14. PAK GOON CURIGA

77 8 1
                                    

Pada suatu hari Bu Hilton masuk ke kebun. Ia tercengang ketika melihat kebun sayuran tahu-tahu sudah begitu rapi. Dipandanginya kebun itu sesaat sambil melongo. Kemudian dipanggilnya Pip dan Bets. Ibu tersenyum sayang.

"Pip! Bets! Kalian memang anak-anak yang baik! Kalian mencabuti rumput liar di kebun sayuran selama tukang kebun sakit, tanpa mengatakan apa-apa padaku! Aku senang sekali, Nak!"

Bets sudah membuka mulut untuk mengatakan bahwa bukan dia serta Pip yang melakukannya. Tapi Pip menatapnya dengan tampang yang begitu galak, sehingga Bets cepat-cepat menutup mulutnya kembali. Tapi kini mukanya memerah.

Muka Pip juga menjadi merah. Kedua anak itu merasa tidak enak, karena dipuji untuk sesuatu perbuatan yang sebenarnya bukan mereka yang melakukannya. Tapi bagaimana mereka bisa mengaku, berterus-terang tanpa menyebabkan Luke ketahuan rahasianya?

"Hampir sama tidak enaknya dipuji sepantasnya dipuji, seperti halnya dipersalahkan untuk sesuatu yang bukan kita yang melakukan," pikir Pip. "Wah — kurasa sekarang aku dan Bets terpaksa menyiangi kebun itu sedikit — supaya bisa dengan tenang mengaku telah bekerja, walau sebagian besar dilakukan Luke!"

Kawan-kawan mereka tercengang ketika melihat Pip dan Bets menyiangi rumput liar dalam kebun sayuran. Kedua anak itu merasa benar-benar berjasa sekarang. Luke tertawa melihat mereka.

"Bets mencabuti setengah dari selada yang disemaikan tukang kebun," katanya bercerita. "Rupanya ia mengira tanaman itu rumput liar. Tapi tak apa, Bets — masih cukup banyak selada yang tersisa dalam kebun!"

Pada suatu siang Pak Goon berjumpa dengan Fatty yang sedang lewat bersama Buster. Dipanggilnya anak gendut itu.

"Aku ingin bicara sebentar denganmu, Frederick," kata Pak Goon dengan gaya sok penting. Polisi desa itu mengeluarkan buku catatan hitamnya yang besar dari dalam kantong, lalu membolak-balik halamannya.

"Maaf, tak sempat," kata Fatty dengan sopan. "Aku sedang berjalan-jalan dengan Buster."

"Kau berhenti di tempatmu sekarang," kata Pak Goon mulai marah. "Kukatakan tadi, ada sesuatu yang perlu kukatakan padamu."

"Biasanya yang Anda katakan cuma, 'Ayo Pergi'," tukas Fatty. "Anda tahu pasti, bukan itu yang hendak Anda katakan?"

"Kapan-kapan, anak muda — kapan-kapan kau pasti akan ditahan, karena menghina polisi," kata Pak Goon dengan suara geram.

"O ya?" kata Fatty dengan penuh minat.

"Nah — ini dia," kata Pak Goon. Rupanya ia berhasil menemukan halaman yang dicari dalam buku catatannya. "Ya, ini dia! Tanggal 5 bulan ini, Frederick, kau bersama empat orang anak berkeliaran di perkemahan sirkus dan berbicara dengan seseorang bernama Jake."

"Tepat," sambut Fatty. Dalam hati ia bertanya-tanya, apalagi yang akan datang berikutnya.

"Sopan sedikit, ya!" bentak Pak Goon. Fatty memandangnya dengan sikap begitu tak bersalah, sehingga sudah gatal saja rasanya tangan Pak Goon karena ingin menempeleng. Sikap sopan Fatty kadang-kadang bisa sangat menjengkelkan.

"Yah, bilang saja Anda mau apa," kata Fatty. "Aku benar-benar harus terus sekarang — karena Buster sudah tidak sabar lagi!"

"Guk," gonggong Buster. Ternyata anjing itu juga pintar bersandiwara. Ia pura-pura tidak tahan lagi.

"Begini," kata Pak Goon. Didekatkannya mukanya ke muka Fatty, yang langsung mundur selangkah, "begini — aku kepingin tahu, Luke waktu itu ada di perkemahan, ya kan?"

"O ya?" balas Fatty bertanya. "Kalau Anda tahu pasti, kenapa bertanya lagi padaku? Silahkan cari saja dia di sana!"

"Nah, itu dia persoalannya," kata Pak Goon. "Dia tidak ada lagi disana sekarang! Salah seorang anak sirkus membuka rahasia...."

PASUKAN MAU TAHU: BUKU: 2 (DUA) EPISODE: MISTERI KUCING SIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang