👻 NEW HOME WATCHMAN 👻

505 65 11
                                    

Hari itu, Krist dan Singto menginap di rumah May dengan alasan kalau mereka berdua sedang berkunjung ke rumah teman dan sekalian mampir ke rumah May. Dan saat ini keduanya sedang ikut makan malam bersama kedua orang tua May.

"Makanlah yang banyak Kit" kata Mama May yang sedang menuang air mineral untuk suaminya.

"Sebenarnya aku sedang diet, tapi kalau lihat masakan Bibi, batal dietku"

Mama May tertawa. "Hahaha... Kau ini"

Papa May menatap Singto yang dari tadi memakan makanannya dalam diam. "Nak Singto sekelas dengan Kit?"

Singto menoleh. "Iya Paman"

"Mm... " Papa May mengangguk.

"Dia anak paling pintar di kelas kami, Paman" kata Krist.

"Benarkah? Wah... bagus itu"

Singto hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.

Lima orang di ruang makan itu pun melanjutkan makan malam sambil sesekali mengobrol dan bercanda. Namun saat Singto membantu membereskan alat makan untuk di bawa ke dapur, ia terdiam menatap pintu bercat coklat pudar yang May ceritakan.

Krist mendapati Singto yang menatap pintu yang menjadi target mereka. Ia mengambil piring yang dibawa Singto. "Itu pintu yang dimaksud"

"Ugh... " Singto menutup mulutnya.

"Kau kenapa? Kau merasakan sesuatu?" Krist menatap heran pada Singto yang tampak gelisah.

"Apa kita tak bisa melakukannya sekarang?"

"Hah? Tapi kau bilang nanti saja waktu tengah malam. Lagipula, masih ada Paman dan Bibi, aku ragu mereka akan mengijinkan kita"

Nafas Singto tersengal.

"Memang benar ada sesuatu ya di balik pintu itu?"

"Kita lihat saja nanti"

Mama May menghampiri Singto dan Krist. "Kit... "

Krist menoleh. "Ya Bi?"

"Ada satu kasur besar di kamar kosong di samping kamar May. Kau dan Singto bisa istirahat disana"

"Terima kasih, Bi"

Mama May kembali ke ruang tengah bersama suami dan anaknya. Sedangkan Singto dan Krist langsung menuju kamar tamu yang disediakan Mama May di lantai dua. Mereka berdua menunggu di dalam kamar hingga tengah malam.

Singto menunggu sambil membaca novel yang dipinjamkan May. Sementara Krist, ia sedang menahan diri untuk tidak tidur, ia berusaha untuk tetap bangun dengan memutari kasur tempat Singto membaca.

"Hah... sampai kapan kita menunggu?" Kata Krist.

Singto membuka halaman bukunya. "Paman dan Bibimu sudah tidur?"

"Aku akan tanya P'May" Krist keluar dari kamar menuju kamar May.

Namun, saat ia akan mengetuk pintu kamar May, ia mendengar suara tapak kaki telanjang di lantai bawah. Krist menoleh, Ia mengerutkan kening dan menajamkan indera pendengarannya. Tak lama kemudian, suara itu terdengar kembali. Dan tanpa pikir panjang, Krist segera kembali ke kamarnya.

"Singto!" Panggil Krist dengan berbisik.

Singto menoleh.

"A- ada suara di lantai bawah... ! Ayo kita cek!"

Singto menutup bukunya. Ia keluar dari kamar dan diikuti Krist dari belakang. Mereka turun ke lantai bawah yang lampu beberapa ruangan sudah dimatikan, hanya ada sorot lampu dari teras depan dan ruang tamu.

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang