8. BERBAGAI INDIKASI

108 12 6
                                    

"Apa yang terjadi tadi, Pip? Lama sekali kau pergi." kata Larry menyambut kedatangan temannya itu, yang langsung merebahkan diri di samping anak-anak yang empat lagi.

"Ah, si Ayo Pergi dan Pak Tupping sudah begitu pasti, Luke yang mencuri," kata Pip. "Kasihan si Luke! Bayangkan, ia tadi menangis melolong-lolong, seperti yang kadang-kadang dilakukan Bets!"

Tidak enak rasanya, membayangkan anak sebesar Luke menangis.

"Apa sebabnya mereka begitu yakin dia yang mencuri Dark Queen?" tanya Daisy.

"Yah — memang dasar sial — tapi soalnya, kucing itu dicuri orang antara pukul empat dan lima sore ini, sedang selama itu Luke bekerja dekat kandang kucing." jawab Pip. "Itu keterangannya sendiri. Dan ia juga mengatakan, selama itu tak ada orang lain datang ke situ."

"Aneh!" kata Bets. Ia tampak bingung. "Kita tahu betul, bukan Luke yang melakukannya — tapi kelihatannya yang melakukan mesti dia! Ini benar-benar misteri yang misterius."

"Betul," kata Fatty sambil merenung. "Rasanya tak ada gunanya menanyai orang-orang lain yang patut dicurigai, karena tersangka utama — yaitu Luke — dia sendiri mengatakan sore itu cuma dia sendiri yang ada di dekat kandang kucing. Tapi — aku tidak bisa membayangkan, dia yang mencuri kucing itu. Biar kepingin, dia takkan berani. Lagi pula aku tahu pasti, dia tidak ingin mencurinya."

"Aku ingin tahu, dimana Dark Queen sekarang," kata Bets.

"Ya, betul! Jika kita bisa menemukannya, mungkin ada gambaran lebih jelas mengenai siapa yang mencurinya," kata Larry. "Maksudku, kucing itu sekarang tentunya ada pada seorang temannya. Wah — ini memang teka-teki rumit!"

"Apakah kita tidak bisa mencari tanda-tanda bukti?" tanya Bets. Menurut pendapatnya, dengan tanda-tanda bukti itu mungkin Luke bisa bebas dari dakwaan.

"O ya, aku lantas ingat lagi," kata Pip dengan segera, "si Ayo Pergi tadi mengatakan, malam ini ia hendak kembali lagi untuk memeriksa sekitar kandang kucing. Kurasa ia ingin mencari-cari tanda bukti di situ — tentunya yang akan semakin memperkuat tuduhan terhadap Luke, menurut perasaanku!"

"Yah — kuusulkan bahwa sebaiknya kita mendului saja," kata Fatty dengan segera, sambil bangkit.

"Apa? Pergi ke sebelah lagi — sekarang?" tanya Larry kaget. "Bisa repot kita nanti!"

"Jangan khawatir," kata Fatty menenangkan, "sebelum si Ayo Pergi dan Pak Tupping kembali, kita sudah lama pergi lagi dari sana. Kedua orang itu pasti akan terlalu asyik mengaduhkan Luke pada ayah tirinya."

"Baiklah — kalau begitu sekarang saja kita ke sana," kata Larry. "Siapa tahu, kita berhasil menemukan salah satu barang bukti — walau aku sama sekali tidak bisa menduga, apa! Yuk, kita berangkat!"

"Bets lebih baik tidak ikut saja," kata Pip. "Dia masih terlalu kecil — siapa tahu, nanti dengan tiba-tiba terjadi kesulitan."

"Tidak bisa! Aku harus ikut," tukas Bets kesal. "Jangan jahil, Pip. Aku cuma memerlukan bantuan sedikit untuk memanjat tembok. Siapa tahu, aku nanti menemukan tanda bukti yang tidak kalian lihat. Mungkin saja ada gunanya aku ikut."

"Betul, Bets," kata Fatty. Seperti biasa anak gendut itu langsung membela Bets. "Biarlah dia ikut, Pip. Tidak enak rasanya, apabila tidak bisa ikut mengalami sesuatu yang menarik."

Akhirnya Bets diperbolehkan ikut. Sedang Buster ditinggalkan. Ia dimasukkan ke dalam sebuah gudang dan dikunci pintunya, supaya tidak bisa menyusul mereka lagi ke kebun Lady Candling.

Setelah itu mereka pergi ke seberang tembok. Fatty menolong Bets memanjat. Di sebelah kelihatannya tidak ada siapa-siapa. Dengan hati-hati anak-anak menyelinap menuju kandang kucing. Binatang-binatang piaraan itu sedang berbaring-baring di bangku mereka. Melihat anak-anak datang, kucing-kucing itu memandang dengan mata mereka yang biru cerah.

PASUKAN MAU TAHU: BUKU: 2 (DUA) EPISODE: MISTERI KUCING SIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang