O5 : Ruang Kesehatan

3K 454 21
                                    

Baik Rosé maupun Chris segera bergegas keluar kelas begitu bel pulang sekolah berdering. Keduanya sama-sama berlarian di koridor begitu Chanyeol mengirimkan mereka pesan bahwa ia dan Felix berada di ruang kesehatan.

Rosé sesekali melirik jam tangan Rolex yang melingkari pergelangan tangannya, pasalnya pulang sekolah ia terlanjur membuat janji dengan teman-teman barunya untuk pergi ke mall. Sementara Chris menarik pergelangan tangan gadis itu begitu kecepatan Rosé mulai menurun.

"Cepetan! Lelet banget, sih!" ujar pemuda itu sambil melirik sekilas kembarannya tersebut.

"Sabar anjir, ini gue pake rok," balas Rosé emosi.

Sepasang kembar itu masih terus berlari melewati gedung khusus kelas sepuluh dan berakhir di gedung lain dengan ukuran lebih kecil daripada gedung yang lain. Namun saat Chris akan menarik Rosé untuk berbelok di koridor kelas sepuluh, seorang gadis sudah terlebih dahulu menabrak bahunya hingga terpental.

Chris dengan sigap melepas genggamannya pada Rosé dan menarik pinggang gadis itu untuk menahan agar ia tidak terjatuh dan menghantam lantai yang dingin. Rosé mengintip dari balik punggung tegap pemuda itu, kemudian menemukan sosok familiar baginya.

"Eh, Chaeyoung Cony?"

Gadis itu, Chaeyoung mengalihkan pandangan dari Chris ke belakangnya. "Eh, Rosie?!" pekiknya tiba-tiba, membuat Chris sempat tersentak.

"Yes, how are you, Young?" Rosé mendekat, kemudian membantu Chaeyoung untuk berdiri dengan benar.

"Fine! Kamu baru masuk sekolah?"

"Iya, biasalah Daddy selalu ngelarang dengan alesan yang klasik," Rosé menjawab diakhiri decakan pelan, sementara Chris masih tidak mengenali siapa gadis di hadapannya ini. "Oh, ya— gue duluan, Young! Ada urusan urgent, dadah!" Setelahnya Rosé gantian menarik pergelangan tangan Chris yang masih terdiam, dengan pandangannya terus menatap lurus pada sosok manis Chaeyoung.

🍑

Felix tanpa sadar menguap, membuat Chanyeol yang berbaring menepuk mulutnya. "Ck. Mana, sih, mereka?" dengus Felix sambil menyingkirkan telapak tangan besar milik kakak sulungnya itu.

"Nggak ta—"

Brak!

"Piliks!" Sosok Rosé dan Chris tiba-tiba saja muncul, dengan cara mendobrak pintu uks. Membuat dua gadis yang berada di brankar sebelah terlonjak. "Oops," ucap Rosé begitu melihat ada dua siswi asing. "Halo, hehe."

Keduanya tersenyum sebagai balasan sapaan Rosé, kemudian kembali melanjutkan mengobati satu sama lain. Rosé dan Chris melangkah mendekati kedua saudara mereka dengan ekspresi cemas yang kentara.

"Lo berdua habis ngapain, sih?!" omel Rosé sambil berkacak pinggang, mengamati seragam Chanyeol yang sudah berganti dan seragam Felix yang kotor.

Mendengar nada bicara Rosé, membuat kedua pemuda itu bungkam seketika. Namun baru Chris ingin menambahkan, seseorang menginterupsi dengan pelan.

"U-um.. maaf memotong, tapi mereka berdua tidak salah sama sekali."

Atensi Rosé teralih, menemukan salah satu gadis yang sempat ia sapa sudah berdiri di seberang. "Oh, okay.. terus salah siapa mereka bisa kayak gini?"

"Itu salah kami," jawab gadis yang memiliki rambut sebahu, kemudian melirik temannya yang terbaring. "Kami sama-sama ceroboh, nggak lihat kalau lagi jalan. Jadi, maaf."

Chanyeol langsung mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian menyanggah, "enggak, itu salah gue sama Felix yang nggak sadar ada lo berdua, Wen. Serius."

Gadis berambut sebahu itu, Wendy tersenyum lembut. "Gak apa-apa, lagipula gue sama Chaewon udah mendingan." Gadis yang tengah berbaring itu menoleh, lalu ikut tersenyum manis.

Rosé tiba-tiba mengerutkan keningnya, merasa kebingungan sendiri. "Gimana, sih? Kok gue gak ngerti?"

"Nanti gue jelasin di rumah aja," sahut Felix sambil meraih ransel yang sudah Chris bawakan. "Hm.. kita duluan, lo udah gak papa? Atau mau gue anter ke rumah sakit dulu, Won?" Felix menoleh lada Chaewon yang hanya membalas dengan pelan.

"Oh, iya— Kak Wendy sama Chaewon, nama keluarganya siapa?" Tiba-tiba saja, Chris melontarkan pertanyaan yang terdengar aneh. 

"Barnett," jawab Chaewon dengan segera, berbanding terbalik dengan Wendy yang kini malah terdiam.

"Kak Wen?"

"J—jagger."

"Woah, keluarga Jagger yang pemilik industri perkebunan di seluruh negeri?"

Wendy menggeleng, dengan kepala tertunduk.

"Oh, atau pemilik perusahaan Jag's Group?" Kini, Rosé ikut menimpali membuat kepala Wendy semakin tertunduk dan menggeleng lemah. "Hm? Terus apa, dong?" Tak mau kalah, Felix ikutan buka suara.

"A-ayah hanya punya toko rental komik di pusat kota," jawabnya dengan terbata.

Hening sejenak sebelum suara Rosé memecah, membuat Wendy tersentak. "OH! Wen's Comic???? Itu punya Ayah Kak Wen? Wah, keren! Aku sering ke sana, walaupun pengawal yang lebih sering mewakiliku."

Kepala gadis Jagger itu terangkat, menatap tak percaya pada Rosé. "Eh? Kamu tidak membenciku?"

Sebelah alis Chanyeol terangkat mendengar pertanyaan aneh yang terlontar dari bibir tipis milik Wendy. "Karena apa?"

"Karena... aku bukan berasal dari kalangan yang setingkat dengan kalian?"

"Gue nggak pernah mikirin soal tingkatan sialan itu," sahut Felix enteng, dengan kedua tangan ia masukkan ke saku celana. "Orang yang mikirin kayak gitu bodoh, kenapa? Karena kita sama-sama makan nasi, kenapa harus ada pembedaan kasta kayak gitu? Gak guna."

Chaewon yang sedaritadi mendengar diam-diam memandang pemuda itu dengan tatapan tak terbaca, sebelum keempat saudara itu berlalu keluar ruang kesehatan setelah berpamitan pada keduanya.








April 21, 2O2O

kalau semisal ada typo kasih tau ya, ak belum cek karena males wkwk

The Harrison FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang