09

3.7K 298 19
                                    

Jimin berdiri di pintunya, berpegangan pada kusen, sambil memegangi dadanya. Tampak seperti ia baru saja lari dari parkiran dan sepanjang lorong.

"Hosh... hosh...." Jimin ngos-ngosan tapi tak urung menyeringai lebar pada sahabatnya.

"Lu belum mulai kan?" Gumamnya sambil ngeloyor masuk.

"Belum. Ayuk" ajak Tae.

Mata Jimin terbelalak melihat Yoongi yang sudah pasrah di ranjang Taehyung dengan dada mulus yang terekspos.

"Cantik banget kan dia?" Tae terkekeh mesum.

"Mantap emang my bro berhasil juga lu naklukin nih uke satu" Jimin ber-high five dengan Tae.

"Tapi gapapa nih? Ntar kita dituntut pasal pemerkosaan lagi kalau lu cuma bikin dia mabuk doang biar bisa main ma kita..."

"Nggak lah. Makanya apa-apa pikir pake otak dan rencana matang Chim...." Tae naik ke ranjang dan mengecupi rambut Yoongi yang wangi. Jimin ikut naik di sebelahnya membelai wajah manis yang sudah lama ia dambakan itu.

"Dia lagi patah hati. Hihihi.... kasian banget si cantik... bilang aja nanti kita nolongin dia di bar tapi ternyata malah dianya sendiri yang mau 'ditemenin'.... Orang lagi patah hati ga bisa mikir jernih gampang dimanfaatin" Tae menyunggingkan senyum liciknya.

"Gila lu akal bulus banget" Jimin menggeleng-gelengkan kepala. Jemarinya menyusuri dada Yoongi yang mulus.

"J-Jungkookie....."

Setitik air jatuh di sudut mata Yoongi ketika ia mendesah lirih. Tae dan Jimin saling bertukar pandang dan senyuman mesum. Lalu seolah dikomando mereka kompak mendekati Yoongi. Tae mengincar bibirnya dan Jimin mengincar lehernya.....

Bughhhhh!!

Jimin terjengkang dari kasur dan langsung pingsan. Seseorang memukul kepalanya begitu keras.

"Eh? Chim?" Taehyung terperanjat.

"Hyung, maaf.... ini kukembalikan lagi!"

Tae makin terperanjat melihat kemunculan Jungkook yang tiba-tiba. Sial. Dia lupa mengunci pintunya lagi tadi. Jungkook melempar surat kontrak dan amplop coklat ke arahnya. Tae menangkapnya reflek.

"Apaan sih lu? Lho! Yoongi mau lu bawa kemana?"

Jungkook menarik tubuh Yoongi yang masih pingsan dan langsung membawanya.

"Woy! Bangsat! Tunggu! Ah sial...." Tae bangkit dari kasur lalu ingat kalau ia hanya memakai celana dalam. Lalu iapun buru-buru memakai kembali celana jeans-nya.

"Eh?"

Resleting celananya macet. Tae menarik-nariknya kesal namun akibatnya... adik kecilnya terjepit.

"Aarrggghhhh!!!" Teriak Taehyung frustasi dan kesakitan sementara Jungkook sudah lari kabur sambil membawa Yoongi-nya.

.
.

.

"Aduhh...." Yoongi membuka matanya dan langsung memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Kau sudah siuman?" Seseorang menawarkan air putih padanya.

"Seoki?" Yoongi bergumam.

"Aku ada dimana?" Tanyanya bingung. Kamar kosan sederhana itu terasa asing baginya.

"Kamu di kosan Jungkook, adikku"

"Jungkook....? Adikmu?"

"Sepupu. Minum dulu Yoongi"

Yoongi meminum air putih itu. Lalu mengembalikan gelasnya yang sudah kosong.

"Jungkook ke apotek membeli obat untuk menghilangkan mabuk sekalian kusuruh beli makanan. Kamu gapapa?" Senyum Hoseok tulus. Yoongi jadi merasa ga enak...

✔️ Perjaka TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang