👻 FRIEND 👻

529 57 10
                                    

Di taman rumah sakit, Singto sedang duduk sendirian di bangku dekat lampu taman. Ia termenung, sibuk dengan pikirannya sendiri. Tiba-tiba, ia merasakan seseorang duduk di sampingnya. Singto menoleh pada Kakeknya yang menyodorkan secangkir teh hangat yang dibeli dari kantin rumah sakit padanya.

"Minumlah, mumpung masih hangat... " kata Todd.

Singto menerimanya dan meminumnya lalu terdiam lagi.

"Apa badan mu masih sakit?" Tanya Todd.

Singto mengangguk.

"Kau seharusnya tak meninggalkan teman-temanmu begitu saja"

"Mereka bukan teman-temanku, aku tidak akrab dengan mereka"

Todd memukul paha Singto.

"Akh! Kakek.... " Singto protes.

"Mereka menemanimu hingga kamu sadar, bagaimana bisa kau bilang mereka bukan temanmu!"

"Kami hanya teman sekelas, bahkan aku tidak pernah ngobrol dengan mereka"

"Kau kebanyakan bergaul sama Tay, jadinya nggak punya teman"

".... Aku tidak perlu teman... "

Todd menghela nafas. Pria 84 tahun itu paham betul sifat cucunya yang cuek dan tidak pandai bergaul.

"Tapi kau butuh mereka...., coba kalau tidak ada mereka siapa yang membantumu kemarin, hah!"

Singto tak menyangkal.

"Singto!"

Singto menoleh. Ada Kay yang berjalan ke arahnya. "Papa?"

"Dokter mengijinkanmu pulang, Papa sudah tebus perawatanmu dan obatmu. Kita bisa pulang sekarang dan oh ya... teman-temanmu tadi bilang kalau mereka pulang duluan"

Singto mengangguk. Ia, Ayahnya dan Kakeknya pun pulang ke rumah dengan naik taksi.

👻👻👻

Keesokan paginya di rumah Krist. Hari minggu itu ia gunakan untuk mengunjungi tempat bibinya di luar kota, ia dan kedua orang tuanya pergi ke rumah Kakak perempuan dari Ibunya yang baru saja pindah rumah seminggu yang lalu. Krist dan orang tuanya datang untuk berkunjung sekaligus memberikan sebuah bingkisan.

Mobil mini-bus putih milik keluarga Krist berhenti di depan rumah dua tingkat bercat putih tulang. Rumah yang cukup besar untuk ditinggali 3 anggota keluarga.

"Bibiiii.... " seru Krist saat keluar mobil dan melihat Bibinya menyambutnya di depan pintu.

"Ya ampun, Kit... " wanita 52 tahun keturunan tionghoa itu memeluk keponakannya erat. "Sudah lama kau tidak mengunjungi Bibi".

Krist melepas pelukannya. "Kit sibuk dengan sekolah Bi"

"Iya Bibi tahu, ayo masuk"

Krist dan kedua orang tuanya pun masuk ke rumah bergaya minimalis modern milik Bibinya itu. Mereka berkumpul dengan Paman dan anak perempuannya yang satu tahun lebih tua dari Krist di ruang tamu. Mereka ngobrol mulai dari masalah rumah sampai keseharian mereka di rumah baru.

"Kami diberi tahu rumah ini oleh seorang agen jual-beli rumah. Katanya dulu rumah ini dibangun 50 tahun yang lalu dan terus mengalami renovasi setiap ganti pemilik, tapi beruntungnya rumah ini tetap kokoh dan tidak pernah terlihat tanda-tanda kerusakan" kata Paman Krist.

"50 tahun? Itu lama sekali... " kata Krist.

"Lalu siapa pemilik aslinya?" Tanya Mama Krist.

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang