Chapter 27

448 31 2
                                    

...
Akito dan Aya memandang boboiboy dengan air mata yang mengalir deras. Mereka tak menyangka bahwa kakek mereka meninggal dengan mengenaskan. Yaya memeluk Boboiboy dan mencoba menenangkan nya. Boboiboy tersenyum lalu menghapus air matanya.

"Sejak saat itu aku tak menemuinya lagi. Bahkan aku tak mendapatkan kabar mengenai jenazah nya.",Boboiboy

"Ha? Kenapa bisa begitu? Seharusnya ada nama-nama orang yang meninggal di sana.", Akito

"Kau benar. Sampai detik ini aku masih mencarinya. Tapi aku rasa tak mungkin.... Karena kejadian itu sudah seratus tahun yang lalu.",Boboiboy

Boboiboy menundukkan kepalanya. Akito menggepalkan tangannya, sekelibat gambaran terlintas di kepalanya. Seakan ia bisa melihat kejadiannya.

"Ayah...",Akito

"Hm? Ada apa?",Boboiboy

"Selagi kami berada di Bumi. Kami akan usahakan mencari atok!",Akito

"Ta-tapi...",Boboiboy

"Apa kalian yakin?",Yaya

Akito menoleh kearah Aya dan menyepakati hal itu. Kemudian Aya berdiri mengikuti Kakaknya dan menatap kedua orang tua mereka. Dengan mantap mereka menganggukkan kepalanya.

"Kami yakin Bu... Ayah tenang saja. Walaupun kemungkinan nya kecil. Aku harap kami bisa menemukan atok.",Aya

"Kalian ini.... Hiks... Terimakasih banyak...",Boboiboy

"Sama-sama... Bagaimana pun juga... Ia adalah atok kami, kan?",Aya

"Baiklah... Sebaiknya kalian bersiap-siap.",Yaya

Akito dan Aya kembali menganggukkan kepala mereka lalu memberi hormat. Mereka pun pergi meninggalkan ruangan dimana Boboiboy dan Yaya masih berdiam diri. Yaya menatap manik kuning keemasan milik Boboiboy yang ia langsung ketahui kalau itu adalah Gempa, salah satu elemental.

"Boboiboy... Em... Gempa.",Yaya

"Iya Yaya?", Gempa

"Masih ada harapan... Semoga mereka menemui ayah...",Yaya

"Semoga... Sampai saat ini aku masih tak bisa menghubungi Mechabot. Walau aku mencoba memerintahkan Klamkabot untuk mengesannya... Tapi tiada hasil.",Boboiboy

"Aku tahu, apakah mereka masih bersama?",Yaya

"Aku tak pasti. Tetapi, Mechabot tak pernah meninggalkan ayah... Aku jamin itu.", Boboiboy

Sementara itu, di suatu tempat di dalam hutan terlarang, di planet Bumi. Seorang pria paruh baya, masuk ke dalam sebuah gua yang tak dijamah oleh manusia lainnya. Dengan sebuah tongkat yang menopang tubuhnya. Ia tergesa-gesa menuju sebuah ruangan rahasia. Dimana di sana terdapat beberapa alat teknologi, dan kabel besar maupun kecil memenuhi ruangan itu.

Dengan langkah yang pelan, ia mendekati sebuah tabung yang di dalamnya terdapat sebuah robot bulat tertidur dengan keadaan tubuh rusak. Lelaki paruh baya itu mengusap lembut tabung itu dan memandang nya sendu. Tangan kanan dan badannya di penuhi luka bakar yang cukup parah. Ia menahan rasa sakit yang amat menyakitkan.

"Selamat pagi... Mechabot...".

Suara nya serak, seakan tak pernah minum. Ia menyapa teman lamanya dengan senyum yang terukir di bibirnya.

"Sudah seratus tahun yang lalu... Berkat kau melindungi ku. Aku masih hidup. Dan kuharap, suatu saat kau bangun.".

CETAK!

Tongkat yang ia pegang pun jatuh ke tanah. Kedua tangannya memegang tabung itu sambil mengelus pelan.

"Boboiboy... Aku harap ia masih hidup, dan menjadi seseorang yang bisa menyelamatkan manusia. Dari makhluk itu...".

Perlahan ia terduduk dengan air mata yang menetes di wajahnya yang mulai menua.

...

"Ayah?!",Gempa

Aku terbangun dari tidurku. Jantung ini berdebuk kencang. Perasaan yang tak bisa ku jelaskan membuat hati ini gelisah. Ku tolehkan kepalaku ke kanan dan kiri. Oh, ternyata aku berada di kasur. Di samping ku, Yaya masih tertidur dengan manisnya. Dengan perlahan aku mengecup dahinya dan beranjak pergi ke balkon.

Udara malam yang dingin, menusuk tulang. Angin malam menerpa wajahku seakan memberi ku sebuah pertanda. Namun, entah apa itu suatu pertanda baik, atau buruk. Diri ini masih memikirkan mimpi tadi. Seorang lelaki tua yang memegang sebuah tabung yang di dalam nya terdapat benda bulat yang samar. Lalu lelaki itu menyebutkan namaku.

"Ayah.... Apa kah itu kau? Boboiboy rindu ayah... Hiks...". Gempa

Ku tutup mata ini dengan kedua tangan ku. Aku tak kuasa menahan air mata ini. Sekian lamanya, usaha untuk mencari keberadaan ayah masih belum ada hasil yang memuaskan.

Setelah tadi mereka kembali ke Bumi, aku harap mereka berdua dapat menemukan mu ayah. Itu yang ada di pikiran ku sekarang.

"Akito... Aya... Aku harap kalian berhasil menemuinya...",Gempa

Di balik itu, Yaya  mengintip di jendela. Wajahnya kembali murung. Selama ini ia mencoba mencari Amato melewati kekuatan Malaikatnya. Namun sia-sia, seperti ada sesuatu yang menghalangnya.

"Boboiboy... Maaf kan aku tak dapat membantu mu...",Yaya




Bersambung!

Hai guys! Sampai sini dulu ceritanya:v

Maaf kali ini sedikit :( krn aku harus nyicil beberapa cerita dan aku kekeringan ide :'v

Baiklah setidaknya aku update untuk menemani hari kalian di rumah!:v

Terimakasih udah ngikutin cerita ini sampai season terakhir ini!

Jangan lupa dukung cerita ini dengan Vote dan Share ke sosmed kalian^^

Oh ya! Marhaban ya Ramadhan!
Beberapa hari lagi Bulan Suci Ramadhan tiba! Selamat bagi yang menjalaninya^^

Semoga di Bulan ini penuh hikmah :)

Tetap stay at home, dan jaga kesehatan kalian guys! :v

Aku thorngik, balik dulu!:v

Pai pai! :v

Weii! Kejap!
Sekarang aku ada Youtube!
Namanya Fitrialist Channel!
Bantu subscribe dan tonton videonya!:v Lalu, jangan lupa tekan Like dan komen yah^^

Masih pemula :v

Oke gitu aja:v aku pegih dlu!:v
Pai paiii:v

Married Reincarnation (Last Season)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang