Eight

49 6 1
                                    

"Sudah kubilang aku bukan hyungmu!!"

"Persetan hyung!Kau harus menyelamatkanku!!!Jebal!!Aku tak ingin mati sia sia!Aku bahkan belum pernah bahagia pabbo!"

Jaehyun tersenyum miris.

"Dasar bocah,kalau tak bisa bertanggung jawab ,jangan melakukannya bodoh!Dan kau berani berkata kasar padaku hah?!?"

"Hyung!Itu bukan aku hyung!Tak bisakah kau menyelamatkanku lagi seperti dulu??!Tak bisakah kau kembali seperti dulu?Apa kau melupakan janjimu hyung??Apa kau tak percaya padaku hah?!?"

Kesabaran Jaehyun telah habis.

Ia masuk ke dalam sel Jungkook,kemudian ia menonjok wajah Jungkook hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Jungkook menatap Jaehyun tak percaya.

"Hyung,kau bahkan tega menyakitiku?Kemana dirimu yang dulu hyung?Kau berjanji akan melindungi,menjaga,dan selalu ada untukku,tapi apa sekarang?"

"Bodoh!Sudah ku bilang,aku Jaehyun bukan Namjoon bodoh!"

Jungkook masih menggeleng tak percaya kemudian ia menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya itu,dan Jungkook tak bisa menahan air matanya lagi.

Jungkook masih menggeleng tak percaya kemudian ia menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya itu,dan Jungkook tak bisa menahan air matanya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAU JAHAT HYUNG!!!KAU JAHAT!!JAHAT SEKALI!!AKU MEMBENCIMU!!PERGI KAU KEPARAT!!PERGI!!!!"Jungkook mendorong Jaehyun hingga keluar dari selnya.

Jaehyun pun mengunci sel itu.

"Dasar bocah sakit jiwa!"Ucap Jaehyun yang kemudian meninggalkan Jungkook.

Jimin yang daritadi diam diam melihat kejadian itu pun mendatangi Jaehyung.

"Jae,bukan seperti itu!Kau menyakitinya!"

"Biarkan,aku sudah lelah Jim."

Setelah itu Jaehyun pergi menggunakan mobilnya.

Sebenarnya Jaehyung pergi karena ia merasa ada yang tidak enak dengan perasaannya.

Hatinya sakit sekali saat mendengar kalau ia jahat pada Jungkook.

Kepalanya juga sedikit sakit.

Tapi kenapa?Apa Jaehyun kasihan pada Jungkook.

Hingga tak sadar Jaehyun menangis saat menyetir.

"Haishh,aku ini kenapa sih?Kok tiba tiba menangis seperti ini?"Batin Jaehyun.

"Apa aku keterlaluan pada bocah itu?"

Jungkook terus memenuhi pikiran Jaehyun hingga membuat ia tak fokus menyetir.

Hinga tiba tiba...

TIN!!! TIN!!! TIN!!!

BRAK!!!

Mobil yang dikendarai Jaehyun terbalik beberapa kali akibat tertabrak sebuah truk.

Kepala Jaehyun mengeluarkan darah yang sangat banyak,hingga akhirnya kegelapan merenggut kesadarannya.

4 jam kemudian...

Jaehyun tersadar dari pingsannya.

Ia terkejut saat sudah berada di sebuah ranjang,dengan jarum infus yang menancap pada tangan kanannya,namun ia tak bisa melihat papun.Semuanya gelap.

Jimin yang sedari tadi menunggu Jaehyun pun segera menenangkan Jaehyun yang tampaknya mulai sadar.

"Jae,tenang,kau mengalami kecelakaan dan kau kehilangan penglihatanmu karena itu.Tapi tenang saja,kita akan segera mencari donor untukmu."

Tapi Jaehyun hanya terdiam,tiba-tiba kepalanya sangat sakit.

"Arghh.."

"Jaehyun??Kau kenapa??""

"Jungkook!!!!"Histeris Jaehyun kemudian menangis.

Jimin yang khawatir pun segera memencet tombol merah di atas ranjang Jaehyun untuk memanggil dokter.

Walaupun sudah tengah malam,beruntung dokter segera hadir.

Jaehyun pun semakin histeris.

"Jungkook!!!Jungkook!!!"Histeris Jaehyun sambil menangis.

Dokter pun kesulitan memeriksa Jaehyun.

"Aku Namjoon hiks!!AKu Namjoon!!Aku ingat!!!"

Akhirnya dokter menyuntikkan obat tidur pada Namjoon hingga akhirnya Namjoon terlelap.

"Dokter?Apa yang terjadi?Kenapa ia bertingkah seperti itu??"

"Kurasa ia punya riwayat amnesia,dan benturan akibat tabrakan itu mengembalikan sebagian ingatannya.Tapi aku harus memberinya obat tidur agar ia bisa tenang dan beristirahat untuk sementara waktu."

Jimin pun terkejut.

"Gomawo dokter."

Kemudian dokter pun meninggalkan ruangan itu.

Jimin masih tak percaya.

Kalau begitu...

"Berarti semua omongan Jungkook benar??"Batin Jimin.

Ah rasanya Jimin semakin tak tega dengan Jungkook,tapi bagaimana lagi?Tak ada yang dapat ia lakukan.

Hingga keesokan harinya,Jimin langsung pergi ke tempat kerjanya.

Ia membawakan sarapan untuk Jungkook.

"Jungkook?"Panggil Jimin dari luar sel.

Jungkook pun mendongak.

Betapa terkejutnya Jimin saat melihat wajah Jungkook.

Matanya merah sekali,tampaknya ia menangis semalaman.

"J..Ju..Jungkook-ah?Gwaenchana?"Tanya Jimin khawatir.

"Ah gwaenchana."

"Ini makan dulu.Kau tidak makan dari kemarin."

"Ah iya,maaf aku membuang banyak makanan kemarin,"Ucap Jungkook sambil tersenyum paksa.

"Gwaenchana,aku mengerti kau pasti tertekan."

Jungkook hanya tersenyum tipis kemudian memakan sarapan itu.

"Jimin hyung?Apa kau sudah makan?"

Jimin terkejut.

"Eoh?A..aku??"

Jungkook mengangguk.

"Aku sudah makan,tenang saja,"Ucap Jimin sambil tersenyum.

Kemudian Jungkook melanjutkan makannya sampai habis.

"Jungkook?"

"Ne,wae?"

"Hukuman matimu akan dilaksanakan besok,dan ini hari terakhirmu."






Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang