―six.

286 88 7
                                    

"Aku pikir ayah sedang tidak ada di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pikir ayah sedang tidak ada di rumah."

Chaewon mengangguk setuju kala mendengar pernyataan Wooseok barusan. Ia kembali menatap rumahnya di depan, masih tampak sepi seperti tidak ada orang di dalam.

"Aku tidak mau mengambil resiko, tapi kita harus pulang," tukas Younghoon, sambil mengusap wajahnya kasar. "Kuharap dia tidak sadar kalau kita semua kabur kemarin sore."

"Kurasa tidak, Kak Wooseok pergi sejak kemarin siang, bukan?" Chaewon memperhatikan halaman rumahnya. "Aku dan Kak Younghoon pergi lewat belakang, jadi mungkin ayah mengira kita masih diam di kamar."

"Baiklah, sepertinya masuk sekarang bukan pilihan yang buruk juga," kilah Wooseok, sambil tersenyum kecil. "Setelah ke dalam, langsung mandi dan istirahat, ya? Kita semua tidak tidur tadi malam―"

"Tentu saja, kursi di minimarket tidak senyaman kasur di rumah," sela Younghoon, sambil membuka gagang pintu. "Entahlah, kita tidak tahu keadaan di dalam seperti―"

Ucapan Younghoon terputus tepat setelah lelaki itu membuka pintu depan. Ketiga saudara itu membeku seketika, pemandangan di hadapan mereka sungguh mengejutkan.

Sebagian besar barang berbahan kaca di sana pecah, hanya menyisakan beberapa yang masih berbentuk seperti aslinya. Tak kalah mengejutkan, ternyata seorang Kim Jonghoon pun tengah berdiri tegak, memandang tajam ke arah mereka.

"Lihat siapa yang datang," Jonghoon tertawa kecil, tampak menyeramkan. "Who told you to go last night?"

🅔🅣🅗🅔🅡🅔🅐🅛

"CEPAT KATAKAN!"

Tangan besar Jonghoon menampar keras pipi Wooseok, cukup membuat lelaki itu meringis pelan. Chaewon spontan membulatkan matanya, merasa tidak percaya dengan pemandangan di depannya.

"Kau ini anak paling tua, kenapa tidak bisa menjadi contoh yang baik, hah?!"

"M-maaf, yah..."

Jonghoon nampak tidak membalas, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Younghoon seorang. Raut wajah pria itu terlihat kasar, jujur saja Chaewon benar-benar muak dengannya.

Buk!

"Seharusnya kau mendukung aku dan Minji saja," ujar Jonghoon, sambil tersenyum kecil. "Your mother is not great as she used to be, she sucks."

"Jaga bicara Anda, Tuan," balas Younghoon, spontan. "Aku bisa saja memukulmu―"

"Benarkah? Sekarang kau sudah berani, ya?" Jonghoon memandang rendah. "Semua yang kau punya berasal dari kerja kerasku, jadi kau sama sekali tidak bisa membantah,

"Kau yang selama ini paling menyusahkan juga, Younghoon. Seharusnya kau tidak ada di dunia―"

"Ayah, cukup."

Jonghoon menghentikan ucapannya, lalu menolehkan kepala ke arah Chaewon. Pria itu tersenyum kecut kemudian, cukup membuat nyali Chaewon menciut seketika.

"Ada apa, Nona Kecil? Ingin membangkang seperti kakak-kakakmu juga?"

"Kau boleh marah, sungguh. But at least watch your words, don't overdo it," Chaewon berkata tegas. "However much you dislike us, we're still―"

Plak!

"Astaga, kenapa kalian nakal sekali, hm?" Jonghoon menepuk kedua tangannya sehabis menampar Chaewon keras. "Aku sama sekali tidak pernah mengajar kalian untuk membantah seperti ini. Okay, it looks like today's punishment must be extended."

Chaewon benar-benar ketakutan ketika Jonghoon beralih memukul Wooseok yang nampak pasrah. Habislah, mungkin sebentar lagi adalah gilirannya.

🅔🅣🅗🅔🅡🅔🅐🅛

Rasanya tungkai Chaewon semakin lemas ketika kesekian kalinya ia mendapat "hukuman" dari Jonghoon seorang. Anehnya, pria itu sama sekali tidak terlihat lelah, malah setiap detik sepertinya tenaga yang dia punya semakin melunjak.

Kala Jonghoon lengah, Chaewon menyeka darah di sudut bibirnya lalu berlari secepat yang ia bisa. Beberapa detik sebelumnya Wooseok dan Younghoon memang sudah memberi isyarat padanya untuk menghindar, awalnya Chaewon menolak namun kedua orang itu tetap memaksa.

"Biarkan dia lari, aku tidak peduli," Jonghoon kembali melanjutkan kegiatannya. "Kalian berdua dalang semua ini, apalagi kau, Younghoon."

Gila, pria itu memang sudah kelewatan.

Chaewon membanting pintu rumahnya kencang, lalu berjalan cepat menjauh dari sana. Sejujurnya gadis itu tidak tahu harus pergi ke mana, rasanya lancang sekali jika ia mendatangi rumah temannya.

Chaewon merapikan rambut pendeknya yang acak-acakan. Jika kalian penasaran, ia memotongnya saat hari ulang tahunnya, namun sekarang sepertinya terlihat sangat tidak beraturan.

Chaewon merasa sangat sakit, melebihi dari yang biasanya.

Sial, di mana siletku?

Ia berjalan tak tentu arah, komplek rumahnya tampak sepi seperti tak ada penghuninya. Rumah Hyunjin pun hanya terlihat terang di beberapa titik saja, tanda pemiliknya sedang tidak ada di dalam.

Tapi jalan di luar sana sedang ramai, ya?

Jika kalian bertanya, apakah Chaewon pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya?

Jawabannya sudah pasti, tentu saja pernah―bahkan terlampau sering jika diingat.

Istilahnya, orang yang selalu terlihat bahagia di mata orang biasanya adalah yang paling menderita. Jika diterka, begitulah keadaan Chaewon sekarang.




















"Chaewon? Kenapa keluar malam seperti ini?"

Chaewon menolehkan kepala, lalu menemukan sosok Nakyung yang segera membelalakkan mata. Bagaimana tidak, gadis itu mungkin merasa kaget dengan keadaan Chaewon sekarang.

Beberapa luka tampak sangat jelas, itulah yang membuat Chaewon terlihat memprihatinkan.

Sedetik kemudian Nakyung memeriksa wajah Chaewon, raut wajahnya terlihat campur aduk tidak karuan.


















"Ayah, Kyung..."

Tangis Chaewon yang sedari tadi tertahan akhirnya luruh juga, membuat pandangan Nakyung berubah iba. Dengan tegas gadis itu menarik Chaewon ke dalam pelukannya, berusaha untuk membuatnya tenang.

 Dengan tegas gadis itu menarik Chaewon ke dalam pelukannya, berusaha untuk membuatnya tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

percayalah, ga semua temen
di sekitar kamu itu bahagia :"))

coba periksa satu-satu, siapa tau
ada yang butuh bantuan kamu.
cuma mau ingetin aja, sekali" kepo
sama orang lain ga ada salahnya.
terkadang mereka lupa loh
cara ngerealisasikan
self-love itu gimana

[02] ethereal | kim chaewon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang