Him. 8

505 77 0
                                    


"Ets ets ets mau kemana ?" Gue yang baru menekan tombol di kunci mobil di tahan Yuna, temen kuliah gue.

"Ya pulang lah!"

Yuna malah menggelengkan kepalanya, memberikan sebuah kertas yang terlipas rapih. Gue melihat ada logo kampus di depannya dan juga ada kop surat. Hemmm, kok perasaan gue gak enak.

Yuna membuka surat itu dan menunjukkannya ke wajah gue, lalu membacanya dengan lantang layaknya pekerja di kerajaan yang membacakan sayembara.

"Teruntuk Ms. Nada yang terhormat, anda terpilih menjadi peserta lomba debat antar kampus se-Jawa Barat"

What ?!

Mata gue terbelalak sepenuhnya, gue merebut surat itu dengan cepat. Membaca kata demi kaya yang ada di surat itu, bahkan nama gue di kasih tanda Boldnya.

Gue tau kok gue berbakat dalam hal debat, tapi kenapa harus kepilih dari banyaknya orang yang pintar bacot di kampus ini. Dan lagi tingkatnya provinsi, oke sekali lagi PROVINSI!

Bukannya senang karena terpilih, gue malah merosotkam bahu merasa terbebani. Masalahnya beban gue soal tugas kemarin yang gagal karena temen gue itu belum menghilangkan emosi di kepala, dan ini udah nambah aja beban gue.

"Gak usah terlalu kaget gitu lah, gue tau kok lo soal bacot itu ahlinya. Apalagi soal bacotin orang"

Yuna mengambil kertas di tangan gue dan melipatnya lagi, memasukkan ke dalam amplop putih polos lalu ia masukan ke dalam tas gue.

"Mending kita naik mobil yuk, nanti mobil lo dicolong karena dalam keadaan gak ke kunci" Yuna berjalan melewati gue lalu memutari mobil dengan santainya dan masuk.

Gue mengikutinya, lalu masuk dan duduk di kursi pengemudi. Yuna di dalam udah rapih aja dengan sabuk pengamannya. "Bentar, lo ngapain pake sabuk pengaman kalo cuma mau ngobrol ?"

Yuna menggelengkan kepalanya, "gue gak tau lo malah jadi bego setelah dibegoin temen lo yang lupa bawa draf lo itu. Tapi please lah Nad, lo baca semua dari surat kan ?"

Meski tidak terima di sebut bego, tapi rasanya gue gak bisa menyanggah. Dia berdecak, menepuk setir mobil yang sedang gue pegang. "Kita daftar ulang dulu Nada, dan daftar ulangnya sekarang. Hari ini. To Day. Oneul. Ayeuna"

"Kok ngedadak sih ? Gue aja baru tau gue kepilih"

"Lo kemarin terlalu pundung sama Zaki sampe lo gak sadar kalo dosen kita tercinta bikin pengumuman kalo mahasiswanya itu yang membuatnya kesal sekaligus bangga karena terpilih masuk team debat kampus. Ah gimana sih lo, gue aja yang budeg denger loh"

"Ya terus urusan lo masuk tuh apa ? Nganter gue ? Lo kan gak gabung team"

"Karena gue dapet amanah dari sang ketua BEM tercinta dan mantan tercinta lo untuk menemani lo untuk daftar ulang. Karena mantan lo itu lagi rapat di rektorat. Nyuruh gue duluan nganter lo, nanti dia nyusul. Dan jangan lupa, dia juga ikut team debat ya Nada. Selamat kembali berhubungan sang mantan"

Gue memejamkan mata, apalagi ini tuhan. Memijat kepala yang semakin pening, gue mencoba menenangkan pikiran dulu hingga akhirnya melajukan mobil meninggalkan parkiran kampus.

"Btw daftarnya kemana ?"

"Kampus pacar lo"

Jawaban singkat Yuna membuat gue terdiam, mengingat kejadian dua hari yang lalu. Kejadian yang sampai saat ini gue gak dapet penjelasan apapun dari dia, bahkan kabar pesan pun gak ada tentang hal itu.

Him || Cho Seungyoun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang