👻 DECISION 👻

439 57 0
                                    

Malam harinya, Kay dan Mike membuat barbeque di teras belakang rumah. Kedua Ayah itu sedang sibuk membalik daging sapi yang dibeli Mike. Todd sedang duduk di kursi kayu sambil menikmati secangkir teh ginseng. Sementara Singto dan Mook sedang menyiapkan alat makan dan makanan pendamping seperti sayur, buah serta minuman.

"Singto! Tolong ambilkan kecap di dapur!" Suruh Kay.

Singto menoleh. "Ya Pa... "

"Aku ikut... "

Mook berjalan di belakang Singto. Mereka berdua menuju dapur. Singto mengambil kecap dan Mook mengambil segelas air mineral dari dispenser dan meminumnya.

Selagi minum, sudut mata melihat satu pintu kayu yang memiliki banyak gembok. Mook menyudahi minumnya. "P'Sing, itu pintu apa?"

Singto menoleh ke arah pintu yang ditunjuk Mook. "Bukan pintu apa-apa. Kau sudah selesai minum? Ayo kembali"

"Tapi kenapa banyak sekali gemboknya?"

Singto mencari jawaban yang memungkinkan Mook untuk berhenti bertanya lebih. "Itu gudang"

"Oh... tapi ken-

"Sudahlah, ayo kembali" Singto pergi keluar duluan. Meninggalkan Mook yang masih penasaran.

Beberapa daging dan sosis yang Kay dan Mike panggang sudah matang. Mook membaginya di piring dan menatanya di meja.

"Wahhh... sudah lama tidak makan mewah seperti ini" kata Todd menyantap daging panggang dengan kecap.

"Kami benar-benar berterimakasih padamu Mike" Kay menepuk punggung Mike.

"Ey... ini bukan apa-apa, anggap saja sebagai per reunian kita" ucap Mike.

Merekapun menikmati makanan yang dibuat Kay dan Mike, mengobrol dan bergurau. Walau kebanyakan obrolan di dominasi oleh para pria dewasa, Mook dan Singto hanya menimpali beberapa kali.

Mike meminum minuman bersodanya yang tinggal sedikit hingga habis. "Hah... aku bersyukur bisa bermain kesini lagi"

"Main lah kesini sering-sering. Kebun mangga kami sebentar lagi panen" kata Kay.

"Wah... hubungi aku kalau sudah dipanen. Atau mungkin Singto bisa mengantarnya ke rumahku, haha... " gurau Kay.

Singto hanya tersenyum.

"... dan mungkin ia juga sekalian bisa memberi les pada Mook"

Kay menuang air mineral dari botol ke gelasnya. "Mook bisa dapat guru les lebih baik dari Singto. Kau juga bisa memasukkannya ke lembaga pembelajaran"

"Sudah pernah. Tapi, seminggu ia berhenti karena guru yang mengajar jelek" kata Kay membuat Mook menunduk malu.

Kay dan Todd dibuat tertawa karenanya.

"Sejak kapan wajah guru bisa berpengaruh... " kata Todd, ia mengusap kepala Mook yang tersipu.

"Tidak, tapi aku beneran. Singto, apa kau mau jadi guru les Mook? tadi Papa mu bilang kalau kau selalu juara kelas" kata Mike.

Singto melirik Kay untuk meminta pendapat, namun Ayahnya itu hanya mengangguk dan tersenyum memberi anaknya kebebasan untuk menjawab. "Um... saya tidak yakin bisa membuat Mook mendapat nilai bagus"

Mike merangkul Singto. " Jangan merendah, coba saja dulu, Mook terlihat lebih enjoy denganmu... "

"Papa!" Mook, dengan wajah merahnya, memukul pelan lengan Mike.

"Hahaha... baiklah maaf... " Mike beralih memeluk anak perempuannya itu.

"Sudah... sudah... ayo lanjutkan makan" seru Kay.

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang