👻 PROJECT 👻

432 57 6
                                    

Sepulang dari kantor Than, seperti janji Krist, ia mengajak Singto untuk makan pizza. Namun Singto menolak.

"Akan ku traktir kau pizza, seperti janjiku tadi" kata Krist.

"Tidak perlu. Aku akan langsung pulang saja" kata Singto.

"Lho kenapa? Ini belum terlalu sore"

"Kakek sendirian di rumah. Papa bilang hari ini akan lembur. Jadi aku harus pulang cepat"

"Oh... kalau begitu kita beli pizza dan makan di rumahmu, bagaimana?"

"Tidak usah. Lupakan ucapanku tentang minta belikan pizza"

"Aku tidak melakukannya untuk itu. Aku melakukan ini karena aku memang berterima kasih padamu dan... aku ingin membahas sesuatu denganmu nanti. Ayo!" Krist menarik tangan Singto menuju mobil keluarga Krist.

"Paman, kita beli pizza dulu lalu ke rumah Singto" kata Krist.

"Baik Tuan muda" jawab si supir.

Mereka pun pergi membeli pizza sebanyak dua box ukuran besar lalu pergi lagi menuju rumah Singto. Disana, Todd sedang memberi makan burung peliharaannya di dalam sangkar. Ia mengerutkan kening saat ada mobil yang memasuki halamannya.

Singto yang pertama turun. "Aku pulang... "

"Singto? Ini mobil siapa?"

Belum sempat Singto menjawab, Krist menghampiri dengan kedua tangan membawa dua box pizza.

"Kakek! Masih ingat saya, kan? Saya Krist, teman sekelasnya Singto"

"Tentu. Ayo masuk... "

Mereka bertiga pun masuk ke rumah.

"Sini sini... " Todd mengajak Krist langsung ke ruang tengah.

Krist meletakkan dua box pizza ke atas meja. "Ini ada pizza untuk dimakan bersama"

"Ah terima kasih"

Singto pergi ke kamarnya untuk berganti baju. Krist melepas tasnya dan mengikuti Singto. Tanpa mengetuk, ia langsung masuk saat Singto sedang melepas bajunya.

"Oops!"

Singto mendelik. "Apa kau tidak tahu caranya mengetuk pintu kamar orang lain?"

"Hehe... maaf" Krist masuk ke kamar Singto yang ukurannya setengah lebih kecil dari ukuran kamarnya. Krist duduk di kasur Singto dan menatap sekeliling dan berhenti pada Singto yang akan melepas celana seragamnya.

Singto berhenti saat akan melepas retsleting karena tahu kalau ia sedang ditatap. Ia menoleh pada Krist. "Apa yang kau lihat?"

"Tidak ada" Krist menggeleng dengan wajah tak bersalahnya.

"Aku tetap tidak nyaman kau lihat begitu. Nanti kau iri karena punyaku lebih besar"

"Ey!!! Siapa juga yang iri!!" Krist berdiri dan beralih ke meja belajar Singto.

Singto kembali melanjutkan melepas celananya dan memakai baju santai, kaos hitam sleeveless dan celana coklat selutut. Tak lupa ia merapikan seragamnya dan menggantungnya di gantungan pakaian.

"Ayo keluar!" Kata Singto.

Krist mengambil bingkai foto dua anak laki-laki. "Apa ini kau?" Krist menunjuk anak laki-laki yang tak tersenyum.

"Hm.mm... "

"Kau itu sejak kecil memang tidak pernah tersenyum, ya?"

"Sudahlah, ayo keluar" Singto keluar kamar duluan.

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang