1. ANAK BESAR DI RUMAH SEBELAH.

362 24 5
                                    

Bets sangat gembira. Hari itu Pip akan pulang, karena sekolahnya libur panjang. Selamat tiga bulan Bets merasa kesepian, karena abangnya itu tinggal di asrama. Tapi kini Pip akan ada di rumah.

"Sedang Larry dan Daisy akan tiba pula besok!" Bets pada ibunya. "Wah, Bu — asyik rasanya kalau banyak lagi anak-anak teman bermain."

Larry dan Daisy itu teman-teman Pip. Mereka sebenarnya lebih tua dari pada Bets, tapi ia selalu diperbolehkan ikut bermain bersama-sama. Dalam liburan Paskah yang lalu mereka berempat serta seorang anak laki-laki lagi yang ditemani anjingnya mengalami petualangan ramai. Mereka berhasil menyelidiki, siapa sebenarnya yang membakar sebuah pondok.

"Waktu itu kami menjadi Pasukan Mau Tahu," kata Bets sambil mengingat-ingat. "Dan kami berhasil membongkar seluruh rahasia kejadian itu — ya kan, Bu? Wah, aku kepingin kami bisa menyelidiki misteri lagi selama liburan ini!"

Ibunya tertawa.
"Ah — itu kan cuma karena mujur saja, kalian berhasil membongkar rahasia pondok yang terbakar," kata Ibu. "Kau jangan mengharapkan misteri lagi, Bets, karena jelas takkan ada. Sekarang cepatlah berpakaian. Sudah waktunya menjemput Pip."

Pip senang sekali bisa pulang berlibur ke rumah. Begitu sampai, ia langsung lari ke kebun bersama Bets. Segala-galanya diperhatikan olehnya dengan asyik, seolah-olah sudah bertahun-tahun tidak pulang.

Adik perempuannya membuntuti terus, sambil mengoceh dengan suara lantang. Bets sangat mengagumi Pip. Tapi Pip tidak begitu memperhatikan adiknya itu. Menurut anggapannya, Bets masih kecil, masih ingusan. Masih gemar bermain dengan boneka, dan menangis kalau terjatuh sedikit saja.

"Larry dan Daisy juga akan pulang besok," kata Bets dengan napas memburu, karena harus mengikuti langkah Pip yang lebih panjang. "Wah, Pip — apakah kita akan beraksi sebagai Pasukan Mau Tahu lagi?"

"Itu kan cuma kalau ada sesuatu yang perlu diselidiki, goblok," kata Pip. "O, ya hampir saja aku lupa — liburan ini Fatty juga akan datang lagi ke sini. Orang tuanya begitu senang berlibur di Peterswood waktu Paskah kemarin, sehingga mereka lantas membeli sebuah rumah kecil di sini. Dan Fatty akan kemari liburan ini."

"Bagus," kata Bets dengan gembira. "Aku suka pada Fatty, karena dia ramah terhadapku. Jadi kita bisa lagi menjadi Pasukan Mau Tahu yang lengkap... o ya, Pip, tentunya Buster ikut lagi, ya?"

"Tentu saja," jawab Pip. Buster itu anjing piaraan Fatty. Anjing itu kecil, berbulu hitam. Anak-anak semua sayang pada Buster. "Senang rasanya bisa bertemu lagi dengan Buster."

"Dari mana kau tahu Fatty akan datang?" tanya Bets, sambil berlari-lari mengikuti Pip.

"Ia menulis surat padaku," jawab Pip. "Nanti dulu — suratnya ada padaku. Ia menuliskan pesan untukmu di situ."

Pip merongoh kantongnya, lalu mengeluarkan sepucuk surat yang sudah kumal. Dengan bergairah Bets mengambil surat itu. Tulisannya tidak panjang, tapi sangat rapi.

             Pip yang budiman,
Aku hanya hendak mengabarkan, orang tuaku telah membeli Rumah Putih yang tidak jauh dari tempat kediamanmu. Jadi liburan musim panas ini kita akan bertemu lagi. Moga-moga ada lagi misteri yang bisa kita selidiki. Asyik, kita bisa beraksi lagi sebagai Pasukan Mau Tahu dengan Anjing. Salamku pada si cilik Bets. Begitu aku sampai, aku akan mampir ke rumahmu.

       Salam,
       Frederick Algernon Trottevile

"Kenapa tidak ditanda tanganinya dengan nama Fatty?" tanya Bets. "Frederick Algernon Trottevile — rasanya konyol kedengarannya."

"Yah — Fatty sendiri kadang-kadang memang konyol," kata Pip. "Mudah-mudahan sekali ini ia tidak lagi terlalu membangga-banggakan diri sendiri. Kau masih ingat liburan yang lalu, bagaimana ia membanggakan bekas-bekas memar yang terjadi karena jatuh dari tumpukan jerami?"

PASUKAN MAU TAHU: BUKU: 2 (DUA) EPISODE: MISTERI KUCING SIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang