16. TAK TERSANGKA-SANGKA

69 9 1
                                    

Sementara Bets terus menggelantung pada lengannya, Pak Inspektur mendului berjalan merintis lapangan, lalu menyusur jalan. Sedang Pak Goon berjalan paling belakang. Buster mengendus-endus mata kaki polisi desa itu. Kelihatannya kepingin sekali menyambar. Tapi Pak Goon sama sekali tidak mengusir anjing kecil itu. Hatinya kecut, setelah mengalami kejadian mengejutkan tadi.

Anak-anak sama sekali tidak mengira, Pak Inspektur akan berkeras menyuruh Luke supaya jangan bersembunyi lagi dan kembali bekerja lagi. Mereka ingin tahu, apa kata Luke nanti mengenainya.

Mereka berjalan terus, menyusur jalan. Fatty berusaha mengajak Pak Goon mengobrol, tapi polisi desa itu cuma merengut terus di belakang Inspektur Jenks.

"Tepi sungai memang cocok sekali dijadikan tempat piknik — ya kan, Pak Goon?" kata Fatty dengan nada riang. "Aku heran, apa sebabnya Anda tidak ke sana sekali-kali, kalau Anda sedang bebas tugas! Atau barangkali Anda tidak pernah bebas tugas, hm?"

Pak Goon memberi jawaban yang tak terdengar jelas, sambil melemparkan pandangan ke arah Fatty.

Kalau pandangan itu api, pasti si gendut sudah habis terbakar. Tapi pandangannya bukan api. Karenanya Fatty juga tidak apa-apa!

"Aneh — kenapa kami sampai bisa menemukan tanda-tanda bukti yang sama seperti yang ada pada Anda, Pak Goon," kata Fatty lagi, masih dengan nada tidak tahu apa-apa. Daisy tidak bisa menahan gelaknya lagi. Dari mulut Pak Goon terdengar bunyi entah apa, sementara matanya semakin melotot.

"Kalau kau teruskan juga, nanti dia kena serangan jantung, Fatty," kata Larry dengan suara pelan.

Fatty meringis. Ia tidak mengatakan apa-apa lagi, cuma memandang kesibukan Buster dengan senang. Anjing kecil itu menyusup-nyusup di sela kaki Pak Goon. Benar-benar menjengkelkan!

"Di dalam sini," kata Pip, ketika rombongan itu sampai di depan rumahnya. Mereka lantas masuk ke kebun. Kemudian Pip berhenti berjalan. Dipandangnya Pak Inspektur.

"Apakah tidak sebaiknya aku saja yang masuk terlebih dahulu, untuk mengatakan pada Luke bahwa Anda menyuruhnya keluar dan bekerja kembali?" katanya. "Anda tidak bisa membayangkan betapa takut anak itu."

"Kurasa itu ide baik," kata Inspektur Jenks, "tapi akulah yang akan masuk sendiri dan berbicara dengannya. Kalian tidak perlu khawatir. Aku tahu bagaimana caranya menghadapi anak-anak seperti Luke."

Pak Goon merengut lagi. Dia yang tahu betul, bagaimana caranya memperlakukan anak-anak jahat, seperti Luke. Pak Inspektur terlalu lembut hatinya. Selalu memberi kesempatan! Tidak pernah mau langsung percaya, sebelum ada bukti-bukti nyata! Padahal kan sudah jelas, Luke itulah yang mencuri Dark Queen.

Tapi Pak Goon tidak mengucapkan pendapatnya itu keras-keras. Ia mengambil tempat duduk di bangku terdekat, lalu mulai menulis dalam buku catatannya. Anak-anak sama sekali tidak diacuhkan olehnya. Sementara itu Pak Inspektur masuk ke pondok peranginan, diantar oleh Pip. Tapi ternyata Luke tidak ada di situ.

"Ah — di sana dia rupanya! Itu disana," kata Pip, sambil menuding ke arah dapur. Nampak Luke sedang sibuk mengumpulkan sampah. "Katanya, ia tidak bisa duduk-duduk saja, tanpa berbuat apa-apa, Pak. Luke berpendapat kalau ia mencabuti rumput liar untuk kami, maka itu berarti balas jasa sekedarnya atas kebaikan budi."

"Itu pikiran anak baik," gumam Pak Inspektur, sambil memperhatikan Luke bekerja. Dipandangnya anak itu dari kepala sampai ujung kaki. Kemudian ia berkata pada Pip.

"Coba panggil dia kemari. Katakan aku temanmu! Setelah itu tinggalkan kami berdua disini."

"Hai, Luke!" panggil Pip. "Ini ada kawan baikku yang ingin berjumpa denganmu. Sinilah sebentar, bicara dengan dia."

PASUKAN MAU TAHU: BUKU: 2 (DUA) EPISODE: MISTERI KUCING SIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang