membawanya kedalam hidup seorang gabriel yang tak lain cinta pertamanya.

Cia tersenyum geli mengingat bagaimana caranya ia bertemu dengan gabriel si cinta pertamanya.

Flashback

Cia mengumpati rak buku yang menjulang tinggi itu. Niatnya mengambil buku fisika itu harus mengambil banyak waktu dikarenakan tinggi rak buku dan tinggi cia berbeda jauh.

" ish.. Siapa juga sih yang naruh buku disitu. Nggak tau apa semua orang tingginya nggak sama!!! " omel cia sambil melompat mencoba meraih buku itu.

" kalau pendek ya pendek aja. Nggak usah ngomelin orang karena naruh barang yang jauh dari tinggi lo " ucap seorang pria di belakang cia.

Cia berbalik lalu mendongakkan kepalanya guna melihat si lawan bicara. Cia mengerjap melihat lawan bicaranya yang ternyata sangatlah handsome. Pria itu memajukan wajahnya kearah cia sehingga mengikis jarak. Cia refleks menahan nafas saat melihat wajah tampan itu dari dekat, sesekali kedua matanya berkedip menandakan kalau dirinya masih hidup.

Pria itu terkekeh melihat kepolosan cia. Lalu memukul pelan kepala cia dengan buku fisika yang dari tadi cia coba raih.

" nafas oy!! " kata pria itu.

Cia mengusap kepalanya yang tadi dipukul oleh pria itu. Ia menatap kesal pria itu, namun kesannya malah imut.

" nih, buku yang lo mau " pria itu menyodorkan buku pada cia lalu beranjak pergi.

" oh, iya nama gue gabriel " ucapnya sebelum benar benar pergi.

Cia tersenyum lebar saat gabriel telah hilang dari pandangannya. Menatap buku yang diberikan gabriel tadi.

" first sight love? "

Flashback off








TBC

* cara ketemunya emang klasik amat sih, soalnya nggak tau nulis tentang romance. Sorry.

* maaf bila banyak kesalahannya mau dari ceritanya nggak jelas atau typonya yang berserakan. Maaf.

* kalau ada yang nggak dimengerti komen aja, atau nemu kata yang salah komen ya!!.

* follow me @alfinam.nur

Vote & share

ALICIA & GABRIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang