👻 SINGTO 👻

1.7K 94 13
                                    

Support me on Patreon (cek bio)
https://www.patreon.com/tiawattpad

👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻


Sore hari saat langit berubah jingga, seorang pemuda berseragam putih hitam baru pulang dari sekolahnya. Ia berjalan sendirian melewati sebuah jembatan. Saat ia hampir sampai di ujung jembatan, ia berhenti saat melihat seorang perempuan berambut hitam panjang sampai pinggang, memakai gaun putih hingga lutut sedang berdiri memandang sungai yang saat itu sedang banjir.

Pemuda itu memandang ke arah bawah, di tengah aliran sungai yang deras ada tubuh wanita yang tersangkut pada batu besar. Dari penampilannya, wanita itu sama persis dengan sosok wanita yang ada di atas jembatan.

Pemuda itu pun langsung menangkupkan kedua tangan di depan dada, sambil menutup mata ia pun berdoa. Dan saat ia membuka mata, sosok wanita yang ia lihat di jembatan menoleh padanya. Wajahnya pucat dan bibirnya biru, wanita itu tersenyum dan kemudian ia pun menghilang.

"Kau akan tenang di alam sana" batin pemuda tersebut.

Kemudian ia pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Rumah yang sederhana, ada seorang kakek yang sedang menyapu di halaman rumahnya saat ia melewati pintu gerbang.

"Kakek, aku pulang" ucapnya.

Kakek itu menoleh dan tersenyum. "Oh Singto, selamat datang. Bagaimana sekolahmu?"

"Baik. Aku masuk dulu ya..."

"Iya, masuklah... " si Kakek melanjutkan kegiatannya.

Singto masuk ke rumah. "Aku pulang"

Seorang pria 44 tahun menengok dari dapur dengan masih memakai apron dan memegang spatula. "Selamat datang. Singto, cepat mandi, ganti bajumu lalu sarapan"

"Iya Pa.... " Singto menjawab sembari melangkah masuk ke kamarnya. Ia keluar lagi sambil membawa handuk dan baju ganti.

Malam itu, Kakek Singto sedang duduk di ruang keluarga, anak laki-lakinya mondar-mandir untuk menata makan malam, sementara cucunya, Singto, datang dengan rambut masih basah dan sudah memakai baju santai.

"Mari makan... " ucap Papa Singto.

Makan malam itu di pimpin doa oleh sang Kakek selaku orang tertua, dilanjut dengan makan malam bersama. Malam yang tenang seperti biasanya tetap bisa dinikmati oleh tiga laki-laki beda generasi tersebut walau tanpa campur tangan seorang wanita.

Esok paginya, selesai sarapan, Singto langsung berangkat sekolah. Salah satu sekolah swasta yang paling dekat dengan rumahnya.

Di kelas 2-A, Singto yang terkenal dengan kepintarannya bisa dibilang 180° berbeda dengan saat ia berada di sekitar Ayah dan Kakeknya. Buktinya sekarang wajahnya datar tanpa ekspresi, matanya tetap lurus menatap ke depan walau beberapa temannya menyapa. Namun, itu hal yang biasa bagi siswa lain ketika diabaikan Singto. Itulah kenapa ia tak punya teman, kecuali satu orang.

"Singtoooo.... !!!" Seorang Siswa berlari ke arah Singto.

Seperti pada siswa lain, ia juga mengabaikan yang satu itu. Hingga Singto masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya yang berada di urutan ketiga di dekat jendela, siswa yang memanggilnya tadi masih terus seperti itu sampai duduk di kursinya yang berada di depan Singto.

"Singto, aku pinjam tugasmu" katanya.

Singto menatap malas laki-laki di depannya. "Kau tidak meminjamnya, kau menconteknya, Tay Tawan"

"Hey, kata-katamu pedas seperti biasa. Tapi, tolonglah temanmu yang baik ini.... "

Singto mengeluarkan bukunya dan memberikannya pada Tay. "Kerjakan dalam 10 menit"

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang