Ngajak Ribut

9 3 0
                                    


Setelah liburan panjang.............

"Huh lama banget sih nih angkot pengel tau!" Kata Alifa mengeluh
"Malah bawaan dari kampung banyak banget lagi. BERATTT BANGET" Kata Alifa sambil biasa ngomel - ngomel manja kaya kurang di perhatian dari cowok gitu.

Tiba - tiba lelaki sangat tinggi, memakai celana jins, bajunya kaos warna putih sablonnya tulisannya bikin Alifa ketawa lucu, terus pakai topi pet warna hitam. Pas waktu itu Alifa berdiri di depan tunggu lewat nya angkot menuju kostan, ehh sebut aja Omcal ya deket - deket gitu.

"Neng manis, sendiri neng?" Tanya Omcal merayu Alifa denga sebutan neng manis gitu
"Gak sendiri kok" jawab Alifa dengan singkat dan cepat
"Aduhh jangan bohong deh neng, aa tau kok kamu sendiri. Ikut aa kerumah yuk" kata omcal, makin berani aja omcal contohnya berani pegang dagu Alifa dahh bagi Alifa udah kelewatan tuh
"Kalo kamu gak pergi aku teriak" ancam Alifa dengan mata melotot
"Aa pengen pengang pipi neng manis yang itu boleh gak?" Tanyanya dengan sopan

*:"Ya jelas gak mau gimana sih omcal"

"GAK!" tegas Alifa sambil melotot
"Sekali aja, aa janji gak ganggu neng manis" bujuknya begitu
"GAK YA SEKALI GAK TETAP ENGAK GIMANA SIH" teriak Alifa

Btw, yang di tempat Alifa tunggu itu cuma lagi sepi tuh biasanya rame gak tau jadi sepi pada hari itu.

Omcal tadi tiba - tiba manggil temanya yang satunya ada tinggi berisi badannya dan satunya lagi pendek tapi berotot gitu badannya, takut lah si Alifa maka dia perempuan sendirian ditandingi 3 lelaki siapa sih yang tidak takut.

*:"Kalo aku jadi Alifa pergi aku sudah dari tempat itu"

Alifa cuma kaya patung aja diem disana, sambil memengang tas jinjingnya kardus yang isinya oleh - oleh dari kampung berada di samping kaki kiri Alifa tuh.

3 lelaki itu udah hampir mendekati Alifa jadi kaya 3 penjuru dari belakang, kiri dan kanan tuh. Kita sebut aja nama geng lelaki ini THREE OMCAL, Alifa udah nangis aja tuh kaya pasrah gitu sudah mau diapain oleh si three omcal nih.

Tak ada angin tak ada hujan dari ujung trotoar gitu sambil bawa tas ransel dan 2 nanas yang di ikat dengan tali, lari kearah Alifa teriak lah orang ini.
"LEPASKAN CEWEK ITU BANCI!" Teriaknya sambil lari - lari menuju Alifa
"Berani tuh anak bos" kata salah satu anak buah three omcil tersebut
"Sudah dia kan cewek iya gak?" Kata bos three omcil dengan tenang

Setelah sampai terlihat cewek gitu yang meneriaki three omcil banci tersebut, ternyata itu adalah Gita yang baru sampai ke kota.

"Apa? Banci kata kamu. Ehh kamu ngerti apa tetang kita ha?" Kata bos three omcil
"Ya tau lah apa sih yang gak tau dari tiga banci yang berani goda cewek yang nunggu taksi gitu HAH BANCI!" Kata Gita dengan keras
"Jangan sekali panggil kita banci" kata salah satu anak buahnya
"TERUS APA KALO GAK BANCI? SETAN GITU ANJING HA?" terima Gita dengan keras

*:"Wahhh berani betul nih Gita, ngak menyangka seperti itu. Wahh MANTAP - MANTAP BUKAN MAIN LANJUTKAN GITT"

"Pernah ajarin tatak ramah gak,bicara seenaknya aja bicara sama orang tua gitu" kata bos three omcal tersebut
"Om pernah juga gak di ajar tatak ramah, kalo di ajarin kenapa masih menggoda cewek itu gak baik lo om, om kan udah punya istri tuh nah kenapa masih gitu godain cewek sendirian memang gak ada otak emang godain cewek ingat dosa ha?" Kata Gita sambil emosi

*:"Bagus Gita ceramahin tuh biar tobat gitu"

"Dan satu hal lagi, tuh Ramadhan yang duduk yang sering nongkrong di warung mak Salam itu abang aku jadi jangan berani - beraninya dengan aku" kata Gita mempertegas kata - Katanya

Sudah lah yang awalnya gagak berani tak gentar di maju terus, Ehh sekali disebut nama Ramadhan aja takut. Lari lah three omcil tadi takut tanpa meninggalkan sepatah kata lagi.

*:"Mampus tuh makan tuh sambal rawit"

"GITA" Alifa memeluk Gita sambil menangis kencang
"Udah jangan nangis, lain kali jangan tunggu disini tuh disana aja" kata Gita sambil memberi masukan untuk menunggu angkot  jangan disana

Setelah pindah ke penungguan taksi yang disarankan Gita, akhirnya ada juga taksi yang datang gitu di sepanjang jalan Alifa terus memegang tangan Gita dengan kenceng.

*:"Ciee Alifa takut ya wkkk"

Sesampainya di depan gang Cemara yang dimana itu adalah gang Kostan mereka, turun dan jalan kaki karena angkot gak bisa masuk ke gang tersebut sempit masalahnya.

Sesudah sampai di depan kostan Alifa langsung masuk dan memeluk mereka yang sudah datang.

waktu itu yang belum datang itu kebetulan Gita sama Alifa aja lagi, jadi sisanya itu ada di sana ohh ya tante Linda ada juga lo disana menunggu oleh - oleh dari kampung gitu.

*:"hehehehhe bisa aja deh tante Linda"

Mereka menanyakan kenapa Alifa menangis, namanya sih juga si Alifa kalo gak cerita sama mereka buka Alifa namanya.

Setelah mereka tau ceritanya terus Alifa nanya ke Gita dari mana dia tau nama Ramadhan itu bis mereka.

"Awalnya, aku turun dari bus aku liat kamu jalan menuju tempat angkot tadi jadi aku buntutin kamu lah. Aku padahal gak kenal tuh sama Ramadhan" kata Gita sambil ketawa
"Hah? Jadi tau nama Ramadhan itu? Sambar Aresta
"Ada supir kayanya manggil - manggil nama Ramadhan dengan sebutan bos gitu, nah makanya aku ngaku - ngaku bahwa Ramadhan itu abang aku." Kata Gita dengan menyerahkan 2 buah nanas yang Gita bawa dari kampung untuk oleh - oleh

*:"Dahh seneng tuh dapat oleh - oleh dari kampung yang banyak dan beranekaragam tuh"

"Terus lu kenapa gak kabur gitu Fa?" Tanya Key
"Boro - boro untuk kabur, jalan aja susah tau sangking takutnya" jawab Alifa
"Gue jadi lu, udah kabur tuh. Bodoamat yang namanya takut yang penting gue selamat" kata Key dengan nada bercandanya
"Sudah yang lalu biar lah berlalu, yang sering keluar sendiri hati - hati ini pada musih dah orang pada gitu mungkin kesambet setan kali. Yang penting sekarang anak tante sudah pada kembali ke kostan Mamilen" kata tante Linda dengan hangat

Didalam hati Gita sih masih ingin keluar sumpah serapah untuk Alifa yang lemot  tapi gimana ya? Gak usah diutarakan deh

kost Mamilen 96Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang