3. LUKE MEMANG BAIK HATI

99 13 0
                                    

Ketika Bets tadi lari ke dalam semak untuk melihat apakah Dark Queen ada di situ, ternyata yang ada cuma seekor burung jalak. Burung hitam itu langsung terbang menjauh, begitu Bets muncul. Tapi anak itu masih juga menyuruk ke dalam semak, melihat ke mana-mana sambil memanggil-manggil Dark Queen dengan suara pelan.

Tiba-tiba dilihatnya sepasang mata bersinar, memandangnya dari atas pohon. Sesaat Bets kaget — tapi kemudian ia berseru gembira.

"Ah, di situ kau rupanya, Dark Queen! Untung aku berhasil menemukanmu kembali!"

Setelah itu Bets berpikir. Tak ada gunanya menurunkan Dark Queen dari atas pohon, selama Buster belum dikeluarkan dari kebun. Kucing indah itu lebih aman di tempatnya yang tinggi. Sementara Bets mendongak memandangnya, Dark Queen mulai mendengkur-dengkur. Rupanya senang pada Bets.

Setelah memperhatikan sekilas, Bets merasa pasti mampu memanjat pohon tempat kucing itu. Dengan segera ia sudah berada di atas dahan di samping Dark Queen, sambil mengelus-elus dan mengajak kucing itu bicara. Dark Queen menikmati belaian Bets. Kepalanya yang coklat tua digeser-geserkannya pada Bets, sambil mendengkur dengan nyaring.

Kemudian Bets mendengar suara Pak Tupping berteriak-teriak. Rasa takut anak itu timbul lagi. Aduh — ternyata tukang kebun itu sudah datang lagi. Rupanya ia tadi sama sekali bukan pergi. Bets mendengarkan teriakan orang yang sedang marah-marah itu dengan tubuh gemetar. Ia tidak berani turun dari pohon, menggabungkan diri dengan anak-anak lainnya. Ia duduk saja diam-diam di samping kucing, sambil mendengarkan keributan di bawah.

Ia tidak bisa mengikuti dengan jelas kejadian itu. Tapi beberapa saat kemudian ia menyadari, anak-anak pasti sudah pergi kembali lewat tembok. Dan ia ditinggal sendirian di situ. Bets ketakutan sekali. Ia sudah hendak turun saja dari pohon, untuk mencari Nona Harmer dan melaporkan di mana Dark Queen berada. Tapi tiba-tiba terdengar langkah orang datang. Bets mengintip dari sela dedaunan. Dilihatnya Luke diseret Pak Tupping. Kasihan anak itu — kupingnya dijewer!

"Kau perlu dihajar rupanya — berani mengajak anak-anak luar masuk ke kebunku!" tukas Pak Tupping. Ditamparnya Luke keras-keras, sampai anak itu menjerit kesakitan. "Kau digaji untuk bekerja di sini, tahu! Sekarang kau harus kerja lembur 2 jam, karena lancang mengajak anak-anak tadi masuk ke sini!"

Dipukulnya Luke sekali lagi, lalu ditariknya kupingnya keras-keras. Setelah itu didorongnya, sehingga tersungkur-sungkur. Bets merasa kasihan sekali pada Luke. Air matanya meleleh, dan ia terisak pelan. Jahat sekali Pak Tupping itu!

Pak Tupping pergi lagi, sementara Luke meraih sebatang penggaruk tanah dan beranjak pergi ke arah berlawanan. Saat itu Bets memanggilnya dengan suara lirih.
"Luke!"

Penggaruk yang dipegang Luke terjatuh ke tanah. Anak itu memandang berkeliling sambil melongo. Siapa yang memanggilnya? Ia tidak melihat siapa-siapa di situ.

"Luke," panggil Bets sekali lagi. "Aku di sini — di atas pohon. Dan Dark Queen ada bersamaku."

Saat itu barulah Luke melihat Bets duduk di atas dahan, didampingi kucing Siam yang minggat. Bets cepat-cepat turun, lalu berdiri di dekat Luke.
"Tolong aku memanjat pagar, Luke," katanya.

"Kalau ketahuan Pak Tupping lagi, pasti aku akan langsung dipecat olehnya — dan ayah tiriku akan menghajar diriku sampai biru-biru," kata Luke yang ketakutan, persis seperti Bets saat itu.

"Yah — aku juga tidak mau kau sampai kehilangan pekerjaan." kata Bets. "Kucoba saja memanjat sendiri."

Tapi Luke tidak sampai hati. Biar pun ia sedang ketakutan setengah mati, namun ia merasa wajib menolong anak kecil itu. Mula-mula ia menurunkan Dark Queen dulu dari atas pohon. Setelah itu bersama Bets ia berjingkat-jingkat menyusur kebun, sambil berjaga-jaga kalau Pak Tupping tiba-tiba muncul.

PASUKAN MAU TAHU: BUKU: 2 (DUA) EPISODE: MISTERI KUCING SIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang