5. PAK TUPPING, BUSTER DAN PAK GOON

88 10 1
                                    

Bets begitu kaget dan ngeri, sehingga tak mampu bangkit untuk melarikan diri. Ia memandang sekeliling, mencari-cari Buster. Tapi anjing itu sama sekali tidak nampak. Jadi Bets hanya bisa memandang dengan ketakutan ke arah Pak Tupping, yang datang mendekat dengan wajah merah karena marah.

"Kau kah yang masuk ke kebunku kemarin?" tanya orang itu.

Bets mengangguk. Ia tak mampu mengatakan apa-apa.

"Kau mengambil beberapa sulur arbeiku?" tanya Pak Tupping, dengan lebih galak lagi.

Bets masih tetap belum mampu berbicara. Ia mengangguk sekali lagi. Mukanya pucat pasi. Kan tak ada salahnya mengambil sulur-sulur arbei yang kemarin itu. Bets sudah menanamnya dengan cermat di kebunnya, dan mengairinya. Sulur-sulur itu sudah kepunyaannya sekarang. Di sebelah kan cuma akan dibuang dan dibakar!

Pak Tupping menyentakkan anak perempuan ketakutan itu, sehingga berdiri.

"Tunjukkan dimana kau menaruhnya," kata laki-laki itu.

"Lepaskan aku," kata Bets, ketika akhirnya bisa membuka mulut. "Nanti kulaporkan pada Ibu!"

"Bilang saja kalau mau," tukas Pak Tupping. "Dan aku akan melaporkan perbuatanmu pada Pak Goon! Akan kukatakan pada polisi itu, kau mengambil sulur arbeiku. Biar kau dijebloskan ke dalam penjara olehnya, bersama Luke!"

"Anak kecil takkan dimasukkan ke dalam penjara," kata Bets. Ia mulai menangis. Ngeri rasanya, membayangkan Luke akan dipenjarakan.

"Mana tanaman arbei itu?" tanya Pak Tupping. Bets mendului, pergi ke kebunnya. Begitu Pak Tupping melihat galangan arbei yang ditanam dan diairi begitu rapi, ia langsung membungkuk. Sulur-sulur yang sudah ditanam baik-baik, dicabuti olehnya semua. Semua dipatah-patahkannya, lalu dicampakkannya ke api unggun yang masih membara dekat situ. Bets menangis tersedu-sedu. Ia sedih mengingat tanaman arbeinya.

"Kau anak jahat," kata Pak Tupping. "Sekarang dengar baik-baik. Jika kau berani masuk lagi ke kebunku, aku akan langsung pergi mendatangi Pak Goon. Polisi itu sahabatku, tahu! Pasti dengan segera ia akan datang ke ayahmu. Sedang mengenai Luke — sudah jelas dia akan masuk penjara."

Setelah itu Pak Tupping berpaling. Maksudnya hendak kembali lewat tembok. Tapi sebelum sampai di sana, Buster sudah muncul sambil berlari-lari. Anjing itu mendengar suara Bets menangis. Ketika tercium olehnya bau Pak Tupping, seketika itu pula ia mengerti. Buster memang anjing cerdik!

Pak Tupping langsung dilabrak olehnya. Ia menyambar kaki celan orang itu, sambil menggeram dengan galak. Pak Tupping berteriak kaget.

"Suruh anjingmu pergi!" teriaknya. Bets memanggil Buster.

"Jangan, Buster! Kemari!"

Tapi Buster sedang asyik. Ini dia musuhnya, berani mengganggu Bets-nya yang tersayang sampai anak itu menangis. Buster menggeram lagi.

Pak Tupping ketakutan. Kakinya menyepak-nyepak. Diambilnya sepotong ranting. Buster menarik kain celana Pak Tupping sampai robek besar. Digondolnya robekan itu ke bawah suatu semak, untuk dikunyah-kunyah di situ. Pak Tupping melihat ada kesempatan baik lalu cepat-cepat memanjat tembok. Tapi ia tidak memperhitungkan ketangkasan Buster. Secepat kilat anjing itu muncul dari balik semak. Disambarnya mata kaki Pak Tupping. Kena ujung kaki celananya, serta sebagian dari kaos kaki orang itu. Pak Tupping terpekik, lalu jatuh terguling ke balik tembok.

Bets sudah tidak tahu lagi, apakah ia masih harus menangis atau tertawa.

"Aduh, Buster, Buster!" katanya lega. "Kau ini memang benar-benar hebat!"

"Grrr!" geram Buster dengan senang, sambil mengunyah-ngunyah potongan kain yang masih ada dalam moncongnya.

Setelah itu Bets duduk kembali. Ia berpikir-pikir. Sebetulnya ia ingin cepat-cepat lari ke dalam rumah, untuk melaporkan kejadian itu pada ibunya. Ia ingin dibujuk, karena tadi benar-benar kaget dan ketakutan. Tapi jika kejadian itu diceritakan, jangan-jangan ibunya akan melaporkan pada Lady Candling. Lalu Pak Tupping akan dimarahi oleh majikannya itu. Sebagai akibatnya, mungkin Pak Tupping akan pergi ke polisi dan mengatakan bahwa Luke mencuri untuk diberikan padanya. Pada Bets.

PASUKAN MAU TAHU: BUKU: 2 (DUA) EPISODE: MISTERI KUCING SIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang