👻 WAREHOUSE 👻

619 72 12
                                    

Malam hari jam 11.30 malam di rumah Singto, ia sedang berganti baju saat Kakeknya mengetuk pintu kamarnya.

"Singto... "

Singto merapikan penampilannya lalu membuka pintu. "Ya Kek?"

"Ada Tay di luar"

"Heh? Kenapa dia kemari?"

"Dia bilang dia ingin ikut denganmu"

"Baiklah. Aku akan keluar sebentar lagi"

Kakek Singto mengangguk lalu pergi. Singto mengambil ponsel serta boneka yang di temukan Kim keluar rumah. Disana, ada Tay yang berdiri sendirian menunggunya.

"Oy!" Panggil Singto.

Tay menoleh. "Sing, aku ikut denganmu ya?"

Singto berdiri di samping temannya itu. "Tidak boleh"

"Ah kenapa... ?"

"Kau kan tidak percaya hal-hal seperti ini, kenapa mendadak ingin ikut?"

"Adikku sakit dan berperilaku aneh karena boneka ini. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri dia sudah seperti orang gila karena boneka ini. Bagaimana aku tidak percaya?!"

Singto menghela nafas. " Aku bisa menyelesaikan ini sendiri. Kau bisa pulang"

"Tidak mau. Aku akan tetap ikut. Aku ingin tahu apa sebenarnya tujuan boneka ini mengganggu adikku dan kalau dia juga mengganggumu, aku yang akan turun tangan" wajah Tay terlihat penuh ambisi.

"Itulah kenapa aku tidak ingin kau ikut. Amarahmu yang mungkin nanti bisa membahayakanmu"

"Pokoknya aku mau ikut!"

Singto menghela nafas lagi, ia melihat jam tangannya sebentar. "Aku tidak punya waktu, kalau kau memang mau ikut, diam dan jangan lakukan apapun saat disana"

"Baiklah, aku janji"

Singto menggowes sepeda gunungnya dan diikuti Tay yang juga naik sepedanya menuju gudang belakang gedung sekolah mereka.

Setelah 20 menit mengayuh sepeda, mereka berdua pun sampai. Namun, Singto tidak masuk melalui gerbang depan, melainkan sebuah pintu besi yang penuh karat yang berada di tembok pagar bagian samping. Tay tak bertanya apapun, ia hanya diam mengikuti Singto.

Mereka memasuki area belakang sekolahan yang penuh rumput liar yang cukup tinggi. Ditambah gelapnya malam dan hanya lampu petromak LED milik ayah Singto yang menerangi, membuat keduanya harus masuk dengan menuntun sepeda mereka. Mereka terus berjalan beberapa meter hingga mereka berhenti saat hampir dekat denfan gedung tua yang menjadi tujuan mereka. Singto dan Tay mengerutkan kening saat melihat ada 4 orang yang berada di depan gedung tua tersebut.

"Siapa mereka?" Tanya Tay.

Singto berjalan mendekat dan keempat orang tadi menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat. Berkat sinar lampu petromak Singto, wajah keempat orang itu pun terlihat sedikit lebih jelas.

"Kalian? Sedang apa disini?" Tanya Tay. Ia

"Oh, Tay! Kalian sedang apa disini?" Off mengulangi pertanyaan Tay.

"Jawab pertanyaanku, bego! Bukan malah balik bertanya" omel Tay.

"Kami sedang uji nyali" kata Krist.

"Kalian juga mau uji nyali?" Tanya Newwie.

"Hanya orang bodoh yang melakukannya" Singto menstandart sepedanya dan berjalan sendiri menuju gudang.

"Oy Singto tunggu!" Tay berjalan cepat menyusul Singto.

"Lho... Kenapa mereka masuk?" Tanya Gun.

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang