👻 Regret Always Comes Last 👻

468 61 3
                                    

Krist dan Singto berangkat jam 4 pagi dari rumah May dan langsung mengantar Singto pulang. Krist mengajaknya berangkat ke sekolah bersama supaya tidak telat. Dan disinilah mereka, dengan wajah mengantuk mereka berjalan beriringan menuju kelas yang beberapa menit lagi bel tanda masuk berbunyi.

Saat mereka masuk kelas. Tay yang sudah datang duluan menoleh pada Singto yang berjalan ke arah bangkunya. Tay memutar kursi dan menghadap Singto yang merebahkan kepala diatas mejanya.

"Singto? Kau biasanya datang lebih awal dan juga kenapa kau datang bersama Krist?" Tanya Tay.

"Cerewet kau Tay... " gumam Singto. Matanya terpejam, ia merasa ada yang bergelayutan di kelopak matanya dan membuatnya menjadi berat untuk dibuka.

Tak berbeda dengan Singto, Krist yang duduk di belakangnya juga langsung menyembunyikan kepala di lipatan tangan diatas mejanya. Newwie, Gun dan Off saling bertatapan penuh tanya.

"Kau begadang nonton film lagi, Krist?" Tanya Newwie yang di sebelah Krist.

Krist tak menjawab, bahunya naik turun perlahan, tanda ia sudah tertidur.

"Hah... selalu seperti ini" gumam Newwie menggelengkan kepala.

"Tapi kenapa dia masuk dengan Singto?" Tanya Gun.

Off melihat Singto yang juga tertidur. "Apa mereka habis melakukan sesuatu kemarin?"

Gun dan Newwie mengendikan bahu.

Dan tak lama kemudian bel masuk berbunyi dan selang beberapa menit guru pelajaran pertama masuk. Tay membangunkan Singto dan begitu juga Newwie membangunkan Krist. Namun perbedaannya adalah Singto tetap bisa menyerap pelajaran dan menjawab pertanyaan guru walau ia sering menguap, sementara Krist sama sekali tak bisa memahami apa yang dijelaskan gurunya dari awal, ia sibuk menahan matanya agar tetap terbuka.

Barulah pada jam istirahat, keduanya kembali tertidur di meja. Bahkan mereka mengabaikan ajakan teman-temannya untuk makan siang.

Tay yang kembali dari kantin membawa kopi susu untuk Singto. "Sing! Nih minum!"

Singto mengangkat kepala lalu langsung menyambar kotak karton kopi susu yang dibelikan Tay dan meminumnya.

Tay menatap wajah sayup Singto. "Kau seperti mayat hidup. Kantung matamu parah"

"Aku tahu... "

"Kau habis begadang semalam?"

"Habis ketemu penunggu rumah baru"

"Hah? Rumahnya siapa?"

Singto menyedot habis minumannya dan menyandarkan kepalanya di dinding. "Rumah sepupunya Krist"

"Oh... jadi karena itu kau datang bersama Krist"

Krist yang duduk di belakang Singto, mengangkat kepala saat mendengar namanya disebut. "Kalian membicarakanku?"

Tay menoleh pada Krist. "Singto bilang kalian pergi berdua kemarin"

Krist mengusap wajahnya. "Memang. Padahal aku menunggu-nunggu akan melihat penampakan, tapi tidak, aku tidak melihat apa-apa disana"

Singto melirik Krist. "Seharusnya kau bersyukur karena tidak melihat hantunya"

"Ey... Aku ingin melihat Kakek Penunggu yang kau ceritakan itu"

"Memangnya kau mau apa kalau bisa melihatnya? Mau mengajaknya foto? Main?"

Mata Krist berputar. "Um.... ngobrol"

"Dasar bodoh!" Seru Singto.

"Kenapa mengataiku?! Kau juga sering mengobrol dengan mereka, kenapa aku tidak boleh?"

[END] Sixth Sense 1 : I See You - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang