Rosé mendengus sebal, di sebelahnya Lisa melirik penuh penasaran penyebab apa yang membuat teman sebangkunya itu sudah kesal di pagi hari ini. Namun begitu melihat raut wajah kecut Rosé, gadis berponi itu memilih menunda pertanyaannya.
Brak!
"Rosé!"
Suasana hening kelas langsung hancur begitu Jisoo bersama Jennie masuk dengan cara membanting pintu cukup kencang. Baik Lisa maupun Rosé sama-sama mengalihkan pandangan, menatap heran sekaligus penasaran.
"Apa, sih? Masih pagi udah teriak-teriak kayak di hutan," dumel Lisa sambil menyomot sepotong biskuit dari tangan Jisoo.
Jisoo hendak protes, namun Jennie segera menahannya. "Itu, di mading! Di mading ada– ada, ADUH LO BANTUIN GUE DONG!" emosi Jennie sambil menepuk lengan Jisoo kencang.
"Gak usah mukul bisa gak, Nenek Lampir?!" Jisoo melotot, yang dibalas pelototan dari Jennie juga.
Sementara Rosé berdecak samar, melihat kelakuan aneh kedua teman barunha itu. "Kenapa di mading, Jen?" tanyanya akhirnya buka suara.
Jennie kembali memusatkan atensi pada Rosé setelah mendengar suara bernada halus milik gadis bersurai pirang itu. "Ada foto lo, abang lo, kembaran lo, bahkan adek lo!"
"Hm, terus?"
"Masalahnya, fotonya ngelihatin kalau masing-masing dari kalian lagi kayak makan malam di restoran!"
Rosé diam, ia masih sedikit mencerna ucapan Jennie sampai tiba-tiba saja ia langsung beranjak pergi keluar kelas. Meninggalkan Lisa yang masih tak faham, dan Jennie-Jisoo yang malah saling pandang.
🍑
Felix menarik apa yang kini tertempel pada mading dengan emosi. Di sebelahnya Chenle beserta Eric hanya melihat dengan ekspresi beragam. Eric yang terlihat sedikit heran akan reaksi Felix, serta Chenle yang berwajah masam melihat salah satu foto.
"Lo kenapa semarah itu sih, Lix?" tanya Eric, membuat atensi Felix berganti objek.
"Jelaslah gue marah," jawab pemuda itu menggebu-gebu. "Siapa yang gak marah kalau bahan untuk artikel kali ini bener-bener ganggu privasi seseorang."
Kening Eric mengerut. "Emang tulisannya apa, sih?"
"Keempat anak dari Keluarga Kaya Raya, Harrison ternyata sudah memiliki gandengan dan semalam terlihat tengah makan malam bersama." Felix berdecih, kemudian membuang kertas yang baru ia sobek dari mading itu ke tong sampah terdekat. "Artikel sampah, gandengan apanya."
Selesai Felix membuangnya, netranya menangkap kehadiran ketiga kakaknya berjalan mendekat. Felix sempat mengusap wajahnya, mencoba menetralkan emosinya.
"Mana artikelnya?" tanya Chris, memperhatikan mading kini sudah bersih.
"Udah gue buang ke tempat selayaknya ia berada." Jawaban ketus yang Felix berikan mengundang perhatian Rosé.
"Lo yang buang?" tanya Rosé pada Felix.
Felix hanya mengangguk. Chanyeol yang sedaritadi diam hanya melirik ke sekeliling dimana para murid kini tengah memperhatikan interaksi keempatnya dengan beberapa ponsel teracung mengarah ke mereka.
"Kayaknya mendingan kita cepet-cepet balik ke kelas aja. Bahas soal artikel itu nanti pulang sekolah aja," usul Chanyeol sambil menggiring ketiga adiknya menjauhi area mading.
🍑
Chris melirik seorang gadis bersurai hitam sepunggung dengan tatapan tak terbaca. Saat jam istirahat tadi ia tanpa sengaja menabraknya dan membuat gadis itu meninggalkan kartu pelajarnya.
Chaeyoung Cony.
Itu nama yang tertulis di kartu, setelah Chris mengambilnya dan memutuskan untuk mengembalikan begitu jam pulang sekolah nanti. Chris melirik ke sekitar, takut ada yang mengikuti dan malah menyebarkan berita aneh seperti tadi pagi.
"Um, hai?"
Gadis itu, Chaeyoung menoleh. "Oh? Lo yang tadi di kantin?"
Chris mengangguk, sebelum tangannya merogoh kantung celananya. "Punya lo 'kan? Jatuh tadi, untung gue lihat," katanya sambil menyodorkan sebuah kartu.
Kedua mata Chaeyoung yang pada dasarnya sudah bulat semakin membulat begitu melihat kartu tanda pelajarnya kini berada di depan matanya. Lantas dengan cepat ia merebutnya, mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada Chris.
Sementara Chris diam-diam terkekeh samar melihat betapa menggemaskan reaksi dari Chaeyoung.
🍑
Chaewon menguap malas, ia terpaksa berdiri seorang diri di koridor kelas 11 di mana kakaknya—June katanya akan mengantarnya pulang karena pemuda bongsor itu tidak ada jadwal ekskul.
Chaewon mengumpati June dalam hati, bagaimana lamanya ia menunggu di koridor yang kini sudah sepi dikarenakan para murid kelas 11 tadi dipulangkan lebih cepat beberapa menit dari kelas lainnya.
"Eh, Chaewon?"
Kepala Chaewon tertoleh, menemukan sosok manis lainnya tengah berdiri di belakangnya. "Uh–oh, hai, Felix?"
Felix tersenyum kecil. "Hai juga, lo ngapain disini? Nggak pulang?" tanyanya sambil menoleh ke sembarang arah.
"Gue—"
Cekrek.
Keduanya langsung bungkam, begitu mendengar bunyi shutter kamera entah darimana. Felix menyipitkan matanya, namun nihil. Ia ataupun Chaewon tidak mendapati seseorang selain mereka berdua di koridor ini.
"Kayaknya gue duluan, Lix. Mau nunggu jemputan di parkiran aja," pamit Chaewon tak enak diri, kemudian segera melenggang meninggalkan Felix yang terdiam menatap punggung kecilnya.
—
june 16, 2O2Ohallo! huhu maaf buat telat upnya, ada yang masih nunggu cerita ini?
btw maaf juga buat chap ini yang lumayan gaje (?) 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
The Harrison Family
FanfictionKisah bagaimana cara keluarga Harrison menikmati hidup dengan kekayaan yang tidak pernah mengering. amazing cover by queen @saionaren ! warn : harsh words, crackships, random ©sky-crush, 2O2O